DAMPAK PASCA PANDEMI MENGANCAM, BAGAIMANA PERAN INDONESIA MENANGANI DALAM LINGKUP ASEAN?
Politik | 2021-11-18 14:54:39Kasus pandemi Covid-19 saat ini sudah mulai mereda baik di Indonesia maupun kawasan Asia tenggara, tren penurunan jumlah kasus yang ada di ASEAN pun semakin meningkat khususnya Indonesia yang berhasil menekan laju penyebaran virus Covid-19 dengan positivity rate dibawah 1%. Hal ini menjadikan Indonesia berada di peringkat pertama dengan kasus covid terendah di Asia Tenggara. Namun, tidak dapat dipungkiri virus yang telah menjangkit 254 juta orang di dunia ini berdampak pada krisis kesehatan, ekonomi, sosial, dan kepemimpinan secara global. Pandemi ini cukup memberikan dampak yang serius bagi seluruh dunia termasuk kawasan Asia Tenggara terutama dalam bidang perekenomian seperti perlambatan rata-rata pertumbuhan ekenomi hingga minus 4%. Sehingga kondisi ini memicu pada terjadinya penurunan PDB suatu negara, defisit neraca berjalan, jatuhnya harga barang, dan meningkatnya pengangguran karena banyak orang yang kehilangan pekerjaannya. Kesamaan visi misi untuk dan berkolaborasi kerja sama menjadi kunci utama untuk memerangi agar wabah ini berakhir sebab pandemi Covid-19 juga menjadi krisis kesehatan yang dampaknya bahkan akan dirasakan selama 1 dekade mendatang.
Dalam perkembangannya, dinamika kerjasama kawasan ini tidak pernah lepas dari pengaruh besar globalisasi ekonomi sehingga membuat ASEAN terus menyiapkan diri dari globalisasi ekonomi yang salah satunya disebabkan oleh pandemi saat ini. Hal ini termaktup dalam pertemuan ASEAN Plus Three (APT SOM). Sebagai salah satu negara pemrakarsa terbentuknya ASEAN Indonesia turut andil dalam menekan laju penyebaran virus Covid-19 serta antisipasi dampak yang terjadi di kawasan Asia Tenggara. Dalam bidang perekonomian kawasan Asia Tenggara, Indonesia sendiri bertugas menyediakan fasilitas perdagangan kawasan seperti yang ada dalam Protocol 1- Designation of Transit Transport Routes and Facilities, mengelola alur laut kepulauan Indonesia I dan ALKI II sebagai jalur niaga dan membentuk masyarakat ekonomi ASEAN. Merebaknya kasus Covid-19 membuat Indonesia kembali berkontribusi untuk menjadi inisiator dalam memperkuat sinergi di kawasan Asia Tenggara.
Kontribusi Indonesia juga dapat dilihat ketika menjadi penggagas pertemuan tingkat tinggi antara Pejabat Tinggi Kesehatan kawasan ASEAN secara daring. Pertemuan ini memetakan dan membentuk inisiatif baru dari badan sektoral dan non-kesehatan yang perlu di amati lebih dalam badan sektoral kesehatan ASEAN agar memiliki cara yang konkret dalam menangani wabah virus Covid-19 di wilayah Asia Tenggara. Indonesia memberikan sejumlah inisiatif seperti memperketat dan mengembangkan protokol kesehatan di masing-masing negara ASEAN meskipun kasus Covid-19 mulai menurun, Indonesia juga mengusulkan pembentukan ASEAN Plus Three Task Force on Pandemic untuk meminimalisir dan upaya dari pemulihan ekonomi kawasan Asia Tenggara serta pencegahan berbagai penyakit pandemik agar masyarakat luas mampu untuk kuat menghadapi tantangan seperti saat ini di masa yang akan datang. Program ini awalnya merupakan kerangka kerja sama negara-negara anggota ASEAN dengan Tiongkok, Korea Selatan dan Jepang yang telah dilakukan sejak tahun 2007 yang dilakukan melalui perdagangan, investasi, keuangan, perbankan, dan lain sebagainya. Namun, semenjak pandemi ini terjadi kerja sama tersebut relevan dengan perkembangan kawasan dan global serta merespons pandemi Covid-19. Kerja sama ini diharapkan mampu untuk terus membangun resiliensi ketahanan ekonomi suatu kawasan dengan menguatkan infrastruktur konektivitas digital, jaringan kerja sama kesehatan dan jaring pengamanan sosial.
Selain itu, Indonesia juga berperan sebagai ketua ASEAN Health Ministers Meeting dimana Indonesia memiliki tugas mendorong pembangunan kesehatan kawasan tetapi dengan munculnya pandemi ini Indonesia harus lebih berusaha ekstra untuk mengkoordinasikan penyelesaian inisiatif baru penyelesaiannya dan menggalang solidaritas antar negara anggota. Dalam menangani pandemi di kawasan ini Indonesia akan memimpin 3 inisiatif baru seperti Cross Border Contact Tracing and Rapid Outbreak Investigation, ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework dan ASEAN Health Protocols in Public Places. Adapun tugas besar yang dipikul sektor kesehatan ASEAN dalam menghadapi wabah Covid-19 ini ialah dengan segera memanfaatkan ASEAN Covid-19 Response Fund untuk kesiapsiagaan operasionalisasi dari Regional Reserve of Medical Supplies for Public Health Emergencies dan melaksanakan kegiatan pada ASEAN Regional Comprehensive Recovery Framework. Budi Sadikin selaku Menteri Kesehatan juga mengharapkan keadilan vaksin bagi seluruh negara anggota ASEAN karena vaksinasi merupakan salah satu cara untuk mengakhiri pandemi yang ada sehingga ASEAN akan terus melakukan skema multilateral untuk menjamin ketersediaan akses vaksin secara adil dan merata.
Sejak terbentuknya ASEAN pada tahun 1967, ASEAN memiliki tujuan utama untuk mendorong negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk melakukan usaha kerjasama di bidang ekonomi dan kesejahteraan. Indonesia menjadi salah satu negara yang acap kali memberikan solusi dan bersikap aktif dalam menangani kasus yang ada di kawasan Asia Tenggara hal ini terbukti dengan contoh yang telah dijabarkan karena Indonesia memiliki keinginan besar untuk memajukan dan menstabilkan kawasan Asia Tenggara baik dalam bidang ekonomi, politik, keamanan dan kesehatan. Hal ini juga didukung karena selain sebagai pemrakarsa terbentuknya organisasi regional, Indonesia menganut politik bebas aktif sehingga berperan jelas di mata internasional. Negara berkembang di kawasan Asia Tenggara perlu membangun sinergi untuk menangani Covid-19 karena tidak semua negara anggota memiliki kemampuan optimal menangani pandemi tanpa melalui mekanisme politik luar negeri baik secara bilateral, multilateral dan regional. Posisi strategis Indonesia menyuarakan sebuah gerakan di ASEAN turut diperkuat dengan negara yang paling besar secara teritori, populasi, perekonomian serta kemampuan Indonesia dalam menekan laju penyebaran Covid-19. Agar kawasan Asia Tenggara berjalan dinamis maka dibutuhkan dengan memberikan skala prioritas pada sektor-sektor tertentu dan melakukan kolaborasi regional agar menyelesaikan konflik internal baik melalui mekanisme bilateral atau dalam kerangka ASEAN agar kita dapat keluar dari pandemi dan memperbaiki dampak yang telah diberikan oleh pandemi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.