Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Indra Mannaga

MASINDO Ingatkan Pentingnya Kesadaran dalam Penerapan Pengurangan Risiko di Indonesia

Gaya Hidup | Thursday, 04 Aug 2022, 05:59 WIB

Penurunan prevalensi penyakit tidak menular dan dampaknya memerlukan peran aktif seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, komunitas, hingga masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mengenal dan menyadari faktor pemicu penyakit tidak menular, serta menyampaikan informasi terkait cara-cara mengurangi risiko terhadap penyakit tersebut dan implementasinya.Hal itu diungkap Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO), Dimas Syailendra. Dia menyebut, angka kesehatan di Indonesia harus diperhatikan, mengingat bahwa penyakit tidak menular meyumbang angka kematian sebesar 66 persen yang tercatat pada Badan Kesehatan Dunia (WHO). Penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker, jantung, hingga kardiovaskuler harus segera dicari penanggulangannya agar tidak semakin meningkat.Untuk menekan angka penurunan prevalensi penyakit tidak menular ini harus diiringi dengan dukungan sarana kesehatan, serta konsep pengurangan risiko yang baik dan efektif untuk menjaga kesehatan masyarakat.Tingginya angka kematian akibat penyakit tidak menular ini tak lepas dari masih rendahnya kesadaran masyarakat akan penyebab penyakit dan cara-cara untuk mengurangi risiko dari penyakit tersebut, ungkap Dimas.Demi bisa menerapkan pengurangan risiko, kata Dimas, maka harus didukung oleh seluruh lapisan, mulai dari pemerintah, komunitas, hingga gerakan dari masyarakat sendiri. Tujuannya untuk menyadari faktor pemicu penyakit tidak menular, mulai dari cara mengurangi risiko penyakit dan cara menerapkannya.Penerapan pengurangan risiko ini bisa dimulai dari pengurangan mengkonsumsi rokok dibakar. Dengan pengurangan mengkonsumsi rokok, maka berkurang pula salah satu risiko penyebab penyakit tidak menular.Dengan mulai menerapkan pengurangan risiko, masyarakat khususnya perokok dewasa bisa lebih menerapkan konsep harm reduction dengan mengonsumsi produk tembakau alternatif. Penggunaan produk tembakau alternatif telah didukung oleh penelitian yang menjelaskan bahwa produk ini mampu mengurangi risiko 90 hingga 95 persen dibandingkan dengan mengonsumsi rokok konvensional.Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Nurul Falah Eddy mengungkapkan, di beberapa Negara, pendekatan konsep pengurangan risiko membawa dampak positif bagi kesehatan masyarakat, khususnya terkait penyakit tidak menular. “Tapi harus diakui, risetnya masih terbatas,” ujar Nurul.Dengan adanya upaya pemerintah untuk penerapan mengurangi risiko maka harus dapat memaksimalkan seluruh kajian dan penelitian yang mumpuni, serta bisa disebarluaskan hasil dari kajian tersebut.(*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image