Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Agung Izzul Haq

Tragedi Kemanusiaan di Kanjuruhan Malang

Kabar | Tuesday, 04 Oct 2022, 11:08 WIB

Tragedi peristiwa kerusuhan yang terjadi di stadion kanjuruhan malang pada sabtu 1 oktober 2022 kemarin sangat memberikan duka yang mendalam terhadap pihak yang ditinggalkan oleh para korban, baik itu korban luka-luka hingga meninggal dunia.

Kerusuhan yang terjadi di stadion kanjuruhan malang kemarin terjadi setelah pertandingan sepak bola antara yang mempertemukan Persebaya Surabaya dengan Arema FC. Tidak disangka pertandingan yang diharapakan menjadi pertandingan yang asik dan seru diakhiri dengan kejadian kemanusiaan yang menewaskan banyak korban jiwa dan diantara mereka juga ada yang masih kecil-kecil.

Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang ini diperpara dengan penembakan gas air mata yang secara membabi buta dengan mengarahkan langsung ke arah tribun yang penuh sesak para aremania. Ini pun juga diiringi dengan tidak adanya pintu akses keluar dari dalam stadion yang ditutup dan dengan sebab ini lah para aremania panic dan berlarian untuk keluar stadion pun juga kekurangan oksigen dan mengalami sesak nafas.

Penggunaan gas air mata ini sangat disayangkan dalam penangan kerusuhan di dunia sepak bola. Jika melihat dari regulasi peraturan FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion, polisi tidak diperbolehkan menggunakan gas air mata dalam stadion, peraturan ini terdapat pada pasal 19 B yang berbunyi “No fi rearms or “crowd control gas” shall be carried or used” (Tidak boleh membawa atau menggunakan senjata api atau 'gas pengendali ma

Dari peraturan FIFA tentang pengamanan dan keamanan stadion sangat jelas tidak diperbolehkan menggunakan gas air mata di dalam stadion saat menangani massa. Akibat dari penggunakan gas air mata oleh pihak Polisi ini berakibat kematian oleh para aremania yang kekurangan oksigen dan tidak bisa keluar dari pintu stadion karena ditutup.

Langkah aparat yang salah ini berakibat menewaskan banyak korban jiwa ini menjadi catatan tragedi kerusuhan sepak bola dalam kanca dunia dan menjadi peringkat kedua korban kerusuhan yang terjadi di rana sepak bola. Sangat disayangkan jika sepak bola menjadi ajang pembantaian, yang seharusnya menjadi media hiburan untuk semua kalangan namun adanya kejadian ini akan menjadikan pandangan yang buruk tentang sepak bola.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image