Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image AL Debaran

Sangat Setuju ! Pemerintah Diminta Ajukan Lisensi Ekspor Ke AS Untuk Program KFX

Info Terkini | Sunday, 16 Oct 2022, 18:52 WIB

Industri pertahanan nasional saat ini tengah berkembang dengan menghasilkan produk unggulan. Di samping itu, kerjasama dengan negara lain dalam bidang militer sudah memperlihatkan hasilnya.

Seperti dengan kerjasama Indonesia dan Korea Selatan yang menghasilkan produk pesawat tempur KFX/ IFX. Namun, salah satu kendala yang dihadapi adalah mendapatkan lisensi secara langsung dari Amerika Serikat untuk pesawat itu.

Ada sejumlah komponen yang dipegang lisensinya oleh AS untuk pesawat tempur semi siluman tersebut. Diantaranya: electronically scanned array (AESA) radar, infrared search and track (IRST), EOTGP dan lainnya.

Secara kasat mata, masalah tersebut belum bisa menjadi kendala mengingat sepak terjang Indonesia. Salah satunya, dengan pengadaan pesawat Sukhoi dari Rusia yang tentu menjadikan pertimbangan.

Donald Trump mengeluarkan UU akan memberi sanksi bagi yang berhubungan dengan perdagangan pertahanan Rusia. Tentu, dengan pembelian pesawat tempur Sukhoi dari Rusia, Indonesia harus menerima konsekuensinya.

Meski begitu, secara diplomatik bangsa Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan negara Paman Sam ini. Harapannya, melalui jalur pendekatan diplomatik dari Kemlu diharapkan mendapatkan lisensi dari AS.

Dengan mendapatkan lisensi tersebut, harapan bangsa Indonesia memiliki kekuatan yang tangguh segera tercapai. Terlebih lagi, dengan terwujudnya kemandirian alutsista menjadikan negara Indonesia semakin kuat.

Sebelumnya, Pemerintah diharapkan segera mengajukan lisensi ekspor agar mendapatkan izin dari Amerika Serikat (AS) untuk menindaklanjuti program KFX/IFX, di program kerja sama pertahanan Pemerintah RI dan Republik Korea.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Indonesia (Sekjen Kemenhan RI) periode 2010-2013, Marsdya TNI (Purn.) Eris Herryanto mengatakan Kementerian Luar Negeri perlu mengajukan lobi-lobi kepada Department of State AS agar memberikan export licenses, demi kemandirian industri pertahanan dalam negeri Indonesia.

"Pemerintah dalam hal ini Kemlu harus mengajukan kepada department of state AS untuk memberikan export licenses. Ini perlu ada permohonan dan lobi-lobi tentang ini," kata Eris dalam workshop yang diselenggarakan FPCI dan Korea Foundation (KF) di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa.

Marsdya Eris mengatakan sejak awal export licenses menjadi hambatan bagi Indonesia dalam program KFX/IFX, karena pihak Korea mendapatkan teknologi dari AS.

Dalam sistem yang berlaku di AS, menjual peralatan maupun teknologi dari AS kepada siapapun harus mendapatkan izin lisensi ekspor atau export license dan pengajuannya cukup memakan waktu.

Saat ini ada sekitar 129 teknologi kunci, sementara pihak AS tidak memberikan 4 teknologi kunci kepada pihak manapun. Sedangkan AS tidak memberikan 9 teknologi kepada Indonesia.

Masalah yang sangat krusial lainnya adalah bahwa Pemerintah AS tidak memberikan export license kepada indonesia dalam bentuk LRU atau teknologi yang lain.

Padahal LRU dan teknologi-teknologi yang lain sudah mulai digunakan di prototipe. Hal ini yang membuat hambatan kerja sama Indonesia dengan Korea dalam program KFX/IFX.

"Di awal TAA, kita mendapat support penuh dari korea, belajar dari korea jg mendapatkan awal-awal TAA sebelum tahun 2000an atau saat membuat T50 dan KF-16 itu mereka juga berupaya untuk mendapatkan export licence dan pengalaman itu diberikan kepada kita. Jadi kita dapat support dari Korea. Saran saya Kemlu mengajukan permohonan untuk export licence," ujarnya.

KFX/IFX merupakan program pengembangan bersama yang dilaksanakan Korsel dengan RI yang perjalanannya cukup panjang, diawali dengan penandatangan Letter of Intent (LOI) oleh kedua negara pada tahun 2009.

Dalam prosesnya kerja sama ini juga mengalami renegosiasi hingga akhirnya berhasil mencapai kesepakatan yang lebih solid pada 2021, tepatnya pada November, secara musyawarah ketika kedua pihak telah merumuskan kembali sebuah joint agreement.

Baru-baru ini, uji terbang KF-21 Boramae di Korea Selatan disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), M Herindra dalam Upacara Perayaan KFX/IFX di Sacheon Air Base, Korsel pada Rabu (28/9/2022).

Sumber : Tribunnews.com

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image