Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rangga Sahputra

Terobosan Menhan, Di Tengah Kendala Pembelian Alutsista

Info Terkini | Wednesday, 19 Oct 2022, 20:54 WIB

Pembelian alutsista yang mutakhir sebagai bagian dari penguatan pertahanan merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia. Terlebih lagi, negara lain telah berlomba dalam alutsista yang canggih dan mutakhir bisa menjadi ancaman bagi Indonesia.

Namun, dalam prakteknya ternyata untuk pembelian alutsista dari negara lain ternyata tidaklah mudah seperti membeli di toko. Salah satu kendalanya antar Pemerintah yang disertai dengan adanya campur aduk unsur politik dan industri pertahanan.

Misalnya, dalam pembelian pesawat F-16 dari Amerika terkendala setelah Indonesia yang harus mendapatkan izin parlemen. Atas kondisi tersebut, Menhan Prabowo mengambil terobosan dengan membeli alutsista dari negara Prancis.

Dipilihnya negara tersebut dinilai tidak terlalu mencampuri urusan politik maupun industri pertahanan. Jadi, langkah yang diambil Prabowo merupakan upaya yang hebat dalam memperkuat pertahanan RI.

Apalagi, dalam proses pembelian tersebut dilakukan secara langsung antar Pemerintah yang menghapus broker. Sehingga, harga yang ditawarkan sesuai dengan kesepakatan atau tidak melambung karena biaya broker.

Terobosan Prabowo dalam pembelian pesawat Rafale merupakan produk alutsista baru dan bukan bekas.

Perlu dicatat, dengan pembelian pesawat baru terjadi transfer teknologi yang sesuai dengan amanat Undang-undang. Tentu, dalam pengadaan pesawat tersebut juga sekaligus menyertakan kelengkapan dari bom atau rudal yang sesuai.

Sehingga, dengan pengadaan alutsista dari Prancis tersebut diharapkan dapat memperkuat pertahanan NKRI. Sehingga, kedaulatan tetap terjaga, masyarakat merasa aman dalam menjalankan aktivitas dan menjadi negara maju.

Sebagainana diketahui, Wakil Kepala Pusat Penerangan TNI Brigjen TNI Rano Tilaar menilai campur aduk antara urusan politik dan industri pertahanan masih menjadi kendala dalam pembelian alutsista dengan skema G to G (government to government) atau antarpemerintah.

Ia mencontohkan salah satunya adalah Amerika Serikat.

Menurutnya proses jual beli beberapa alutsista yang dijual oleh industri alutsista mereka harus mendapatkan izin dari parlemennya.

Namun demikian, kata dia, seringkali parlemen akan mengangkat masalah-masalah yang telah dilakukan oleh Angkatan Bersenjata dari pemerintah yang akan membeli alutsista tersebut.

Ia mencontohkan beberapa waktu lalu pemerintah mengerahkan Satuan Tempur Kavaleri TNI yakni tank Scorpion di Aceh.

Tetapi pada saat itu, kata dia, Inggris kemudian memprotes bahkan berjanji tidak akan menjual sparepart dan amunisi tank Scorpion tersebut.

Persoalan tersebut kemudian membuat pemerintah akhirnya menarik penggunaan tank Scorpion di Aceh.

Hal tersebut disampaikannya dalam Webinar Indonesia Strategic & Defence Studies bertajuk "Tantangan Kavaleri Dalam Perang Modern" di kanal Youtube ISDS Indonesia.

Selain itu, kata dia, hal serupa terjadi ketika pemerintah mau membeli pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat.

Ia mengatakan dalam prosesnya keterlibatan Indonesia pasca diserahkannya kembali Timor Timur atau Timor Leste ke PBB diungkit-ungkit.

Sehingga akhirnya, kata dia, pemerintah mengalami kesulitan dalam proses jual beli tersebut.

"Salah satu gebrakan dari pada Menteri Pertahanan pada saat itu, yaitu Bapak Prabowo Subianto adalah membeli alutsista ini dari Prancis," kata dia.

Seperti yang diketahui, lanjut dia, beberapa waktu lalu datang pesawat-pesawat Rafale ataupun juga pesawat tempur yang kecil dan ringan namun tidak kalah kedigdayaannya di udara dibandingkan dengan pesawat-pesawat Amerika yang bentuknya besar-besar.

Bahkan, kata dia, mereka membawa pesawat Air Bus yang bisa mengangkut penumpang sekaligus bisa digunakan untuk mengisi bahan bakar Rafale di udara.

"Kenapa saat ini pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan sebagai stakeholder yang diberikan kewenangan untuk membeli alutsista ini beralih ke Prancis dikarenakan oleh negara ini tidak mencampuri urusan politik dengan urusan dagang atau urusan industri pertahanan mereka. Jadi kita bisa membeli asalkan memang ada anggarannya," kata dia.

Sumber : Tribunnews.com

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image