Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image HeryWibowo

Ujian Kesabaran dan Kesetiaan Bobotoh

Olahraga | Tuesday, 23 Aug 2022, 19:33 WIB

Lagi dan lagi bobotoh dipaksa untuk bersabar. Persib menelan kekalahan di kandang sendiri pada partai kendang di GBLA yang biasanya menjadi sarang menakutkan bagi tim lawan. Skor 3-2 harus ditelan oleh Persib sebagai hasil akhir pertandingan melawan Bali United, di hari Rabu sore tanggal 23 Agustus 2022

Harapan bobotoh seakan naik dan turun, serta timbul dan tenggelam, setelah pada dua pertandingan sebelumnya Persib berhasil meraih kemenangan pasca lengsernya pelatih utama yang sudah beberapa musim menangani Persib Bandung. Drama pelengseran ini bukanlah bentuk anarkis, melainkan bentuk kecintaan bobotah pada timnya, bentuk kecintaan warga terhadap idolanya. Coach Rene Albert yang telah lebih dari 30 tahun di dunia sepak bola tentu sangat memahami situasi ini.

Atmosfir Berbeda

Pada dua pertandingan sebelumnya, Persib merasakan atmosfir yang berbeda dengan dilatih oleh Coach Budiman. Sejumlah penyegaran dilakukan Budiman dengan memodifikasi starting line-up, serta mengkreasikan formasi serang. Hasil yang didapat menggembirakan (yaitu dua kemenangan beruntung), dan mampu membangun harapan bagi bobotoh, pasca hasil dua kali kalah dan satu seri pada pertandingan sebelumnya.

Pendukung Sejati

Upaya melihat betapa lekatnya bobotoh kepada Persib tidaklah terlalu sukar. Pantaulah media sosial official Persib setiap kali pertandingan berlangsung, maka kita akan melihat puluhan ribu respon dari bobotoh dalam bentuk komenter. Ini adalah kohesivitas sosial yang luar biasa, yang belum tentu dimiliki tim-tim yang lain. Maka seyogianya, setiap pertandingan adalah momentum pendewasaan. Inilah momentum untuk terus memperbaiki tata cara, etika dan kesantunan dalam berkomentar. Panas hati, gemes, kesal, marah, kecewa (khususnya ketika Persib menelan kekalahan) tentu boleh, namun tetaplah mengutamakan adab dan kesantunan dalam menyatakan rasa cinta dan dukungannya.

Pendukung Sejati

Bagi pendukung sejati, hasil kalah dan hasil menang dari tim idola adalah biasa. Menang tidak dielukan berlebihan, dan kalah tidak dicaci. Pendukung sejati paham cara menempatkan diri, kapan harus bersorak dan kapan harus memberikan dukungan emosial (tanpa perundungan). Maka perjalanan menuju puncak juara adalah perjalanan bersama yang perlu dilalui bersama dengan sinergis dan kolaboarif. Masing-masing menjalankan kemampuan terbaiknya dalam peran sosial yang diembannya.

Capaian Penting

Maka, capaian penting yang lebih berharga dari juara satu di puncak klasemen adalah khususnya bagi bobotoh dan umumnya bagi masyarakat Jawa Barat adalah:

1) Terbangunya pemahaman bahwa ketika manusia berikhtiar sekuat tenaga, maka Allah Subhanahu wa ta ‘ala yang menentukan hasilnya. Maka tugas manusia adalah berusaha sekuat-kuatnya dengan tidak berhenti memohon pertolongan kepada Dzat yang menciptakannya

2) Terbangunnya mentalitas juara, yaitu bahwa setiap kesuksesan tidak ada yang instan. Perlu diraih dengan kerja keras dan kerja ikhlas.

3) Terpahaminya pernyataan bahwa kesuksesan adalah lompatan dari satu keberlumberhasilan, ke kebelumberhasilan, ke keberlumberhasilan yang lain tanpa kehilangan antusiasme

4) Terbangunnya generasi muda pecinta bola yang pantang menyerah dan menghargai proses. Menolak paham kesuksesan instan atau sim salabim

5) Tersusunnya pemahaman baru bahwa mentalitas (seringkali) menjadi faktor utama untuk meraih kesuksesan. Kesedian untuk bangkit setiap kali jatuh (resistensi), seringkali melebihi faktor hardskill (kemampuan mengelola bola dari kaki ke kaki). Sehingga pemahaman ini membuka pemikiran bahwa siapapun berhak dan mampu untuk meraih kesuksesan yang diimpikan sepanjang siap untuk melakukan seluruh proses perjalanan yang disyaratkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image