Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adhyatnika Geusan Ulun

Project Based Learning Kolaboratif Berbasis Adiwiyata

Guru Menulis | 2022-08-28 11:15:34
Nenden Lia Amalia

Oleh: Nenden Lia Amalia, M.Pd

(SMPN 3 Ngamprah)

Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.

Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka merefleksikan Tindakan mereka.

Profil Pelajar Pancasila bertujuan mencetak generasi yang berkarakter. Terdapat enam dimensi, yakni beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Selanjutnya, Project Based Learning (PBL) menjadi metode yang tepat untuk mewujudkan sebagian elemen dari Profil Pelajar Pancasila itu, yakni gotong-royong (kolaboratif), mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Tujuan Kegiatan

SMPN 3 Ngamprah, merupakan sekolah yang sudah menjadi sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten Bandung Barat sejak tahun 2020. Adapun kegiatan-kegiatan sekolah yang berkaitan dengan program Adiwiyata, meliputi:Pengolahan limbah, daur ulang limbah an-organik, mengurangi penggunaan plastik, dan penghijauan lingkungan sekolah. Sedangkan agenda rutin yang dilakukan adalah kerja bakti lingkungan setiap hari sabtu dan penyuluhan ataupun seminar terkait dengan pelestarian lingkungan.

Untuk mengimplementasikan dan mengintegrasikan program sekolah Adiwiyata dalam pembelajaran di kelas, maka sistem pembelajaran yang penulis terapkan adalah pembelajaran kolaborasi dengan model project based learning (PBL).

Salah satu tujuan pembelajaran kolaborasi dilakukan agar peserta didik merasa nyaman dan senang dalam belajar, tetapi tujuan dari pembelajaran juga tercapai. Menurut Fathurrohman (2016:119) pembelajaran berbasis proyek atau project based learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Pembelajaran secara kolaborasi merupakan aktivitas yang melibatkan dua guru atau lebih dalam sebuah tim yang secara bersama-sama melaksanakan aktivitas pembelajaran. Penulis bekerja sama dengan beberapa guru mata pelajaran yang berbeda untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran kepada peserta didik sesuai situasi dan kondisi dengan pencapaian pembelajaran yang akan dicapai. Pembelajaran kolaborasi ini juga menekankan pada peningkatan kualitas peserta didik dalam belajar (student center).

Kolaborasi pembelajaran yang penulis lakukan adalah mata pelajaran PKN, Agama, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya dan Matematika, yaitu Project memanfaatkan barang bekas dengan memaksimalkan pengelolaan Barang bekas, untuk dialihfungsikan menjadi karya seni dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran (bahkan lintas rumpun mata pelajaran) dengan tema tertentu.

Adapun tujuannya adalah:1) Menciptakan kondisi yang mendukung murid untuk melatih kepemimpinan dalam pembelajaran yang baik untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran mengolah sampah menjadi barang yang bermanfaat, sehingga murid dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, dan 2) Mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.

Langkah-langkah dalam melakukan pembelajaran kolaborasi antar mata pelajaran, adalah melakukan diskusi dengan guru antar-mapel kelas VII, dari kelas VII A – VII I, untuk mencari pencapaian pembelajaran yang lain yang dapat digabungkan dalam satu tim, masing-masing guru yang berkolaborasi mengomunikasikan secara langsung kepada peserta didik ampuan masing-masing, dalam pembelajaran tatap muka terbatas dengan tema yang telah disepakati sesuai capaian belajar masing-masing.

kemudian, menjelaskan capaian pembelajaran kolaborasi berbasis project based learning dan memotivasi peserta didik. Selanjutnya, menjelaskan waktu pelaksanaan pembelajaran kolaborasi antarmapel dan prosedur kerjanya. Berikutnya, pengorganisasian peserta didik dalam beberapa kelompok, dan membimbing peserta didik dalam pembelajaran kolaborasi berbasis projek.

Kepemimpinan Murid

Aksi nyata di atas dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan, kolaborasi, kerja sama, dan komunikasi pada murid. Dengan begitu harapannya dapat terwujud, murid dengan profil pelajar Pancasila. Program ini dilaksanakan dengan menggali lebih jauh terkait suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) murid.

Melalui promosi suara/voice, murid memberikan pendapat bahwa mereka dapat merasakan pembelajaran yang menyenangkan, mendapatkan satu tugas yang sama dari gabungan mapel, menerapkan hasil pembelajaran secara bersama-sama antar satu mapel dengan mapel lainnya, terlibat langsung umpan balik, memberi masukan untuk pengembangan dan melakukan evaluasi.

Dalam promosi pilihan/choice, murid diberi kesempatan memilih kelompok, mengatur kegiatan, menggunakan musyawarah untuk mengambil keputusan dan membuat daftar kegiatan adiwiyata.

Untuk kepemilikan (ownership) murid, Murid diberi kesempatan untuk menentukan jadwal kegiatan adiwiyata, merespon umpan balik, menentukan tujuan dan memantau kegiatan adiwiyata secara bersama-sama.

Usaha untuk menciptakan Profil Pelajar Pancasila dan sekolah Adiwiyata tidak saja merupakan gerakan dalam sistem pendidikan, namun juga merupakan gerakan masyarakat. Kesuksesan dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dan Sekolah Adiwiyata akan bisa dicapai jika kepala sekolah, pendidik, peserta didik, orang tua dan semua instansi di masyarakat berkolaborasi, bekerjasama dan kerja bersama dengan hati untuk mencapainya.***

Pewarta; Adhyatnika Geusan Ulun-Sumber: http://disdikkbb.org/news/project-based-learning-kolaboratif-berbasis-adiwiyata/

Profil Penulis:

Nenden Lia Amalia, lahir di Ciamis tanggal 30 Oktober 1975, Tinggal di Kecamatan Ngamprah Kab. Bandung Barat. Pengajar Bahasa Inggris di SMPN 3 Ngamprah sejak tahun 2011, Sekbid Seni dan Budaya PGRI Ranting Kec. Ngamprah, Google Certified Educator Level 1 dan 2, Hair stylist, Beautician, Bridal stylist, WO Fix Salon.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image