Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yupiter Sulifan

Tari Banjar Kemuning : Semangat Membara Istri Nelayan

Edukasi | Tuesday, 11 Oct 2022, 06:33 WIB

Nama Banjar Kemuning adalah sebuah desa yang terletak di pesisir pantai Sidoarjo. Tepatnya di Kecamatan Sedati. Di desa ini, mayoritas penduduknya adalah nelayan yang mengais rezeki dari laut lepas pantai Sidoarjo. Meski begitu, profesi warga Banjar Kemuning kini semakin beragam.

Tarian Banjar Kemuning seringkali dipentaskan dalam pembukaan suatu acara formal dan informal di Sidoarjo. Seperti saat pembukaan Expo Campus MGBK SMA Negeri Swasta se-Sidoarjo, 26 September lalu. (foto-foto : Yupiter S)

Karena mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan, inilah yang mengilhami seniman tari Agustinus Heri Sugianto untuk menciptakan sebuah tarian bernama Banjar Kemuning. Tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai acara resmi di Sidoarjo dan beberapa kota besar baik dalam dan luar negeri.

Tari Banjar Kemuning diciptakan oleh Heri Sugianto, seniman yang juga mengajar mata pelajaran seni budaya di SD Pucang I Sidoarjo. Heri Sugianto berfokus pada seni tari, dan menggunakan banyak karya berupa tari untuk menggambarkan kehidupan, karakter, dan sifat nelayan di wilayah pesisir desa Banjar Kemuning.

Dalam pertunjukan tari ini diiringi alat musik khas Jawa seperti demung, kenong, saron, gamelan, dan lain-lain. Musik pengiringnya memiliki aura semangat yang dinamis.

Penari dapat melakukan gerakan cepat dan terkadang lambat untuk membuat ekspresi yang berbeda ini serta untuk membangkitkan emosi penonton.

Tari Banjar Kemuning dapat dibawakan secara individu, namun banyak juga yang dibawakan secara berkelompok dengan pakaian dan gerakan yang kompak dan berirama. Sebagian besar penari yang terlibat antara dua dan dua belas tahun.

Sejarah Tari Banjar Kemuning

Awal mula tarian ini diciptakan dengan tujuan untuk tampil di festival tari saat diadakan lomba tari se-Jawa Timur. Tarian ini terinspirasi dari kisah hidup para nelayan yang menggantungkan hidupnya pada pantai. Pada tahun 1997, Heri Sugianto memperkenalkan tarian ini pada pembukaan pertunjukan.

Cerita yang digambarkan dalam tarian ini sebenarnya tidak terfokus pada nelayan, tetapi juga pada istri nelayan.

Kekuatan dan ketangguhannya dalam menghadapi kerasnya hidup saat suaminya berlayar terlihat jelas. Bersyukur dan berdoa kepada sang pencipta bagi seorang istri, mohon keselamatan suami yang sedang berlayar mencari ikan dan keluarga.

Meski masih baru, tarian tradisional ini terus berkembang pesat. Banjar Kemuning lebih sering ditampilkan dalam berbagai acara. Bahkan pada tahun 2000, Duta Seni Internasional memperkenalkan tarian ini sebagai budaya khas Indonesia.

Terbukti dengan pementasan tarian ini di banyak negara seperti Singapura, Australia, Inggris, bahkan Belanda. Pencipta tarian ini, Heri Sugianto, mengungkapkan berbagai ciri khas melalui gerakan tari, seperti:

1. Kebiasaan nelayan dalam mengelolah hasil tangkapan ikan.

2. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kegiatan penangkapan ikan seperti lingkungan, kondisi pasar, dan musim.

3. Kehidupan masyarakat pesisir cukup sederhana, belum tertembus budaya luar. Masyarakat mempunyai tujuan dan tanggung jawab untuk melaksanakan hukum menurut kesepakatan yang dirundingkan bersama dalam musyawarah.

4. Masyarakat umumnya mengandalkan profesi nelayan untuk mendapatkan penghasilan.

5. Istri nelayan memiliki sikap tegar, ulet, dan ikhlas dalam menghadapi kerasnya hidup sambil menunggu suaminya datang dari melaut.

Gerak yang rancak padupadan dengan kostum yang mencolok, khas penampilan warga pesisir.

Tari Banjar Kemuning baru-baru ini juga ditampilkan pada acara pembukaan Expo Campus 2022 yang diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) SMA Negeri/Swasta se-Sidoarjo, 26 September lalu di gedung Auditorium Smamda Sidoarjo. Siswa SMA Negeri 1 Waru yang membawakan tari Banjar Kemuning, Dannysa Puspo Julyna kelas XI MIPA 7 dan Harmoni Ramadhani Selaras Cintania Dherta kelas XII IPS 3 dengan sangat apik dan rancak. Padupadan kostum yang mencolok, inilah tarian khas Sidoarjo, tari Banjar Kemuning.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image