Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adhyatnika Geusan Ulun

Pemanfaatan Media Sosial TIK TOK dalam Media Pembelajaran

Edukasi | 2022-09-02 22:01:43
Wika Karina Damayanti, S.Pd., S.H., M.Pd

Oleh: Wika Karina Damayanti, S.Pd., S.H., M.Pd.

(Analis Kebijakan Ahli Muda Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat)

Perkembangan pesat berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat ditahan, suka maupun tidak berbagai perubahan sebagai dampak dari perkembangan zaman akan selalu melekat dalam kehidupan manusia.

Perubahan perlu disikapi dengan bijak, karena pada hakekatnya perubahan memiliki tujuan positif untuk kehidupan yang lebih baik lagi. Buka pikiran, tingkatkan literasi, bangun komunikasi, dan kembangkan kemampuan guna mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan.

Perubahan terjadi dalam segala aspek, salah satunya dalam dunia pendidikan. Cara pembelajaran konvensional tidak tepat lagi jika diterapkan dalam era digital saat ini. Pendidikan terkini perlu menyesuaikan dengan beragam kemajuan dari pengetahuan dan teknologi yang terjadi.

Jika pola pembelajaran masih tetap dilakukan secara konvensional seperti dahulu maka anak-anak akan tetap berjalan ditempat tanpa keberdayaan mengikuti pesatnya perkembangan dunia.

Pendidikan bukanlah ilmu pasti yang bersifat stagnan, namun ilmu yang terus berkembang secara dinamis mengikuti tren perubahan yang terus terjadi. Pendidikan tidak seperti ilmu matematika dimana rumus keliling persegi tetap 4 x sisi dan 1 tambah 1 tetap 2. Dunia pendidikan dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman.

Seorang sahabat Rasulullah SAW yaitu Ali bin Abi Thalib pernah mengungkapkan hal yang cukup fenomenal mengenai pendidikan anak, yakni “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”.

Ungkapan Ali bin Abi Thalib tersebut menegaskan bahwa pola pembelajaran dalam dunia pendidikan harus terus berkembang mengikuti segala perubahan yang terjadi dalam dunia ini.

Mengikuti trend revolusi industri 4.0 maka segala bentuk pendidikan dan pembelajaran harus di arahkan kedalam nuansa digital.

Anak generasi Z dan generasi Alfa memerlukan stimulan dengan memanfaatkan media digital sesuai dengan zamannya untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas. Meskipun terdapat sisi negatif dari media digital, namun dampak positifnya jauh lebih banyak jika digunakan dengan bijak.

Menurut Aji (2017) bahwa pada saat ini internet menjadi fasilitas yang sangat diperlukan dalam kehidupan, media dalam pembelajaran dipilih untuk menyesuaikan materi yang diajarkan agar peserta didik dapat memahami materi dengan baik.

Pembelajaran dengan memanfaatkan internet menjadi jawaban dari pendidikan bagi generasi saat ini. Pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Pemilihan media pembelajaran harus menarik dan juga dekat dengan anak.

Media pembelajaran di era digital harus diselaraskan dengan pengembangan teknologi. Transformasi pendidikan sangat kental dengan kekuatan internet yang semakin menarik seperti magnet. Penyelarasan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan dekat dengan anak dapat membantu berjalannya proses pembelajaran secara efektif.

Terdapat banyak platform online yang dapat dimanfaatkan untuk media pembelajaran, salah satunya adalah media sosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial sangat dekat dengan kehidupan anak, bahkan jika ditanya cita-cita, banyak anak yang ingin menjadi seorang youtuber, selebgram, creators tiktok (tiktokers), atau influencer yang erat dengan ketenaran dan pendapatan fantastis dari media sosial. Berdasarkan hal tersebut maka media sosial dapat menjadi alternatif yang efektif untuk dijadikan sebagai media pembelajaran bagi anak generasi Z dan Alfa.

Salah satu media sosial yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran dan memiliki banyak pengguna adalah Tiktok. Menurut tekno.kompas.com ada sekitar 10 juta pengguna aktif aplikasi Tiktok di Indonesia. Mayoritas pengguna dari media sosial Tiktok adalah anak usia sekolah generasi Z.

Aplikasi Tiktok memiliki berbagai kontroversi yang mengakibatkan pemblokiran pada tahun 2016 lalu. Namun terlepas dari kontroversi tersebut pengguna Tiktok di Indonesia menembus lebih dari 10 juta pengguna, hal tersebut menjadikan Tiktok sebagai primadona media sosial.

Tiktok tak lepas dari segala kontroversinya, stigma negatif masih melekat dalam benak masyarakat, namun disisi lain banyak manfaat yang dapat diambil dari media sosial Tiktok ini, seperti menjadi media promosi yang memiliki dampak besar bagi penjualan atau pemasaran dan media pembelajaran yang sangat menarik bagi anak usia sekolah.

Penggunaan Tiktok sebagai media pembelajaran ini menghasilkan efek positif pada anak dalam meningkatkan motivasi belajar, kreativitas, dan menambah rasa percaya diri.

Menurut Bulele (2020) Tiktok memilki keunggulan yang disukai oleh peserta didik melalui berbagai konten menarik serta sebagai wadah bagi peserta didik yang mempunyai minat dalam membuat video sesuai dengan kreativitasnya. Melalui Tiktok kemampuan digital anak dapat meningkat seiring dengan peningkatan kreatifitasnya dalam membuat konten kreatif.

Berbagai manfaat baik dari penggunaan Tiktok dalam pembelajaran diantaranya adalah : materi ajar dapat tersampaikan dengan menarik, ringkas, singkat, dan mudah diterima, dapat meningkatkan kreatifitas anak, menjadi media pembelajaran yang menyenangkan serta tidak membuat bosan, meningkatkan rasa percaya diri dan keaktifan anak.

Jika seorang guru dapat mengambil nilai positif dari pemanfaatan media sosial Tiktok dalam pembelajaran, maka suasana belajar yang menyenangkan akan tercipta dan berdampak sangat baik terhadap psikologis anak.

Simpulan

Media pembelajaran merupakan hal penting yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dan juga ketertarikan anak agar lebih mudah menangkap materi yang disampaikan.

Pemanfaatan media sosial sebagai bagian dari pembelajaran menjadi inovasi yang perlu diapresiasi karena media sosial dapat menjadi media pembelajaran yang menarik dan efektif jika dikemas sedemikian rupa.***

Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun-Penulis: Wika Karina Damayanti, S.Pd., S.H., M.Pd.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image