Pembuatan Tempe Kedelai dengan Cara Tradisional
Kuliner | 2022-09-06 23:38:34tempe merupakan salah satu jenis makanan nabati yang mengandung nutrisi tinggi. Bahkan selama ini tempe dikenal sebagai makanan dengan sumber protein tinggi yang dibutuhkan tubuh. Bukan hanya itu, tempe juga memiliki berbagai kandungan mineral lain seperti kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, vitamin A, vitamin B6, juga asam folat.Selain memiliki berbagai kandungan kaya gizi, tempe pun menjadi salah satu makanan favorit yang cocok diolah menjadi berbagai menu hidangan. Mulai dari menu makanan yang digoreng, ditumis, maupun diolah menjadi berbagai camilan lezat. Rasanya yang gurih, memang tidak pernah gagal memanjakan lidah dengan berbagai hidangan olahannya. Tidak heran, produksi tempe di dalam negeri menjadi suatu kebutuhan tersendiri yang harus dipenuhi. Hal ini tentu saja didasari oleh permintaan pasar yang selalu meningkat. Bahkan pada momen tertentu seperti perayaan hari-hari besar produk tempe selalu laris di pasaran. Terkadang, sebagian masyarakat pun menjadi kesulitan mendapatkan tempe karena selalu terjual habis.
Dalam oroses pembuatan tempe melalui proses fermentasi yang terjadi memungkinkan adanya perubahan kimia pada protein,lemak,dan karbohidrat,yang menjadikan kadar protein tempe jumlahnya sembilan kali lipat lebih banyak daripada sumber protein lain.Ada beberapa khasiat tempe bagi tubuh manusia yaitu : 1.mencegah dan mengendalikan diare;2.memperlancar pencernaan;3.menurunkan kadar kolestrol;4.menghambat resiko jantung koroner,penyakit gula,dan kanker.Tempe yang paling dikenal baik di Indonesia dan juga di dunia adalah tempe kedelai. Pembuatan tempe kedelai dapat melalui dua cara, yaitu tradisional dan modern.
Secara umum tidak ada perbedaan khusus antara tradisional dan modern, hanya saja proses tradisional membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses pengupasan kedelainya.
Cara pembuatan tempe kedelai dengan cara tradisional : 1.pemilihan dan pencucian kedelai,biji kedelai yang di pilih untuk di jadikan sebagai dasar tempe harus bagus,bernas,dan padat berisi,pemilihan tersebut agar menghasilkan tempe yang baik dan berkualitas.setelah itu mencuci kedelai dengan berulang-ulang kali selama 5 jam. agar pasir dan kotoran tidak menempel pada kedelai yang siap untuk di olah;2.perendaman awal, kedelai di rendam dalam air selama 12 jam,yang mana dalam proses ini akan memudahkan pengupasan kulit biji kedelai Pada saat kedelai direndam berlangsung proses fermentasi oleh bakteri yang ada di air;3.pengupasan kulit.Pengupasan kulit dapat di lakukan dengan cara biji kedelai Yang di injak-injak jika produksi tersebut dengan jumlah yang besar jika produksi rumahan maka caranya bisa lebih higienis, yaitu dengan alat pengupas biji;4.perendaman lanjutan agar kedelai mencapai tingkat keasaman yang baik;5.pencucian Kedelai yang telah di rendam berfungsi untuk menghilangkan bakteri dan mikroorganisme yang tumbuh selama perendaman serta membuang kelebihan asam dan lendir yang terproduksi;6.perebusan lanjutan,berfungsi sebagai proses sterilisasi untuk mematikan mikroorganisme yang tumbuh selama perendaman umumnya proses ini memakan waktu 40-60 menit;7.penirisan dan pendinginan,biji yang telah di rebus di tiriskan dengan di tebarkan di atas nampan yang lebar dan besar agar lebih mudah tiris dan dingin;8.penambahan ragi pada kedelai di lakukan pada suhu swkitar 37⁰C.setiap 1 kg biji kedelai, takaran ragi di gunakan 1 sendok makan.kemudian di aduk dan di campur rata yang di lakukan di atas nampan;
9.pembungkusan bahan untuk membungkus bisa menggunakan bahan alami seperti daun jati atau daun pisang,atau bahan buatan seperti plastik yang di nilai lebih praktis dan efisien;10.permentasi pemecahan senyawa kompleks.proses fermentasi di diamkan selama 1 hingga 2 hari untuk dapat menghasilkan tempe segar yang dapat di konsumsi,yang di fermentasikan di kamar pada suhu 38-40⁰C.jika tempe disimpan selama 3 hari,maka akan mengalami penurunan kualitas yang terlihat dari rasa, tekstur, warna, dan bau.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.