Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rahmah Fitriyah

Pentingnya Memahami Cara Berbicara Yang Baik

Eduaksi | 2021-11-25 15:44:26

Judul Buku : Pentingnya Memahami Cara Berbicara Yang Baik

Penulis : Oh Su Hyang

Penerbit : Gramedia Bhuana Ilmu Populer, Jakarta

Tahun Terbit : 2019

Jumlah Halaman : 238+xiv halaman

Harga Buku : Rp. 67.000

Peresensi : Rahmah Fitriyah (Mahasiswa UMM, Fakultas Ilmu Kesehatan, Prodi Farmasi

Oh Su Hyung adalah seorang dosen dan pakar komunikasi terkenal di Korea Selatan. Ia mengeluarkan buku yang berjudul Bicara itu Ada Seninya tidak lepas dari banyaknya harapan kepada semua pembaca. Ia mengingkinkan agar pembaca dapat berkumunikasi dengan baik karena hal ini sangat penting terutama bagi seorang mahasiswa, pengajar, dan seorang yang ingin bekerja.

Berkomunikasi sangat erat ikatannya dengan berbicara, dengan kita pandai berbicara berarti kita lebih maju dari pada yang lainnya. Berbicara di depan umum bukan hanya sekedar berbicara. Kita harus bisa menghidupkan suasana, agar pendengar dapat menikmati dan memahami setiap kata yang kita sampaikan. Belajar berbicara yang baik tidak ada ruginya karena nantinya ilmu ini akan dipergunakan terus-menerus, seperti yang kita lihat sekarang seseorang yang pandai berbicara banyak yang sukses dalam karirnya.

Buku ini hadir sebagai referensi bacaan agar dapat memberikan semangat untuk terus belajar bagaimana cara berbicara yang baik terhadap orang lain. Banyak orang pandai dalam berbicara namun tidak pandai dalam menyampaikan kata-kata. Di dalam buku ini bukan hanya di jelaskan apa itu berbicara yang baik, melainkan juga bagaimana menempatkan kata yang tepat saat berbicara sehingga nantinya dapat diterima oleh pendengar.

Seseorang dalam berbicara harus memperhatikan ucapan yang dikeluarkan. Oh Su Hyung dalam Buku ini menjelaskan bagimana pengalamannya saat bertemu seseorang, dimana kita harus memberikan kesan positif terhadap lawan kita, saat kita saling berbicara usahakan mengeluarkan ucapan yang tidak berlebihan, berikan ucapan yang sederhana namun menyentuh hati. Tidak ada kesempatan kedua saat berbicara, maka dari itu keluarkanlah ucapan yang baik karena sekali kita mengeluarkan ucapan yang salah, maka akan merusak kesan pertama saat kita bertemu. Kita dalam berbicara juga harus menggunakan kata-kata yang logis, jangan berbicara menggunakan kata-kata yang sulit untuk dimengerti serta melebih-lebihkan dalam setiap pengucapannya, berbicaralah seadanya namun tetap logis.

Oh Su Hyung memberikan rumus komunikasi yaitu “C=Q×P×R” dimana C adalah Communication atau komunikasi. Ada 3 yang diperlukan yaitu Q atau question (pertanyaan), P atau praise (pujian), dan R atau reaction (reaksi). Baiknya suatu obrolon bukan hanya soal kuantitas melainkan juga kualitas. Dijelaskan pula bagaimana membujuk seseorang, negoisasi saat ingin menginginkan sesuatu, dan mendengarkan lawan bicara ketika sedang berdebat.

Buku ini memberikan pandangan kepada kita mengenai ucapan yang membuat lawan bicara memihak kita. Bagian ini menjelaskan ada satu kata kunci yang tepat dan itu lebih baik dari pada sepuluh ungkapan. Kata kunci itu salah satunya kita contohkan dalam penjualan suatu produk, dari satu kata kunci tersebut akhirnya mendatangkan kesuksesan. Pemilihan kata kunci juga harus selektif. Gunakan kata yang dapat disandingkan dengan produk yang tepat, agar memberikan hasil yang luar biasa. Setelah itu kita bisa memasarkan produk ini lewat media sosial. Dalam media sosial saat kita mengiklankan produk tersebut hendaknya menyusun setiap kata yang ingin diucapkan dengan sebaik-baiknya. Buat orang tertarik dengan produk kita. Dari sini bisa kita lihat betapa pentingnya mengatur setiap ucapan yang di keluarkan. Kemudian tidak hanya itu , larisnya produk ini tidak hanya dengan iklan yang menarik semata, melainkan harus menetukan nilai yang tepat dalam penjualannya. Dengan demikian keuntungan yang semestinya bisa didapatkan dari harga yang sesuai dengan nilai yang diraksakan konsumen terhadap produk tersebut.

Beratnya ucapan ditentukan oleh dalamnya isi bukan dari seberapa banyak yang dikatakan melainkan cara menyampaikannya dan membuat penonton merasa nyaman. Orang yang pandai berbicara juga membutuhkan proses tidak langsung menjadi pandai. Jangan beranggapan pandai berbicara ini bawaan dari lahir, tetapi ini adalah ajaran dari orang tua yang sejak dini mengajarkan kepada anaknya untuk berani berbicara, kemudian terus berlanjut sampai dewasa. Yoo Jae Suk adalah seorang mc. Ia berusia 20 tahun yang berkali-kali gagap saat berbicara di sebuah acara, sampai tidak bisa mengikuti acara karena kegugupannya ini. Hingga akhirnya ia dikeluarkan dari acara tersebut. Kegagalannya itu tidak membuatnya pesimis, melainkan terus mencoba serta berusaha dan sekarang ia menjadi seorang reporter yang terkenal di Korea.

Setiap orang pasti memiliki suara, ada suara yang bagus dan biasa saja. Suara memang sangat penting untuk dapat berbicara dengan baik. Namun tidak semua orang memiliki suara yang bagus. Oh Su Hyung dalam buku ini membagikan pengalamnnya mengenai tiga cara membentuk suara yang yang dapat diberikan untuk diikuti oleh siapa saja yaitu vokalisasi ala pendengar, melenturkan organ artikulasi, dan bernafas seperti aktor Choi Boll Am.

Kelebihan buku ini isinya menarik untuk dibaca, banyak sekali cerita-cerita dari orang hebat tentang pengalamannya dalam berbicara yang baik. Buku ini walaupun disusun dengan kalimat sederhana namun tetap mudah dimengerti. Kekurangan buku ini yaitu terdapat dalam teknik komunikasi, persuasi, dan negoisasi yang penjelasannya tersebar di berbagai sub, dan terkadang sub bab yang di bahas tidak nyambung dengan teknik yang di bahas, sehingga membuat pembaca sedikit bingung.

Dalam buku ini dapat kita lihat bagaimana penulis membagikan pengalaman pengembangan dirinya yang membahas tentang teknik komunikasi. Penulis juga memiliki harapan setelah membaca buku ini nantinya para pembaca sudah lebih baik lagi dalam berbicara didepan audiens. Berbicara yang baik bukan sekedar bicara panjang lebar melainkan yang menggetarkan hati.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image