Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image RESI AZHARANI SHAFA 2021

Keunikan Bahasa Arab Menjadi Faktor Perkembangannya

Eduaksi | Wednesday, 01 Dec 2021, 10:34 WIB

Berbicara tentang bahasa, tentunya setiap bahasa memiliki kekunikannya masing-masing, yang mana mencangkup dari segi pembentukan kata, pembentukan kalimat, bunyi atau yang lain sebagainya. Bahasa Arab misalnya, ia memiliki keunikan yang lebih dibandingkan dengan bahasa lainnya. Karna selain bahasa Arab sebagai bahasa tertua yang masih tetap eksis dan tidak berubah sejak zaman dahulu, bahasa Arab merupakan bahasa semitik yang telah dipergunakan oleh kaum jazirah Arab sejak berabad-abad yang lalu.

Bahasa Arab juga terpilih sebagai bahasa pengantar wahyu, yang membuatnya semakin berkelas, karena Al-qur’an diturunkan dalam berbahasa Arab sehingga bahasa Arab menjadi bahasa yang wajib dipelajari bagi umat islam agar dapat memahami agamanya dan isi kandungan kitabnya. Sebagaimana Firman Allah SWT “Sesungguhnya kami telah menjadikan Al-qur’an dalam bahasa arab, supaya kalian bisa memahaminya”.

sumber : pixabay
sumber : pixabay

Sebagai bahasa yang menjadi kunci agar dapat memahami agama islam, maka tidak ada satupun bahasa yang dapat menggantikan posisinya, karna hanya bahasa arab lah yang digunakan dalam Al-Qur’an dan Hadist yang mana merupakan kitab umat muslim. Umar bin Khattab berkata “Pelajarilah bahasa Arab, sesungguhnya ia bagian dari agama kalian”. Dengan demikian bagi umat islam sangatlah penting untuk mempelajari bahasa Arab, sebab bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa komunikasi antara manusia dengan Sang Pencipta melalui peribadatan umat muslim seperti shalat, dzikir, do’a, dan membaca Al-Qur’an, karena bacaan didalamnya pun menggunakan bahasa Arab.

Dalam buku History of The Arabs Philip K. Hitti mengatakan bahwa pada abad pertengahan selama ratusan tahun Bahasa Arab merupakan bahasa pengetahuan, budaya, dan pemikiran progresif di seluruh wilayah dunia yang beradab. Dan kini bahasa Arab telah menjadi bahasa internasional, apalagi di wilayah Timur Tengah dan Afrika. Bahkan, bahasa Arab juga menjadi salah satu pelajaran wajib di berberapa negara yang minoritas islam.

sumber : pixabay
sumber : pixabay

Ada keunikan tersendiri yang terdapat pada bahasa Arab, hanya dengan perbedaan baris atau perubahan huruf saja dapat mengubah maknanya, salah satu contohnya pada kata "أَشْرَفَ" jika menggunakan huruf "ش" ia memiliki arti paling mulia, berbeda dengan kata "أَسْرَفَ" jika menggunakan huruf "س" maka akan memiliki arti paling boros, misalnya pada kalimat "الصلاة والسلام على اشرف الانبياء" yang artinya “Shalawat dan salam kepada Nabi yang paling mulia”. Lalu bagaimana jika penggunaan huruf yang salah dengan memakai huruf "س", tentunnya kata yang paling mulia akan berubah menjadi yang paling boros. contoh lainnya yaitu apabila terdapat dua kata yang jika terpisah artinya akan bersatu atau sama, dan jika bersatu artinya akan berbeda atau terpisah, ini yang dikenal dengan ungkapan. "اذا افترق اجتمع واذا اجتمع افترق" Adapula beberapa kata yang dapat bermakna ganda dan uniknya maknanya pun dapat berkebalikan. Dan dibedakan dari konteks kalimatnya. Misalnya pada kata "زوج" yang artinya adalah suami, akan tetapi uniknya ia dapat juga berarti pasangan, sehingga dapat pula diaritikan sebagai istri.

Kekayaan kosakata dan banyaknya makna dari setiap kata-katanya inilah, yang membuat bahasa arab menjadi paling berbeda dengan bahasa lain di dunia. Bahasa arab juga telah memberi banyak kosakata pada bahasa lain dari dunia islam, dalam bahasa inggris misalnya, banyak kata inggris yang diserap dari bahasa arab. Keunikan dan keindahan bahasa arab inilah yang menyebabkan umat islam semakin tertarik untuk mempelajari bahasa arab. Tingginya minat masyarakat muslim untuk mempelajari bahasa arab baik untuk tujuan keagamaan, pendidikan, ekonomi, politik, budaya, dan tujuan-tujuan lain nya, sehingga bahasa arab menjadi pelajaran wajib dan banyak dipelajari di sekolah non-formal seperti madrasah, pondok pesantren, dan kursus-kursus yang sifatnya non-formal. Sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa keagamaan dan pendidikan lah yang menjadi alasan utama mereka untuk mempelajari bahasa Arab. Bahasa Arab diranah pendidikan internasional pun sering digunakan seperti pada kajian di Harvard University dan Oxford University, Forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), bahkan di Korea Utara bahasa Arab adalah salah satu mata kuliah yang wajib dipelajari oleh mahasiswa.

Seiring dengan berkembangnya ilmu sains dan teknologi bahasa Arab terus mengalami perkembangan. Bahkan saat ini bahasa Arab telah menjadi bahasa internasional yang mana bersanding dengan bahasa internasional lainya seperti bahasa Inggris, tak kalah dengan bahasa Inggris rupanya bahasa Arab saat ini sangat banyak peminatnya, sehingga bahasa arab banyak dipelajari diberbagai negara baik negara yang mayoritas beragama islam maupun negara yang minoritas islam. Saat ini terdapat 25 negara yang mengklaim bahwasanya bahasa Arab sebagai bahasa resmi dinegaranya. Terhitung saat ini tidak kurang dari 313 juta penutur bahasa arab di seluruh dunia, inilah yang membuat bahasa Arab menjadi bahasa yang berada di posisi kelima paling banyak digunakan setelah bahasa Mandarin, Spanyol, Inggris, dan Hindi.

Jadi dapat disimpulkan bahasa Arab adalah bahasa tertua sekaligus bahasa agama islam. Sebab sumber utama ajaran islam terdapat pada Al-Qur’an dan Hadist yang mana kitab ini keduanya menggunakan bahasa arab. Oleh karena itu, bahasa arab bisa disebut bahasa yang istimewa karena melalui bahasa ini komunikasi antara tuhan dan makhluk-Nya dapat terjalin, tentunya diperantarai dengan Al-Qur’an. Untuk mempelajari sumber utama islam, maka Bahasa Arab lah salah satu syarat untuk bisa memahaminya. Maka bagi umat islam sangatlah dianjurkan untuk mempelajari bahkan menguasai bahasa Arab tujuannya agar terhindar dari kesalahpahaman dalam beragama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image