Nagari Bersekolah Perspektif Kaum Muda
Eduaksi | 2022-09-27 15:40:07Dengan masih banyaknya kelemahan Pendidikan Nasional khususnya daerah Kabupaten Pesisir Selatan berbagai pihak perlu segera membenahi dan mereformasi dunia pendidikan sebagai bentuk investasi sumber daya manusia yang diharapkan dapat bersaing di era global. Untuk menghadapi era globalisi pendidikan hari ini, harus adanya pendidikan yang di luar jadwal sekolah formal seperti yang di canangkan oleh Bupati Kabupaten Pesisir Selatan Drs. Rusma Yul Anwar, M.Pd, yaitu; Nagari bersekolah, misalkan mengajak anak-anak untuk kembali ke surau, belajar di surau/mesjid yang berada di Nagari di Kabupaten Pesisir Selatan.
Pemuda sebagai pagar nagari, ia akan memagar dari seluruh persoalan dalam Nagari, namun kenyataannya pemuda membawa tungkek rabah, pemuda tersandung dalam persoalan narkoba, LGBT, pelaku kriminalitas, pelaku asusila, dan lainnya. Pelaku demikian pemuda kehilangan fungsi tersebut.
Kemudian persoalan organisasi pemuda sudah beranjak dari surau, persoalan penyakit masyarakat tidak lagi dibicarakan di surau, pemuda tidak lagi berkontribusi untuk solusi dari persoalan tersebut. Surau sebagai tempat ibadah, begitu salam diucapkan masyarakat pemuda pulang kerumah masing-masing, tidak berdiam diri di mesjid untuk membicarakan persoalan tersebut. Sehingga jamaah, baik dari kalangan pemuda, orang tua tidak lagi berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain untuk saling berbicara tentang persoalan dalam Nagari itu sendiri. Penyakit masyarakat tidak lagi terbaca oleh masyarakat lain akibat tingginya sifat individualistis.
Selain itu pepetah juga mengatakan “Dirikan sholat taruih manaruih, jikok sakik ado aturan, iduik baulemu baaama tuluih, sumbayang subuah jadi didikan”
Sebagai Nagari beradat, agama adalah pondasi utama umat muslim dalam menjalankan adat istiadat. Dengan berpegang teguh kepada rukun Islam, yang mana salah satunya adalah anjuran untuk mendirikan salat bahkan ketika sakit sekalipun. Hidup berilmu dan beramal adalah sebagai tugas dan kewajiban sebagai muslim. Salat subuh sebagai pembuka jalan keberhasilan.
Dengan hal ini saya meyakinkan bahwa inofasi pendidikan nagari bersekolah yang disusun diluar jam sekolah formal ini dapat memberi manfaat untuk generasi muda menyalurkan minat dan bakatnya sesuai dengan kemerdekaan belajar yang tercantum didalam kurikulum merdeka belajar kemudian akan disandingkan dengan profil pelajar pancasila. Yaitu pertama beriman, bertakwa kepada Tuhan, dan beraklak mulia. Kedua kebhinekaan global. Ketiga bergotong royong. Keempet mandiri. Kelima kreatif dan keenam bernalar kritis
Hal ini dapat ditemukan melalui Nagari bersekolah seperti halnya, cabang olah raga yang diminati, pengembangan seni budaya yang dapat dijumpai melalui sanggar seni, kelompok belajar tahfidz al-qur’an, magrib mengaji, subuh berjamaah dan berbagai kegiatan lainnya yang dinilai mampu menanamkan profil pelajar Pancasila.
Kemudian sebagai kaum muda kita mengharapkan kepada seluruh elemen seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Pesisir Selatan, pemangku adat, perangkat Nagari, sekolah, orang tua siswa, guru, dan tokoh masyarakat lainnya agar dapat bekerja sama dalam menerapkan Nagari bersekolah ini di desa-desa di kab. Pesisir Selatan. Kemudian kepada Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan agar dapat mendampingi segala bentuk kegiatan Nagari bersekolah ini sebagai bentuk representasi kepada anak muda agar dapat terwujud sesuai dengan apa yang diinginkan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.