Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hidayah Qudus

Lancarnya Work From Anywhere dan Tangkis Berita Hoax dengan Internet Provider Aman

Gaya Hidup | Monday, 29 Aug 2022, 20:01 WIB

Kehadiran internet membuat manusia lancar bekerja dimana saja (work from anywhere). Namun sayangnya, internet juga bisa membuat orang tersesat pikirannya dengan berita-berita hoax. Pemberitaan sesat semacam ini bisa terjadi karena 2 (dua) sebab, bisa karena sengaja atau tidak disengaja. Begini saya jabarkan di bawah ini.

Semenjak pandemi, penggunaan internet meningkat dengan pesat seiring berlakunya Pemberlakuan Pembatasa Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah, dimana banyak aktivitas wajib dilakukan dari rumah, baik itu bekerja, sekolah maupun pertemuan-pertemuan lainnya.

Penetapan tersebut menciptakan kegalauan dimasyarakat dari berbagai kalangan. Terutama bagi para pekerja yang mempertanyakan, apakah perpindahan aktivitas menjadi daring mampu menjadi jawaban atas keprihatinan pemerintah atas wabah yang terjadi?

Saya pribadi, selaku warga negara yang baik patuh atas keputusan pemerintah tersebut. Galau itu pasti. Apalagi ada anak yang masih sekolah justru diwajibkan belajar di rumah sendiri, dan saya selaku orangtua menjadi pengawas mereka beraktivitas. Kegalauan tersebut bukan tanpa sebab, galau kalau ternyata jaringan dan sinyal tidak stabil, sedangkan pekerjaan dan tugas sekolah harus diupload yang lumayan banyak harus disetor tepat waktu.

Belum lagi kalau sedang ada pertemuan daring dengan rekan kerja yang beda negara tentunya membutuhkan jaringan dan sinyal yang stabil agar pertemuan berjalan dengan lancar. Hal-hal tersebut tentu tidak pernah terpikirkan sebelum munculnya pandemi ini. Tapi dengan kejadian ini kita dipaksa untuk mengerti teknologi digital dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

(sumber foto: koleksi pribadi @hiquds)

Bukan hanya tugas sekolah atau pekerjaan saja yang membutuhkan internet provider lancar jaya. Aspek-aspek hiburan seperti mendengarkan streaming musik, menonton film, bahkan juga bermain game online juga penting. Bayangkan, terkungkung di dalam rumah karena wabah tanpa hiburan akan membuat manusia terjebak kepada tekanan batin.

Atas kebutuhan-kebutuhan tersebut, manusia berpikir menciptakan solusi. Aplikasi-aplikasi berlomba-lomba mengembangkan platformnya sesuai kepentingan penggunanya. Hal ini menciptakan kepercayaan kepala keluarga berlomba-lomba memasang internet provider di rumahnya. IndiHome sendiri mengakui bahwa pertumbuhan pelanggan mereka meningkat 11,4% per semester pertama tahun 2021.

Internet provider ini juga terus meningkatkan layanannya, mulai dari kepastian sinyal dan jaringan yang stabil hingga maintenance masalah pelanggan dengan waktu rerata lebih cepat dari standar yang biasanya. Satu hal yang pasti, keamanan data pelanggan turut menjadi perhatian semenjak kekhawatiran bocornya data pribadi meningkat oleh pemilik platform dan aplikasi di internet.

Percaya atau tidak, kita punya akun media sosial juga rentan dibocorkannya data pribadi kita. Boleh buktikan dengan membaca term and condition yang diberlakukan oleh pemilik platform. Tapi tidak semua pemberitaan bocornya data pelanggan adalah fakta. Jujur, berita hoax tentang kebocoran data pelanggan IndiHome ini sangat mengganggu saya dan tentunya pelanggan serta pengguna internet provider lainnya.

Bagaimana mungkin data pribadi bisa muncul di halaman depan pencaharian sebuah platform situs tertentu? Terlalu dangkal, dan tidak masuk akal. Sayapun tidak mau begitu saja percaya dengan pemberitaan tersebut. 26 juta pelanggan IndiHome dijual di situs gelap seharga Rp470.000. Padahal setelah diselidiki, data-data tersebut tidak sama dengan milik Telkom Group. Pantas saja 26juta data palsu dijual dengan murah. Namanya juga data palsu.

Data pelanggan yang ada itu tidak hanya meliputi data nama dan alamat atau nomer telepon aja lho. Tapi juga ada data NIK (Nomer induk Kependudukan) yang sama palsunya.

Oleh karenanya, hadir rilis media dari kompas.com yang mengatakan bahwa pihak IndiHome melakukan investigasi akan kebenaran berita tersebut, dan ditemui bahwa data yang heboh dikatakan dijual tersebut bukan data pelanggan mereka. Intinya data pelanggan aman. Tidak mudah memperjualbelikan data pengguna apalagi data tersebut diproteksi oleh institusi besar sekelas Telkom Group.

Kehadiran internet membuat manusia lancar mencari informasi yang benar, dan lepas dari jerat-jerat kesesatan pikir dengan kehadiran berita-berita hoax. Pemberitaan sesat semacam ini bisa terjadi karena 2 (dua) sebab, bisa karena sengaja atau tidak disengaja. Itulah mengapa pentingnya edukasi kepada masyarakat untuk tidak serta merta percaya begitu saja dengan berita hoax.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image