Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andi

Bluebird Gandeng Mountrash untuk Dorong Peran Sektor Transportasi dalam Mendukung Pengelolaan Sampah

Eduaksi | Wednesday, 28 Sep 2022, 14:31 WIB
Jakarta, 29 September 2022 - Guna merealisasikan upaya implementasi Visi Keberlanjutan Perseroan dan mendukung langkah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, PT Blue Bird Tbk menggandeng mitra KLHK, PT Mountrash Avatar Indonesia (Mountrash) penyedia platform pengelolaan sampah, untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat, bersih dan nyaman, serta berpartisipasi dalam mengurangi timbunan sampah nasional. Kerjasama ini dilakukan melalui program implementasi dropbox sampah digital di lima (5) pool Bluebird yang ditujukan bagi para pengemudi dan karyawan dan diharapkan cakupannya akan diperluas ke seluruh pool Bluebird. Kelima pool tersebut adalah pool Mampang, pool Ciputat, pool Kelapa Gading, pool Daan Mogot, Pool Kalibata. Hal ini menunjukan komitmen Bluebird, sebagai salah satu perusahaan jasa transportasi terbesar di Indonesia, untuk melestarikan alam dan lingkungan, melalui pengelolaan sampah berkelanjutan.

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono menyatakan bahwa inisiasi pengelolaan sampah ini pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi dampak sampah terhadap lingkungan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. “Langkah ini menunjukan kontribusi kami terhadap pencapaian Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas) Pengelolaan Sampah, dimana Indonesia menargetkan reduksi sampah hingga 30 persen atau sebanyak 20,9 juta ton dengan tingkat pengelolaan sampah sebesar 70 persen atau sebesar 70,8 juta ton pada 2025.”

Pesatnya pertumbuhan populasi dan ekonomi di Indonesia menyebabkan produksi sampah yang menggunung tiap tahunnya. Indonesia menempati Indonesia menempati peringkat kedua sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah China[1]. Demikian juga yang dinyatakan oleh Indonesia Center Environment Law (ICEL), Indonesia menghasilkan sampah plastik sebanyak 3,2 juta ton dan 1,26 juta ton diantaranya masuk ke laut[2]. Belum lagi berdasarkan data KLH, angka sampah plastik meningkat tajam sekitar 40% dari tahun 2019, sebelum pandemi, menjadi 6.68 juta ton di 2021, salah satunya karena tingginya aktivitas belanja online dan pesan antar (delivery) yang meningkat saat PSBB dan PPKM.

Sigit menambahkan, melalui kemitraan-kemitraan dengan berbagai pihak lain, Bluebird sejak tahun 2015, melalui Pool Bali, telah mulai berupaya menurunkan produksi sampah plastik dalam wilayah operasionalnya. Hal ini dilaksanakan dengan pengurangan pemakaian 3.575 botol plastik per hari atau 1,2 juta per tahun. "Di pool Bali, kami telah melakukan substitusi dan pengelolaan sampah, sehingga dapat menghemat biaya pengelolaan sampah hingga 60 persen," kata Sigit.

“Langkah-langkah pengelolaan sampah ini sejalan dengan Visi Keberlanjutan Bluebird untuk mengurangi dampak emisi karbon dan buangan operasional sebanyak 50% pada 2030 melalui tiga pilar keberlanjutan Bluebird, yaitu BlueSky, BlueLife, dan BlueCorp,” lanjut Sigit.

Sejalan dengan Visi Keberlanjutan ini, Bluebird telah turut mengambil bagian dan akan terus mendukung agenda keberlanjutan Pemerintah, demi terciptanya masyarakat yang madani, sejahtera, dan bahagia, serta berkelanjutan. Beberapa diantaranya adalah dengan melakukan transisi ke kendaraan listrik dan armada berbahan bakar CNG, menerapkan sistem 3R (reduce, reuse, recycle) untuk pengelolaan sampah, mengurangi polusi lingkungan terutama udara, serta perencanaan untuk melakukan instalasi solar panel di kantor pusat Perseroan dalam rangka menghemat energi hingga 150 ribu KWH.

Direktur Pengurangan sampah KLHK Shinta Saptarina Soemiarno menjelaskan bahwa berdasarkan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, pengelolaan sampah pada tahun 2021 mencapai 29,33 juta ton sampah per tahun. Pencapaian tersebut tentunya membutuhkan dukungan dari banyak pihak, termasuk badan usaha dan lembaga-lembaga. Pasalnya, salah satu alasan utama tingginya angka sampah di Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan daur ulang sampah.

“Diperlukan pendekatan yang berbeda untuk dapat mengubah perilaku masyarakat. Salah satunya adalah menciptakan sebuah sistem yang dapat mengangkut sampah dalam skala besar, dimana teknologi digital menjadi kunci utamanya. Selain mengurangi sampah plastik, aplikasi pengelolaan sampah juga menawarkan keuntungan dan peluang pendapatan bahkan lapangan pekerjaan. Karenanya kami menyambut baik kolaborasi antara pelaku industri transportasi seperti Bluebird dan penyedia solusi pengelolaan sampah digital seperti Mountrash yang kita saksikan hari ini. Besar harapan kami partisipasi seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat semakin meningkat dalam rangka mendukung pencapaian target Kebijakan dan Strategi Nasional (JAKSTRANAS) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga oleh pemerintah," jelas Shinta.

Salah satu aplikasi pengelolaan sampah adalah Mountrash, sistem pengelolaan sampah mandiri yang dapat mengumpulkan sampah plastik dengan cepat, bersih, dan langsung dari sumbernya. Aplikasi ini menawarkan layanan sistem pengelolaan sampah digital yang bisa dioperasikan secara mandiri dan dikelola secara transparan, bertanggung jawab dan berkelanjutan. Saat ini, pelayanan Mountrash terdapat di wilayah Jabodetabek, dan telah dapat digunakan di wilayah di luar Pulau Jawa seperti Kalimantan, Sulawesi hingga ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan animo yang sangat baik.

Direktur Utama PT Mountrash Avatar Indonesia, Gideon W. Ketaren, menyatakan bahwa persoalan sampah secara nasional harus diselesaikan dengan pendekatan yang implementatif agar berbagai komitmen dan regulasi yang dikeluarkan Pemerintah dapat memberikan solusi yang berdampak. Untuk mengatasi isu sampah, dibutuhkan kesadaran dan komitmen menyeluruh, untuk bisa mencapai hasil yang kita semua idamkan, Indonesia yang bersih dan sehat.

"Mountrash hadir menjawab kebuntuan dari berbagai persoalan sampah. Saat ini kami fokus di sampah plastik dan kedepannya akan dikembangkan untuk semua jenis sampah. Saat ini Mountrash telah mengolah ratusan ton jenis sampah, termasuk 242 ton sampah plastik dari total 14,5 juta botol plastik yang digunakan atau bekas dikonsumsi oleh sekian juta masyarakat Indonesia,” jelas Gideon.

Melalui Mountrash, lebih dari 14,5 juta ton plastik terselamatkan. Sampah plastik tersebut dikelola dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan. Hal tersebut tidak terlepas dari 70 ribu pengguna Mountrash yang mulai sadar akan dampak buruk dari sampah. Mereka merupakan nasabah dan pengelola dropbox sampah digital.

Sebagai penutup Sigit menyatakan bahwa kolaborasi dengan Mountash merupakan wujud sikap yang bertanggung jawab atas semua sampah yang dihasilkan. Selain itu, Mountrash juga membantu menciptakan ekonomi sirkular dan melahirkan generasi sadar sampah. “Kegiatan ini merupakan aktivitas ekonomi yang sejalan dengan prinsip ekologi dan anjuran kebijakan yang berlaku dan merupakan langkah yang sangat penting bagi Perseroan." tutup Sigit.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image