Citayam Fashion Week Bukti Krisis Potensi Generasi
Gaya Hidup | 2022-08-18 04:08:02Citayam Fashion Week Bukti Krisis Potensi Generasi
Oleh: Dhevy Hakim
“Generasi hari ini potret bangsa di masa mendatang.”
Kalimat ini sering terdengar di telinga kita dan memang benar adanya bahwa gambaran masa depan bangsa sejatinya bisa dilihat dari kondisi generasi saat ini. Sebab, merekalah generasi muda yang akan menggantikan generasi tua 5-20 tahun yang akan datang.
Mirisnya, bak jamur di musim hujan belakang kawula muda terkena demam racun Citayam Fashion Week (CFW). Berawal viralnya CFW di sosial media yakni aksi peragaan busana yang dilakukan di zebra cross kawasan Dukuh Atas-Jakarta Pusat ini telah menyedot perhatian kalangan muda di berbagai daerah seantero Nusantara.
Bak model terkenal di Paris Fashion Week yang terkenal, mereka memakai busana trendy masa kini dengan berlenggak lenggok di zebra cross saat lampu merah traffic light menyala. Mereka rela berdatangan dari luar kota, bahkan rela tidur di trotoar saat kelelahan dan tertinggal kereta api. Pergaulan antara laki-laki dan perempuan tidak lagi ada batasan. Krisis generasi pun kian terasa
Mereka adalah para remaja. Usia dimana mereka semestinya masih senang mengenyam pendidikan.
Mungkin saja dari sisi fashion bisa dinilai positif. Namun, dari sudut generasi tentu hal ini patut diberikan perhatian khusus. Sebab, bangsa ini kedepannya ada di tangan mereka. Banyak yang mesti dipersiapkan bagi generasi mendatang. Wabil khusus kesiapan ilmu dan juga kematangan kepribadian mereka sebagai bekal di masa mendatang.
Apa jadinya jika demam Citayam fashion week ini meluas hingga berdampak para remaja tidak mau lagi sekolah. Cukup mereka mengandalkan eksis di media sosial maupun YouTube sudah mendatangkan uang. Tentu pola pikir ini harus diluruskan. Logisnya, tidak mungkin juga para remaja semuanya hanya lenggak-lenggok di catwalk saja.
Oleh karenanya negara harus turun tangan menghentikan racun CFW dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengingat demam racun Citayam fashion week ini dicontoh oleh kalangan remaja di berbagai daerah. Ibarat mati satu tumbuh seribu. Penutupan Citayam tidak juga memberikan solusi. Satu ditutup berpindah ke tempat lainnya.
Sepatutnya negara mengeluarkan kebijakan dengan perubahan arah orientasi dan pembinaan generasi. Perubahan mendasar dan menyeluruh itu menuntut pemberlakuan islam, menutup semua pintu pemyebaran nilai, aturan dan perilaku liberal. Negara tidak boleh justru memfasilitasi bahkan meraup keuntungan dari perilaku liberal rakyat dengan dalih kreatifitas. Negara harus sigap mengatasi krisis identitas pada generasi muda bersama dengan masyarakat dan para orang tua. Wallahu a’lam.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.