Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image tika sabella

CIRENG PAK ASEP TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA, CIRENG BUKAN SEMBARANG CIRENG

Kuliner | 2022-08-09 18:52:08

Siapa yang tidak tahu cireng, camilan yang terbuat dari perpaduan tepung tapioka dan tepung terigu berbentuk pipih. Cireng yang merupakan singkatan dari aci digoreng adalah makanan daerah Sunda yang juga popular di daerah lain, contohnya seperti di Yogyakarta ini. Saat itu saya sedang berada di Taman Budaya Yogyakarta untuk latihan teater, kebetulan saya ingin membeli camilan karena perut sedikit keroncongan siang itu.

Kemudian bersama teman, kami sepakat untuk berjalan di depan Taman Budaya Yogyakarta untuk mencari makanan untuk pengganjal perut. Disana terdapat banyak pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan, dari mulai bakso, es dawet, rujak, bakwan kawi dan masih banyak lainnya hingga mata saya tertarik pada salah satu gerobak di ujung jalan. Segera saya hampiri kesana, kurang berapa langkah lagi akhirnya mata saya menangkap dengan jelas makanan yang dijajakan di gerobak tersebut.

Yap, cireng. Langsung segera saya percepat langkah, kebetulan beberapa cireng sedang melalui proses penggorengan. “Mau beli apa mbak?” sapa bapak penjualnya dengan senyuman ramah sambil tangannya tidak berhenti menggoreng cireng-cireng yang mulai terlihat mengembang di atas kuali. “Cireng pak, 10.000 ya” jawab saya dengan berbalas senyum juga kepada bapak penjualnya. “Siap mbak, tunggu ya!” balas si bapaknya dengan semangat.

Kemudian saya tertarik bertanya-tanya saat sedang menunggu cireng pesanan saya matang. Dari obrolan singkat diawal akhirnya saya mengetahui nama si bapak penjual, Pak Asep adalah namanya. Saya semakin tertarik untuk bertanya tentang Pak Asep dan usahanya tersebut, Pak Asep menjelaskan jika ia berasal dari Garut. Beliau sudah merantau di Jogja selama 7 tahun dengan membuka usaha berjualan cireng. Pak Asep menuturkan jika cireng juga laku keras di Jogja, selama satu hari bahkan bisa membuat adonan sebanyak 5 kali.

BERAWAL DARI RINDU MAKANAN RUMAH

Pak Asep menjelaskan awal usahanya diawali karena dirinya sangat suka dengan makanan cireng, kebetulan ibunya di Garut dulu sering membuat cireng untuk camilan di rumah. Sehingga saat di Jogja rindu cireng buatan ibunya, Pak Asep sering membuat cireng untuk dimakan sendiri. Ternyata teman-teman Pak Asep menyukai cireng buatannya, lalu munculah gagasan untuk memulai usaha cireng di Jogja.

“Ya Alhamdulillah ya mbak, ga nyangka udah hampir 7 tahun saya berjualan cireng. Disini ternyata laku keras, ditambah saya berjualan di area Taman Budaya Yogyakarta yang mana sering banyak acara disini, jadi penjualan saya lumayan.” Tutur Pak Asep sambil memasukkan cireng-cireng pesanan saya ke dalam kantung plastik bening.

Dalam satu kantung plastik cireng yang saya beli seharga 10.000 tersebut berisi 12 buah cireng. Selain cireng, Pak Asep menjual gorengan lainnya seperti tempe goreng, tahu isi, dan juga bakwan. Tetapi yang paling banyak diminati menurut Pak Asep adalah tetap cireng. Saya pun setuju karena menurut saya cireng buatan Pak Asep memang enak, tidak alot dan juga tidak terlalu lembek. Jadi memang wajar jika cireng Pak Asep adalah camilan primadona di sekitar Taman Budaya Yogyakarta.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image