Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dewi Yunita Anjani

Resensi Novel Hujan - Tere LIye

Sastra | 2022-10-14 12:54:27

HUJAN ~ TERE LIYE

sampul bagian depan novel Hujan karya Tere Liye

Identitas Buku

Judul : Hujan

Penulis : Tere Liye

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Umum

Tahun terbit : 2016

Tebal buku : 320 halaman (20 cm)

ISBN : 978-602-03-2478-4

Sinopsis

Novel ini menceritakan tentang Esok dan Lail sebagai salah satu tokoh utama, keduanya dipertemukan setelah gunung meletus pada tahun 2042. Efek letusan gunung yang dahsyat membuat seisi bumi menyisihkan manusia dan tersisa sekitar 10% manusia.

Esok yang memiliki nama panjang Soke Bahtera merupakan sosok anak muda yang pintar dan jenius, saat 16 tahun ia berpindah ke ibu kota untuk meneruskan sekolahnya dan ia berhasil membuat mobil terbang untuk pertama kalinya.

Sedangkan Lail sosok wanita sederhana yang tinggal di panti social sebagai relawan kemanusiaan dan mendapatkan pendidikan di sekolah perawat. Ia ternyata memiliki perasaan untuk Esok namun tidak dapat mengungkapkannya.

Cerita ini menggunakan latar di tahun 2041-20150 yang berarti menceritakan kecanggihan teknologi di masa depan, dan peran manusia akan tergantikan dengan teknologi dan ilmu pengetahuan. Manusia juga semakin dimanja dengan berbagai teknologi yang sudah ada, seperti tidak perlu repot memasak, menjahit, dan beberapa aktivitas lainnya.

Konflik dari cerita ini saat Lail akan memodifikasi ingatannya di pusat terapi saraf dan ia ingin melupakan tentang hujan, kemudian Lail menceritakan tentang kehidupannya dari terjadinya bencana alam sampai tiba di pusat terapi syaraf.

Unsur Interistik

1. Tema: tentang persahabatan, tentang cinta, tentang perpisahan, tentang melupakan, dan tentang hujan.

2. Tokoh

- Lail: Seorang gadis yang pemberani dan memiliki jiwa sosial. Dia juga seorang gadis yang pintar dan berbakat.

- Elijah: Seorang fasilitator yang menjalani tugasnya dengan jujur dan professional.

- Esok/Soke Bahtera: Seorang ilmuwan muda yang paling terkemuka bahkan saat usianya baru tujuh belas tahun.

- Marya: Seorang gadis yang memiliki selera humor, dan memiliki jiwa sosial.

- Ibu Lail: Seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya. Bahkan hingga akhir hidupnya, ia masih memberikan dukungan kepada Lail.

- Ayah Lail: Seorang ayah yang sangat perhatian kepada anaknya.

- Wali Kota: Seorang public figur dalam keluarganya.

- Istri Wali Kota: Seorang ibu yang mengangga Lail sudah seperti anaknya sendiri.

- Claudia: Mudah bergaul dengan orang lain dan tidak membeda-bedakan teman.

- Ibu Suri: Seseorang yang memiliki watak tegas kepada anak-anak panti.

3. Latar

a. waktu

Pagi :

- Pagi hari, berita tentang penduduk yang kesepuluh miliar tersebar dimana-mana.

- Letusan Gunung Merapi dan Gempa Bumi terjadi pada pagi hari disaat Lail sedang berangkat ke sekolah barunya.

- Pagi ini pegunungan hijau dan lembah luas terhampar luas.

- Di Pagi harinya, Esok mengajak Lail mengunjungi sebuah tempat

Siang

- Pada jam makan siang, Lail dan Maryam dipanggil mendadak oleh Ibu Suri

- Di siang harinya, diumumkanlah kelulusan Lail dan Maryam dari Sekolah Keperawatan.

Sore

- Baru kemarin sore dia menyaksikan sendiri ibunya jatuh ke lorong kereta gelap.

- Di sore hari, Esok mengajak Lail ke toko kue ibunya.

- Sorenya, dengan masih diliputi sukacita lulus dari sekolah, Lail dan Maryam tiba-tiba dipanggil ke kantor Ibu Suri.

Malam

- Malam pertama, Lail dan Esok menginap di rumah sakit yang merawat Ibu Esok.

- Malam kedua, Lail dan Esok menginap ditempat pengungsian.

- Malam hari, disaat hujan badai, Lail dan Mariam memberikan peringatan kepada penduduk Kota Hilir Sungai bahwa kota tersebut akan dituruni air bah.

b. tempat

· Trotoar

· Stasiun kereta

· Kereta bawah tanah/kapsul kereta

· Ruangan 4 x 4 m kubik

· Taman kota

· Rumah Lail

· Toko kue

· Kolam air mancur Central Park

· Rumah Sakit

· Panti Sosial

· Sekolah Keperawatan

· Markas Organisasi Relawan

· Stadion sepak bola/tempat pengungsian nomor 2

· Tempat latihan relawan

· Lubang tangga darurat

· Sebuah kota yang memiliki teknologi yang canggih

c. suasana

- Mengejutkan: Kereta kapsul berhenti secara mendadak karena adanya letusan Gunung Purba di belahan benua lain.

- Panik: Terjadinya gempa susulan di lorong kereta.

- Tragis: Ibu Lail jatuh ke dalam lorong kereta.

- Senang:

· Lail menerima telepon dari ayahnya.

· Lail dan Marayam lulus tes yang dilakukan untuk menjadi seorang relawan.

- Sedih

· Lail dan Esok berpisah sementara karena Esok akan diadopsi oleh seorang Wali Kota.

· Lail mengira Esok pergi dengan kapal raksasa tersebut bersama Claudia.

- Bahagia: Esok dan Lail menikah di tengah teriknya matahari

4. Alur: Alur novel ini maju mundur. Antara tahun 2042an hingga 2050an.Dimulai tahun 2050 saat tokoh utama mendatangi sebuah tempat yang bisa menghapus ingatan menyakitkan.

5. Sudut pandang, yang digunakan yaitu orang ketiga. Contohnya: dia, ia, dan nama orang.

6. Amanat:

- Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan sebelum semuanya jelas

- Ikhlaslah menerima semua takdir Allah

- Tolonglah dengan ikhlas orang orang yang membutuhkan bantuanmu

7. Gaya bahasa: Lugas adalah hal-hal mengenai yang pokok-pokok saja, bersifat apa adanya, dan tidak berbelit-belit.

Unsur Ekstrinstik

1. Latar Belakang Pengarang

Tere Liye adalah seorang nama pena dari seseorang bernama Darwis. Dia bersekolah SD dan SMP di SDN 2 dan SMN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Lalu dia melanjutkan pendidikannya di SMUN 9 Bandar Lampung. Setelah itu, dia melanjutkan berkuliah di Universitas Indonesia dengan mengambil fakultas Ekonomi. Ia lahir pada 21 Mei 1979. Dia menikah dan memiliki dua anak. Salah satu yang menjadi ciri khas di setiap novelnya, dia jarang sekali menampilkan biografinya. Darwis. Akhir-akhir ini, dia membuat buku dengan judul hanya satu kata.

Hubungan antara Tere Liye dengan novel ini adalah ketika dia menjelaskan kehidupan di universitas."Lail dan Maryam menghabiskan makan siang di kantin sekolah keperawatan. Dua mangkuk sup kaldu. Mereka sedang istirahat, setelah kuliah tentang saraf tadi, sekaligus menunggu jadwal kuliah Biomedik 45 menit lagi."-Halaman 194

2. Nilai - nilai

- Segi politik : Ketika seorang pemimpin sudah membuat suatu keputusan, maka orang yang lebih tahu dari padanya tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah nya. (Halaman 221)

- Segi sosial : Lail ( si penulis ) memiliki sikap sosial yang tinggi. Dia lebih mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri. Walaupun yang dia lakukan berbahaya baginya, dia lebih mementingkan nyawa orang lain. ( Halaman 149 )

- Segi budaya : Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini dan masa yang akan datang, seseorang tidak lagi memperhatikan hal-hal yang ada disekitarnya. Mereka lebih asyik bermain dengan teknologi tanpa memperhatikan berita dan hal yang terjadi disekitarnya. ( Halaman 15 )

- Segi agama : Semaju apapun teknologi di muka bumi ini, tidak ada yang bisa mencegah kehendak Tuhan. Seperti gempa bumi yang sangat dahsyat pada saat itu, teknologi yang sudah sangat begitu canggih pada tahun 2042 tidak bisa untuk mencegahnya

3. Nilai Moral

- Bersyukur : menerima dan mensyukuri segala nikmat dan rezeki yang telah di berikan oleh sang pencipta karna kita tidak tahu kapan dan di mana nikmat itu akan di ambil.

- Gotong royong : untuk saling bekerja sama untuk meringankan beban yang ada dengan mencapai tujuan yang diinginkan.

- Rasa Kemanusian : dengan saling merasakan apa yang sedang orang lain rasakan. Untuk menimbulkan simpati dan empati terhadap sesama manusia yang lainnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image