Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nurul Mahmudah

Refleksi Hari Kemerdekaan Wapres: Kebersamaan Merawat Kemerdekaan

Sejarah | Thursday, 04 Aug 2022, 11:59 WIB

Mengutip firman Allah SWT pada surat Ar Ra’d, KH Ma’ruf Amin mengetengahkan kelindan antara kehendak-Nya dan perjuangan manusia. Ayat yang dikutip ini mempunyai nilai transformatif untuk dijadikan refleksi bagi kita masyarakat Indonesia yang sudah menginjak usia ke-77.

Select an Image

Kemerdekaan sebuah bangsa hanyalah pintu awal untuk menformulasikan kedaulatan yang lebih besar manfaatnya kepada manusia. Kedaulatan tanah, politik, sosial, budaya dan ekonomi serta keamanan harus diperuntukkan untuk kepentingan yang lebih luas. Pertanyaanya, bagaimana kita mengolahnya?

Negara mempunyai instrumen-instrumen yang dinilai relevan untuk mewujudkan itu. Mulai dari tata pemerintahan, regulasi, pemberdayaan masyarakat dan tools yang lain. Sementara masyarakat mempunyai hak untuk mengekspresikan keinginannya secara inovatif dan kreatif.

Indonesia dinilai mempunyai peluang besar tampil sebagai negara digdaya. Bonus demografi yang melimpah menjadi pelatuk kebangkitan ekonomi dunia. Sama halnya seperti Korea Selatan yang mampu memanfaatkan bonus demografi untuk kemajuan bangsanya.

Tidak menutup mata, Indonesia pelan-pelan sudah menyiapkan skema untuk mencapai hal tersebut. Seperti tahun 2018 lalu, Indonesia sudah menyusun blueprint 4.0 untuk membentangkan lapangan agar kreativitas dan inovasi berjalan maksimal.

Wajah-wajah perekonomian yang akan didominasi oleh teknologi digital harus diakuisisi melalui sumber daya manusia yang mumpuni. Menyediakan pelatihan-pelatihan dan menciptakan ruang yang besar untuk anak muda. Ini barangkali bisa dinilai sebagai usaha-usaha sekaligus perjuangan, yang diharapkan direstui melalui takdir.

Sebagai penerus, kita semua hanya mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan merawatnya, kendati ini tidaklah mudah. Harus ada kesungguhan yang didasari kecintaan dan jiwa patriotisme, harus mengesampingkan kepentingan domestik dan kelompoknya.

Mengharap pertolongan, sebagaimana dijanjikan, tidak cukup dengan kesadaran parsial, tetapi harus imparsial. Maksudnya, kita membutuhkan gerak bersama untuk mencapai dan meneruskan cita-cita kemerdekaan. Jika tidak, hanya segelintir orang yang akan menikmatinya.

Maka menjadi penting, perjuangan yang akan dilakukan tidak hanya sekadar bersifat jangka pendek, tetapi laku bersama yang memperlihatkan kebersamaan dan kekompakan sebagai tujuan jangka panjang.

Sebab jika tidak, kita hanya akan mengulang-ngulang klise sejarah dan menjadi seremoni belakan tentang kemerdekaan. Toh, kemerdekaan itu tidak dilakukan sendiri-sendiri, tetapi penuh kebersamaan dengan nilai tujuan dan cita-cita yang sama; kemaslahatan untuk semua.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image