Kendalikan Harga Pangan, NU Care-LazisNU bersama Bank Indonesia DIY Berdayakan Bibit Cabai
Info Terkini | 2022-09-10 12:14:28YOGYAKARTA - Membantu mengendalikan harga pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), NU Care-LazisNU DIY bersama Bank Indonesia (BI) memberdayakan bibit cabai melalui program budidaya pangan cabai pada Pesantren se DIY.
Disampaikan Ketua LazisNU DIY Mambaul Bahri, kegiatan pelatihan program budidaya pangan cabai bagi pesantren ini merupakan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan.
"Ini merupakan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan, dan program ini hasil kerjasama antara Bank Indonesia dengan LazisNU," ujar Mambaul Bahri, Sabtu (10/9/2022) disela pelatihan.
Nantinya, lanjut Mambaul, bibit cabai akan dikemas dalam polybag, dan dibagikan kepada 22 pesantren di DIY.
"Masing-masing setiap pesantren akan mendapatkan 100 bibit cabai dalam polybag, selain itu akan ada 1.560 bibit cabai untuk karyawan Bank Indonesia," katanya.
Program ini akan berlangsung selama empat bulan, yang nantinya dinilai sesuai hasil panen cabai tersebut.
"Selain itu, kita juga sudah bekerjasama dengan pihak ketiga yang akan membeli hasil panen cabai tersebut," katanya.
Sementara, Sekretaris PWNU DIY, Muhajir sangat mengapresiasi pelatihan ini, mengingat minimnya lokasi untuk bertani di wilayah DIY.
"Melalui program ini akan menjawab permasalahan minimnya lahan untuk bertani di DIY," kata Muhajir.
Dia juga berharap, dengn program pelatihan budidaya pangan cabai di pesantren ini, bisa menambah pengetahuan para santri.
"Nantinya para santri tidak hanya cakap pada ilmu agama, tapi mereka juga menjadi penggerak masyarakat dibidang pertanian," katanya.
Pihak Bank Indonesia, diwakili Asisten Direktur Kantor Perwakilan BI DIY, Harso Hutomo pada kesempatan itu menyampaikan gerakan urban farmin cabai yang dilakukan di pesantren-pesantren, dapat menjadi percontohan.
"Dan dapat ditularkan kepada masyarakat sekitar, sebagai salah satu bentuk pengendalian inflasi," jelasnya.
Harso berharap melalui kegiatan ini, dukungan terhadap pengendalian inflasi pangan dari seluruh stakeholders secara nyata dapat berdampak pada stabilisasi harga dan terkendalinya inflasi pangan di DIY.
"Termasuk di lingkungan pondok pesantren dan lingkungan masyarakat," pungkas Harso Hutomo. (Mas We)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.