Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shanty Sya

Komodifikasi Konten Youtube Cerita Kehidupan Artis

Gaya Hidup | Tuesday, 02 Aug 2022, 20:31 WIB
sumber foto pexels- kailani

Akhir akhir ini kita sering disuguhkan cerita atau jalan hidup artis terkenal melalui tayangan youtube. Youtube menjadi sangat bernilai dengan pemasukan adsense nya dari seorang youtuber. Kita di didik berubah yang tadinya masa bodoh menjadi sangat ingin tahu dengan jalan cerita kehidupan pribadi seseorang.

Contohnya tayangan Youtube artis Vena Melinda , bagaimana dia bercerita tentang hubungan pertemanan dengan sesama artis yaitu Ferry Irawan sampai kemudian menjadi suaminya. Bahkan tanpa malu malu menceritakan kehidupan perkawinannya dari mulai masalah kecil sampai masalah yang sangat intim, dengan begitu gamblang dan lugasnya dia bercerita.

Publik akhirnya malah ikut terbawa suasana, dengan selalu mencari cerita kelanjutannya. Bagitu juga dengan Youtube nya Artis Anang Hermansyah , Atta Halilintar, dan Sule , seolah olah kehidupan pribadi mereka tidak ada sekat sama sekali, dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, apapun yang dikerjakan menjadi sangat bernilai, dengan menjadi sumber penghasilan yang di dapat dari iklan.

Tidak hanya terbatas dalam satu bingkai cerita kehidupan satu peristiwa saja, cerita kehidupan artis di babak peristiwa selanjutnya menjadi sangat menarik di ikuti. Mulai dari perkenalan 2 artis terkenal, kemudian kerja bersama, berlanjut ke gerbang pernikahan , hamil, punya anak dan kemudian bercerai, menjadi babak babak baru seperti layaknya sinetron. Semua di bingkai dalam tayangan konten youtube si artis tersebut, dan kemudian berita mereka menjadi buruan jurnalis online untuk memenuhi berita berita di semua portal.

Jadi ingat pada jaman dulu, kalau nenek saya bercerita , bagaimana seorang tetangga menutup rapat cerita tentang anaknya yang hamil duluan tanpa pernikahan sebelumnya, seolah menjadi satu aib yang tidak boleh di ceritakan, tapi tayangan youtube masa sekarang dengan santainya menceritakan kehamilan tanpa pernikahan sebelumnya, dan malah dapat penghasilan dari ceritakan masalah pribadi nya sendiri.

Dalam Ekonomi Politik Komunikasi menurut Vincent Mosco Komodifikasi adalah proses perubahan nilai guna suatu barang atau jasa menjadi nilai tukar.

Sebaliknya menurut Radita Gora dan Irwanto dalam bukunya : Hukum, Etika, dan Kebijakan Media (Regulasi, Praktik, dan Teori) (2015), komoditas yang diubah nilainya menjadi nilai tukar, digunakan perusahaan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan.

Vincet Mosco membagi komodifikasi menjadi tiga, yakni komodifikasi konten, komodifikasi khalayak, serta komodifikasi pekerja.

Dalam Jurnal berjudul : Komodifikasi, Spasialisasi, dan Strukturasi dalam Media Baru di Indonesia (2018) oleh Zera Edenzwo Subandi dan Teguh Priyono Sadono,menulis bahwa komodifikasi konten berkaitan dengan isi atau konten dari suatu media yang sangat cocok dijual di pasaran karena sesuai minat pasarnya.

Berdasarkan tulisan jurnal yang sudah ada mengenai komodifikasi konten memang pada akhirnya kita menjadi maklum bahwa ada kebutuhan masyarakat dalam menyaksikan konten yang di sajikan dalam tayangan youtube sekarang ini. Kalau ada pasarnya sudah pasti akan produsennya. Seperti halnya jaman tahun 90 an dimana sinetron Indonesia di media TV sangat marak dengan cerita sedih , konten dari cerita sinetron saat itu hampir sama isi nya, menjual kesedihan.

Apa yang menjadikan orang jaman sekarang dengan mudahnya menjelaskan kehidupan mereka tanpa ragu bahkan menjadikan itu penghasilan yang membuat mereka hidup mewah dan berkecukupan ?, ya, jawaban yang singkat pastinya karena ada pasarnya. Cerita hidup seseorang di jaman yang serba digital ini, sangat menjadi penting , dan di tunggu tunggu kelanjutannya. Cerita hidup sudah menjadi komoditas bagi seseorang , apalagi jika seseorang itu adalah tokoh terkenal dan penuh sensasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image