Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image M. JULKIFLIN

AYAM GEPREK MAS WILDAN, MEMBUKA USAHA DENGAN MODAL SEADANYA

Kuliner | Saturday, 06 Aug 2022, 11:25 WIB

Bagi masyarakat kec. Sape, Kabupaten Bima mungkin sudah tidak asing lagi mendengar nama mas Wildan. Mas Wildan adalah salah satu penjual ayam geprek di daerah saya. Dia adalah teman saya sewaktu SMA. Setelah tamat SMA dia bekerja pada salah satu warung lalapan untuk mengumpulkan modal membuka usaha.

Mulai Mendirikan Usaha

Ayam geprek mas Wildan terletak di samping barat titik 0 Kilometer Sape, yang biasanya ramai dikunjungi anak motor yang touring. Letaknya di sebelah kanan jalan kalau dari arah barat, berdampingan dengan warung gorengan.

Wildan adalah teman saya sewaktu SMA jadi saya sudah sedikit tahu tentang latar belakang dia, jarak dari rumah saya kewarung dia hanya sekitar 12 menit. Kalau saya keluar sore, biasanya saya mampir di warungnya dan tak jarang teman-teman yang lain juga nongkrong disana. Pada 27 Juni 2022 saya menyempatkan diri untuk mengobrol dengan Wildan (21) pemilik warung melalui telepon.

Warung mas Wildan berdiri sekitar tahun 2021 awal, pada saat itu wildan memiliki keinginan untuk membuka usaha sendiri karena udah terlalu lama bekerja pada warung orang lain. Karena udah 2 tahun mengumpulkan modal dari hasil kerja diwarung orang lain dia berpikir mungkin saya bisa maju dan mandiri dengan usaha sendiri. Modal awal waktu itu hanya sekitar 5 jutaan.

Warung mas Wildan buka mulai pukul 15.00-22.00 WITA. Ayam geprek mas Wildan dijual dengan harga 10 ribu/porsi. Saya bertanya kenapa tidak menjual dengan harga 12ribu seperti warung lain? “ Ikuti kata Pakde Doyok” ujar wildan. Pakde Doyok ini adalah orang Jawa yang telah lama berada di Sape. Biasanya orang Jawa yang merantau di Sape pasti membuka usaha makanan. Begitupun dengan pakde Doyok dan Wildan.

Pada awalnya mas Wildan ingin membuka usaha minuman kekinian. Namun, atas saran pakde Doyok akhirnya Wildan membuka warung ayam geprek. Karena warung ayam geprek pada saat itu masih jarang di daerah Sape.

Sering Kehabisan Ayam

Pada awal-awal warung berdiri dan masih sepi mas Wildan mengatakan bahwa sering rugi, karena banyak yang belum laku. Mas wildan menyiapkan modal sekitar 500-600ribu atau sekitar 50-60 potong ayam dalam sehari, pada awal-awal berjualan yang laku hanya sekitar 250ribu atau 25 potong ayam saja sehari. Kalau banyak yang belum laku biasanya mas Wildan akan melanjutkan jualan pada pagi hari berikutnya.

Lambat laun warung mas Wildan mulai dikenal, omsetnya mulai meningkat. Yang awalnya sering rugi malah sekarang sering kehabisan stok ayam. Karena saya sering nongkrong di warungnya, Saya menyaksikan dengan mata sendiri bagaimana pembeli mengantri dan tak jarang banyak yang pulang dengan tangan kosong karena kehabisan. Teman-teman juga sering membantu mas Wildan untuk membungkus dan menggeprek kalau antrian sangat banyak.

Dari yang awalnya hanya 50-60 potong dan sering sisa, sekarang meningkat menjadi 100-130 potong ayam habis terjual dalam sehari. “Alhamdulillah sekarang omsetnya 1juta-1,3juta. Tapi terkadang kalau lagi sepi hanya 800-900 lenga”, ujar Wildan.

Lokasinya yang sangat strategis dan harganya yang terbilang murah, yaitu cuman 10ribu (ayam+nasi) dan 8ribu untuk 1 potong ayam saja. membuat warung mas Wildan digemarin dan ramai dikunjungi.

Dari hasil berjualan ayam geprek sekarang Wildan telah membeli tanah untuk membangun rumah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image