Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image padma malikahani

Twenty Five-Twenty One: Peleburan Antara Cinta, Keluarga, dan Persahabatan

Info Terkini | Saturday, 23 Jul 2022, 20:46 WIB

Twenty Five-Twenty One merupakan serial drama korea yang ditayangkan oleh Netflix, dan terbit di awal tahun 2022. Sebuah drama yang unik dengan sajian cerita berlatar belakang kehidupan masa muda menyegarkan dari sekelompok remaja yang tumbuh di era krisis IMF 1998.

Skenario drama ini tampak berbeda dari K-drama pada umunya, kisah percintaan yang unik dipadukan dengan gejolak emosi yang impulsif berhasil menciptakan tawa dan tangis penonton di sepanjang jalan cerita yang tak terduga.

Sebuah drama yang mengisahkan tentang seorang remaja tanggung yang haus akan ambisi untuk menjadi atlet Nasional di bidang olahraga Anggar, ia bernama Na Hee-Do. Tekad besar yang ia miliki berasal dari sebuah mimpi dan dan kekagumannya terhadap atlet muda seumurannya yang berhasil menyambat berbagai medali dan kejuaraan dalam kompetisi Nasional maupun Internasional di bidang Anggar yang ia minati, ia bernama Ko Yu-Rim.

Kecintaan Hee-Do terhadap Anggar berhasil mempertemukannya kepada masa depan yang ia impikan, kendati demikian perjuangan untuk mempertaruhkan keinginannya tak semulus yang ia bayangkan. Ia tidak berhenti untuk mewujudkan mimpinya walaupun semua orang menolak, hingga pada titik tertentu ia merasa tersesat dan merosot. Karena setiap penolakan yang ia terima menjadikan dirinya semakin membara dalam memenuhi ambisinya. Berbagai strategi ia upayakan, termasuk untuk mempertemukan dirinya dengan sang idola Ko Yu-Rim.

Krisis moneter di tahun 1998 berhasil memporak porandakan berbagai sektor kehidupan, tidak hanya perihal ekonomi namun kian merambat kepada kehilangan mimpi, dan kehancuran keluarga. Derit kehidupan yang keras kian menyapa Back-Yi Jin, tuan muda dan anak dari direktur perusahaan ternama yang kian diterpa kebangkrutan akibat IMF. Ia mempertaruhkan hidupnya akibat keluarganya yang terpisah dengan berbagai pekerjaan paruh waktu. Alkisah Yi-Jin yang pekerja keras dan biasa bergaul dipertemukan dengan sesosok gadis sembrono bernama Na Hee-Do.

Yi-jin yang dipaksa dewasa pada usianya yang masih belia, menjadikannya lebih tegar dari remaja seusianya. Semenjak bekerja paruh waktu di sebuah gerai peminjaman buku dan video, ia berkenalan dengan Hee-Do. Yi-Jin kerap mendukung Hee-Do untuk menjemput mimpinya, atas dasar kesamaan nasib dan energi positif yang dimilikinya. Yi-Jin menjadi tempat berkeluh dan mengaduh bagi Hee-Do begitupun sebaliknya.

“Caramu untuk melindungi mimpi memang salah tapi tekadmu benar” ucap Yi-Jin kepada Hee-Do yang goyah akan berbagai penolakan. Karena keberhasilan tidak tampak pada awal perjalanan, hidup penuh dengan berbagai lika-liku antara jatuh dan bangun. Justru karena pernah melalui perjalanan tersebut “Kau membuat tangga dari pengalaman kalahmu, kini kaulah yang paling tinggi” hibur Yi-Jin kepada Hee-Do.

Di samping itu, walau pada akhirnya Hee-Do dipertemukan dengan Yu-Rim pada sebuah klub anggar sekolah. Hubungannya tak sebaik yang ia bayangkan. Yu-Rim merupakan atlet Nasional anggar, keluarga serta anggarnya adalah apa yang terbesit di kepalanya. Kala perteman pertama, Yu-Rim kian menunjukkan sikap arogan terhadap Hee-Do, begitupun Hee-Do yang masih hijau dalam mengenal perilaku Yu-Rim menjadi angkuh dan enggan untuk mengenalnya lebih dalam.

Hee-Do si gadis pekerja keras, berhasil menjadi atlit anggar pendatang baru yang meraih medali emas pada kompetisi Pesta Olahraga Asia. Keberhasilannya yang gegap gempita justru menimbulan kontroversi diantara khalayak ramai. Hee-do merasa semakin terpuruk dan kian serba salah.

Namun yang terbesit di benaknya kala itu hanyalah serangkai pesan yang pernah dikatakan ayahnya, “Kemampuanmu tidak meningkat bak lereng tetapi bak tangga. Naik selangkah demi selangkah”. Lalu biasanya orang-orang merasa ingin menyerah pada tumpuan pertama, kedua maupun ketiga. Lalu setelah melalui ujung penderitaanya. Nantinya seseorang akan berkembang pesat tetapi dia tidak menyadarinya. Namun tidak semua orang pernah merasakannya, karena mereka mengira tumpuan pertamanya akan abadi.

Semua hal yang kita rasakan sekarang adalah proses bertumbuh, singkat cerita hubungan Hee-Do dan Yu-Rim membaik dikarenakan sebuah momen tidak terduga. Pada sebuah situs obrolan online di internet berhasil menyatukan hubungan Yu-Rim dan Hee-Do yang kian hari semakin runyam. Nyatanya mereka sudah saling bercerita satu sama lain, bahkan sebelum mereka saling kenal dan saling acuh tak acuh di setiap pelatihan anggar.

Dan tokoh lainnya yang berhasil mewarnai drama Twenty Five-Twenty One menjadi lebih menarik adalah hadirnya dua teman sekelas Hee-Do dan Yu-Rim yang ternyata sudah saling kenal sejak kecil bahkan sebelum mereka lahir, yaitu Moon Ji-Wong si bocah pecinta musik rock dan junior Yi-Jin dari grup band sekolah, dengan julukannya “si bocah keren dari kelas 2-7” yang nyatanya dia tidak hanya keren tapi juga berperilaku baik. Lalu Ji Seung-Wan si ketua kelas yang dicintai para anggotanya, merupakan anggota grup siaran dan lagi-lagi junior Yi-Jin, Seung-Wan juga merupakan anak dari pemilik rumah yang disewakan kepada Yi-Jin selepas keluarganya bangkrut.

Mereka tumbuh dalam atmosfer persahabatan yang hangat, kini hubungan Hee-Do dan Yi-Jin lebih dari sekedar teman ataupun kakak. Kini mereka berpacaran, Yi-Jin juga diterima menjadi pembaca berita dalam sebuah perusahaan informasi dan komunikasi UBS. Yi-Jin pernah mengatakan bahwa “Hidup yang tidak sesuai impian bukan hidup yang gagal, dan hidup yang sesuai impian belum tentu hidup yang berhasil”.

Twenty Five-Twenty One, sebuah kisah persahabatan yang ribut, dan cinta yang menggebu gebu, menjadikan ritme kehidupan bukan hanya sekedar rutinitas membosankan belaka. Karena masa-masa singkat itulah yang membuat hidup ini berwarna dan terus terkenang dalam dekap ukiran kenangan masa remaja yang singkat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image