Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Affan Safani Adham

Wajah-wajah Berbagi Kegembiraan Karya Vincensius Dwimawan

Info Terkini | Saturday, 13 Aug 2022, 15:49 WIB
Melalui 400 drawing, Vincensius Dwimawan berbagi kegembiraan.

YOGYAKARTA - Melalui 400 drawing, Vincensius Dwimawan Chriswanto pada 10-16 Agustus 2022 di Taman Budaya Yogyakarta berbagi kegembiraan. Pada kesempatan itu banyak tokoh digambarnya, khususnya yang aktif di Paniradyo, Seni Sastra, Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, Wartawan Sepuh, Jurnalis, Reriyungan, Kinurmatan, Rohaniawan. Ada pula yang sudah meninggal (Kaswargan Jati).
Sungguh-sungguh berbagi kegembiraan karena secara penuh memberi perhatian dan menghadirkan sahabat-sahabatnya dalam ruang pameran.Melalui gambar wajah-wajah itu seperti mengingatkan bahwa saling tegur sapa, saling mengingatkan, saling mendukung dan menghadirkan dengan segenap cinta, respek serta empati, akan berbuah kebahagiaan yang bisa dinikmati bersama.Ide drawing sebetulnya muncul ketika Vincensius Dwimawan -- akrab disapa Sius -- membuat drawing para santo dan diunggah di Facebook. Kemudian dikompori Edi Nurcahyo untuk terus berkarya.Hal itu memicu energi Sius untuk mendrawing wajah berbagai kalangan yang mencapai ratusan untuk dipamerkan kali ketiga, yang sebelumnya diadakan di Rumah Budaya Tembi tahun 2019 dan 2020."Pameran ini diharapkan mendapatkan apresiasi dan tanggapan dari para pengunjung, khususnya para penikmat seni," kata Aris Eko Nugroho, SP, MSi selaku Paniradya Pati, yang menerangkan hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas seni yang dimiliki seorang seniman.Salah seorang seniman, Edo Nurcahyo, mengatakan, drawing wajah tidak mudah. "Sebetulnya soal drawing itu di senirupa sangat penting karena awal pembelajaran di senirupa adalah sket, kemudian meningkat ke drawing," kata Edo, yang menjelaskan hal itupun sebatas alam benda.Kawan lama Suwarno Wisetrotomo ini pernah sekolah di Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) -- berganti nama menjadi Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) dan SMK Negeri Kasihan -- pada tahun 1978, lulus tahun 1982. Lalu memilih kuliah di universitas kehidupan yang lebih langsung dan keras pergulatannya.Sius sungguh-sungguh berkarya: menekuni gambar dan melukis. Facebook menjadi pemantik akibat jejaring pertemanan yang saling tersambung. Yang menarik, ada teman perupa yang minta digambar Sius. "Kalau pas waktu kosong akhirnya aku drawing juga," ungkap Sius.Akhirnya kedua sahabat Sius: Edo Nurcahyo dan Nanang Sri Rukmadi ada ide untuk memamerkan semua wajah-wajah yang digambar Sius, didukung Paniradya Keistimewaan DIY. "Sekaligus untuk merayakan satu dasawarsa keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta," jelas Edo Nurcahyo.Gambar wajah-wajah itu, bagi Suwarno Wisetrotomo, adalah cara Sius bersilaturahmi dengan indah, menggunakan media sosial untuk menyapa. Dengan mengunggah gambar wajah seseorang, Sius menyapa. Bahkan menyentuh dengan perhatian penuh. Lalu, memunculkan efek kejut bagi yang digambar. Surprise! Lebih dari sekadar menyapa, Sius "nguwongke". Membuat seseorang mendapat perhatian secara personal dan dihadirkan ke ruang publik. Dengan ketrampilannya menggambar, Sius berkesempatan nguwongke para sahabat."Tidak seorang manusia pun yang tidak dilimpahi anugerah itu dalam berjuta macam jenis, ragam, bentuk dan wujud," kata Emha Ainun Nadjib, yang menerangkan Vincensius Dwimawan dilimpahi anugerah itu dengan kualitas yang khusus dan level atau kadar yang tinggi.Vincensius Dwimawan sudah puluhan tahun mengalami bermacam-macam hal dalam hidupnya. Setelah puluhan tahun bergaul dengan semua seniman dan handai taulannya, bisa dipastikan Vincensius Dwimawan berada dalam ketulusan batin tatkala secara sangat telaten dan teliti menggambar satu persatu ratusan wajah-wajah itu."Tidak akan berlangsung pameran ini kalau Vincensius Dwimawan tidak memprosesnya dengan ketulusan dan cinta kepada mereka semua yang digoreskan garis-garis keindahannya itu," ungkap Emha Ainun Nadjib.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image