Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Isnawati Putri

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA INSANI MELALUI PERGURUAN TINGGI

Bisnis | Monday, 22 Nov 2021, 17:25 WIB

Di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi Islam di Indonesia, masih banyak tantangan dan permasalahan yang ada di depan mata. Salah satu tantangan terbesar yaitu Sumber Daya Insani yang dibutuhkan dalam industri keuangan syariah belum mencukupi. Kualitas Sumber Daya Manusia yang masih belum sesuai dengan kebutuhan suatu industri. Dalam pengembangan suatu perekonomian suatu negara Sumber Daya Manusia merupakan faktor utama penggerak kegiatan perekonomian. Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan oleh industri keuangan syariah terdapat perbedaan dengan industri konvensional dalam segi karakter yang dimiliki yaitu amanah, fathonah, jujur dan adil.

Dalam industri keuangan syariah lebih di Indonesia faktanya banyak pegawai yang lulusan dari jurusan keuangan dan ekonomi konvensional dibanding lulusan ekonomi syariah. Terdapat sekitar 800 program studi di universitas dengan jurusan syariah. Jika satu program studi mampu meluluskan 50 orang per tahun, ada potensi 40.000 sumber daya manusia yang bisa diserap industri. 80-90 persen Sumber Daya Manusia industri di bidang keuangan syariah lebih banyak memperkerjakan mereka yang bukan berasal dari prodi islam. Pelaku industri keuangan cenderung memilih atau merekrut dan memberi pelatihan ekonomi syariah kepada lulusan ekonomi yang konvensional.

Hal tersebut dapat menjadikan Sumber Daya Insani tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Dalam langkah upaya meningkatkan Sumber Daya Insani dalam industri keuangan syariah diperlukan adanya peran perguruan tinggi dalam mencetak Sumber Daya Insani yang profesional dan berkualitas. Perguruan tinggi haruslah memiliki kurikulum yang berbasis syariah. Memiliki kurikulum berbasis kompetensi yang memadukan antara ilmu syariah dengan ilmu umum serta mengintegrasikan antara teori dengan praktik secara berkelanjutan. Suatu Link and match merupakan jalan untuk menghadapi perubahan dengan kemajuan teknologi oleh karena itu pendidikan harus menyiapkan, kemampuan berfikir kritis, pengembangan berfikir kreatif dan inovatif. Link and match antara perguruan tinggi dengan duni kerja, bisa menjadi soslusi atas tantangan yang sedang dihadapi saat ini.

Peran Sumber Daya Insani Untuk Industri Keuangan Syariah

Sumber Daya Manusia dalam ekonomi islam biasa disebut dengan Sumber Daya Insani. Sumber Daya Insani adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang memerlukan pelatihan dan pengembangan terhadap kemampuannya. Dengan kata lain, Sumber Daya Insani merupakan pengawai yang siap dan mampu dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Sumber Daya Insani merupakan kunci sukses yang dibutuhkan perusahaan di dalam lingkungan yang kompetitif. Para pegawai lembaga keuangan berbasis syariah, tidak hanya harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhannya tetapi harus tetapi juga harus berkarakter islami.

Sumber Daya Insani memegang peran penting dalam perkembangan industri keuangan syariah. Padahal, tidak ada aturan yang berjalan tanpa struktur fisik yakni pelaku dan penyelenggara kegiatan ekonomi itu sendiri. Dalam industri keuangan perbankan dan Lembaga Keuangan syariah, Sumber Daya Insani memegang peran yang strategis yang memperjuangkan penegakan hukum syariah di tingkat regulasi dan mengkaji hukum syariah dan menciptakan produk dan layanan yang sesuai. Persyaratan dan kesepakatan serta pelaksana kebijakan yang sesuai dengan prinsip syariah dan pemberian layanan kepada nasabah sesuai dengan etika dan prinsip syariah. untuk memenuhi peran strategis tersebut Sumber Daya Insani harus berkualitas dan mau bekerja secara profesional.

Potensi penuh Sumber Daya Insani akan berdampak kuat pada perkembangan kegiatan ekonomi. Secanggih apapun teknologi, modal dan informasi, sulit untuk memajukan dan memenuhi Sumber Daya Insani yang dibutuhkan untuk ekonomi islam tanpa dukungan Sumber Daya Insani yang memadai. Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah, Indonesia harus menyiapkan lulusan dari ekonomi islam untuk pengembangan perbankan syariah. Industri keuangan syariah saat ini membutuhkan Sumber Daya Insani yang benar-benar profesional dan berkualitas dengan pengetahuan praktis tentang ekonomi islam.

Pengembangan Sumber Daya Insani Melalui Kurikulum Di Perguruan Tinggi

Untuk mencetak Sumber Daya Insani yang profesional dan berkualitas, menguasai sistem ekonomi Islam dan terampil dalam mengelola industri keuangan syariah dan bisnis syariah, sangat ditentukan oleh kurikulum dari suatu institusi pendidikan. Berbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia telah menawarkan pengajaran Ekonomi Islam. Dalam pengembangan kurikulum, setidaknya harus memiliki kurikulum berbasis kompetensi yang memadukan antara ilmu syariah dengan ilmu umum serta mengintegrasikan antara teori dengan praktik secara berkelanjutan. Dengan pengembangan ekonomi Islam melalui perguruan tinggi diharapkan akan melahirkan para sarjana ekonomi Islam yang memiliki skill baik dalam syariah maupun ilmu-ilmu ekonomi umum yang pada akhirnya mampu merespons segala permasalahan pengembangan ekonomi Islam sehingga keberadaan lembaga keuangan syariah terus mendapatkan kepercayaan publik.

Kurikulum Ekonomi Syariah dibangun dengan memadukan antara ilmu-ilmu teoritis dengan praktis (30:70) ekonomi konvensional dengan ekonomi Islam (40:60), ilmu kesyariahan (50%) ushul fiqh, qawaid fiqhiyah fi al-iqtishad, ayat-ayat dan hadits ekonomi, fiqh muamalah. Selain itu, kurikulumnya juga dilengkapi dengan ilmu-ilmu alat (30%) yang terdiri dari bahasa (Arab/Inggris), ICT (aplikasi komputer), matematika, statistik dan akuntansi. Kemudian, kurikulum tersebut juga diperkaya dengan penguatan di bidang kewirausahaan (20%) yang terdiri dari pengantar bisnis, kewirausahaan, studi kelayakan bisnis, analisis laporan keuangan dan etika bisnis Islam. Perguruan tinggi dengan program studi ekonomi syariah tetap harus menjaga prinsip keislaman yang identik dengan nilai keadilan dan kejujuran. Nilai tersebut merupakan nilai universal sehingga relevan untuk seluruh masyarakat, bukan hanya masyarakat muslim. Secara instrumental, ekonomi syariah menghindarkan unsur eksploitasi dan kezaliman (riba), spekulasi (gharar), dan judi (maysir).

Dalam pengembangan kurikulum, setidaknya wajib memiliki kurikulum berbasis kompetensi yang memadukan antara ilmu syariah dengan ilmu umum serta mengintegrasikan antara teori dengan praktik secara berkelanjutan. Perguruan tinggi adalah pihak yang paling menentukan dalam mencetak Sumber Daya Insani untuk industri perbankan syariah yang kompeten dan berkualitas, Berhasil tidaknya pengembangan industri keuangan syariah di masa yang akan datang sangat tergantung kepada lembaga pendidikan itu sendiri. Perguruan tinggi dengan program studi ekonomi syariah wajib memiliki lulusan Sumber Daya Insani yang harus menjaga prinsip keislaman yang identik dengan nilai keadilan dan kejujuran. Perguruan tinggi haruslah mencetak Sumber Daya Insani lulusan ekonomi syariah memenuhi kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri.

Kesimpulan

Dalam suatu perekonomian Sumber Daya Manusia menjadi faktor utama dalam kegiatan. Pertumbuhan perekonomian yang maju haruslah didukung dengan Sumber Daya Manusia yang bekompeten dan berkualitas sesuai dengan bidangnya. Tantangan yang dihadapi dalam pemenuhan Sumber Daya Manusia untuk ekonomi Islam sangat minim. Menjawab tantangan yang sedang terjadi saat ini dalam kegiatan ekonomi islam di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatakan pengembangan Sumber Daya Manusia melalui lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan merupakan tempat yang dapat mencetak Sumber Daya Manusia yang berkompeten dan berkualitas. Pada industri keuangan syariah, perguruan tinggi berbasis syariah dengan penerapan kurikulum yang sesuai sangatlah menjadi potensi melahirkan Sumber Daya Manusia yang Insani.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image