Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zulfa Nadia

Terimakasih Telah Tumbuh tanpa Banyak Mengeluh

Eduaksi | Friday, 26 Nov 2021, 12:54 WIB
(Sumber: Dokumen Pribadi,2021)

Judul : Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?

Penulis : Kim Sang-hyun

Penerbit : Haru

Tahun Terbit : 2020

Jumlah halaman : 168 halaman

Harga Buku : Rp. 77.000,-

Peresensi : Nadia Zulfa/166/D

Siapa yang Datang ke pemakaman ku saat aku Mati Nanti? memberikan sebuah pertanyaan besar bagi saya: apakah selama ini sudah hidup lebih baik hingga ada yang datang? Buku ini tergolong buku non fiksi. Buku ini termasuk kategori self improvement yang mengajak saya untuk memaknai dan merenungi hidup jaman sekarang. Buku di terbitkan oleh penerbit Haru. Judul buku aslinya ialah if Die who will comes to my funeral, terbit pada tahun 2019 di korea. Buku ini menceritakan tentang pengalaman hidup pemikiran, dan perenungan. Penulis juga menuliskan bagaimana caranya memaknai kehidupan, buku ini mengandung banyak hal terkait kehidupan. Meskipun judulnya memuat kata kematian dan sedikit dark, tapi tulisan dalam buku ini lebih banyak mengandung hal-hal terkait dengan kehidupan.

Buku 168 halaman ini mencoba membawa saya untuk menjadi seseorang yang tetap dikenang walaupun jiwa telah kembali pada sang maha kuasa. Buku ini terdiri dari empat Bab yang masing-masing babnya berbeda-beda bercerita tentang perasaan/emosi yang rasakan oleh si penulis dalam menjalani hidupnya. Bab pertama diberi nama : Kesalahan. Kemudian ada Hati yang Hilang, Sejarah dan diakhiri dengan Semoga Itu Kebahagian.

Entah kenapa buku ini menenangkan. Terutama buat yang bersungguh-sungguh belajar kuat dalam menjalani kehidupan. Buku ini juga merupakan bacaan yang nyaman menemani perjalanan dalam pemulihan dan proses menyembuhkan jiwa dan raga yang sedang tidak baik baik saja. Setidaknya membuat kita berani mencoba baik-baik saja dalam menjalani hidup, dimulai dengan pertanyaan yang sederhana soal kematian atau berpulang ke mahakuasa.

Buku ini memberi kenyamanan hati hingga rasa kejut karena berhasil menampar diri saat membacanya. Kim sang-hyun menulis karya yang sangat mewakili kekhawatiranku, terhadap apa yang seharusnya aku lakukan di masa-masa sulit, membuatku sadar bahwa sebenarnya kesusahan datang sebagai pendorong diri kita untuk menjadi pribadi lebih baik. Di saat bersamaan buku ini mengajarkan bahwa setiap menusia memiliki peran, kesedihan dan kekhawatirannya masing-masing, tidak ada seorang pun yang baik-baik saja. Namun, bukan pula tugas kita untuk membuat semua orang Bahagia. Satu-satunya kebahagian yang perlu dipupuk adalah di dalam diri sendiri. Ketika sudah bahagia maka akan membentuk pola pikir yang baik untuk kita, kekhawatiran dan kecemasan terhadap masalah hidup yang akan hilang dan sirna begitu esok hari tiba.

Kematian yang sesungguhnya terjadi ketika tidak ada seorang pun yang mengenangnya (Hal : 83) “jika kematian tidak hanya dengan lepasnya jiwa dari raga, maka sesungguhnya setiap orang tidak akan “mati”. Setidaknya selama masih ada orang yang mengingatdan mengenang sosoknya dia masih di anggap ada di dunia ini.

Faktanya, tanpa mencoba sesuatu kita tidak akan tahu hasilnya. Saat sedang mencobanya pun kita tidak tahu akhirnya bagaimana. Apakah semuanya akan baik baik saja? Apakah ada yang salah? Apakah kita sudah melakukannya dengan benar? Apakah ini baik baik saja? Orang lain pun tidak mengetahui semuanya. Sebaiknya tutup telinga jangan dengarkan perkataan orang untuk sementara saat kita memulai sesuatu atau melakukan sesuatu yang baru. Tidak ada yang salah. Meski menuju kearah yang tidak sesuai dengan impian kita sedang menuju ke sebuah tempat yang lebih indah. (Hal 30)

“kita harus jadi diri sendiri jangan dengarkan kata orang lain, kita jalan aja kearah yang kita mau”

Apa pun yang terjadi, jika pada akhirnya semua akan menjadi kenangan, aku ingin meninggalkan kenangan yang indah. Jika suatu saat akan jadi kenangan, dan aku percaya kenangan itu akan akan mengagumkan apabila di ingat suatu saat nanti. (Hal 37)

“sosokmu tidak akan pernah di lupakan bagi seseorang yang indah, mungkin kamu muncul sebagai tokoh bersejarah bahkan sebagai seseorang yang hebat. Apa pun boleh kuharap kamu bisa di kenang dan di catat dalam sejarah pribadi seseorang. Dan kenangan hanya untuk di kenang tidak boleh di ulang dan di jadikan jalan pulang.”

Terimakasih sudah tumbuh tanpa banyak mengeluh. Aku bahkan tidak perlu mengkhawatirkan keseriusanmu, musim hujan semi akan segera tiba . Makanlah dengan teratur. (Hal 56)

Kelebihan dalam buku ini yaitu menggunakan bahasa yang ringan sehingga dipahami. Kemudian penulis seperti mengajak saya untuk jadi teman ceritanya, sekilas memang lagi berkomunikasi dan berbicara dengan si penulis. Di dalam buku ini juga ada banyak pesan, motivasi, pengajaran, supaya kita jadi orang yang lebih baik.

Kekurangan dalam buku ini ialah terlalu banyak kalimat kalimat pertanyaan yang tidak perlu dijawab. Penulis terlalu overthingking dengan kehidupannya terlalu memikirkan apa yang seharusnya tidak di pikir, karna pada dasarnya apapun hal yang berlebihan itu tidak baik, apalagi pikiran. Kemudian alur cerita ini cukup membuat bingung bagi si pembaca. Buku ini memiliki judul yang cukup mengejutkan, mengerikan atau dark yang bagaimana membuat para pembeli buku ini berfikir dua kali sebelum membelinya.

Kesimpulan pada buku ini adalah catatan kecil dari sang penulis yang berusaha untuk memiliki hidup sedikit lebih baik dari sebelumnya, sedikit lebih sejahtera, dan sedikit lebih bahagia. Ditulis dengan bahasa yang ringan, jujur dan tenang. Penulis mencoba, memberikan penghiburan, menyampaikan kehangatan dan menumbuhkan kekuataan bagi saya untuk meraih mimpi, menjalani hidup, bangkit dari masa kertepurukan dan kesedihan, juga mengatasi kekecewaan dan berbagai perkara selama hidup di dunia.

(sumber: Dokumen Pribadi,2021)

Nama : Nadia Zulfa

Mahasiswa : universitas Muhammadiyah Malang

Fakultas : Ilmu Kesehatan

Program Studi : Farmasi

Dosen Pembimbing : Dr. Daroe Iswatiningsih, M.Si

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image