Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Purwanto,M.Pd

Gerakan Moderasi Beragama Melalui Kelas Menulis

Agama | Tuesday, 16 Nov 2021, 21:48 WIB
Gambar: DokPri

Seorang bijak pernah mengatakan demikian, “Anda tidak akan pernah menjadi sungguh tahu sampai Anda bisa menuliskannya” Kalimat bijak itu yang mendorong saya mengajarkan pentingnya moderasi beragama dalam membangun kehidupan masyarakat yang rukun. Lebih dari menanamkan pemahaman, saya ingin para pelajar mulai menerapkan cara pandang moderasi beragama.

Menulis menjadi sarana yang menurut saya sangat efektif untuk membangun pemahaman para siswa mengenai moderasi beragama. Melalui praktik menulis, pemahaman (kognitif) yang baik akan meningkatkan kesadaran (afektif) pelajar yang kemudian mengasah keterampilan dalam bermoderasi agama.

Adapun pentahapan yang saya lakukan dalam mendampingi para pelajar menulis moderasi beragama sebagai berikut. Pertama-tama saya bersama siswa-siswa binaan mengadakan curah pendapat (brain storming) mengenai topik toleransi. Toleransi lebih popular dibandingkan moderasi beragama. Dalam curah pendapat ini saya mengkondisikan munculnya terminologi moderasi beragama. Apapun yang mereka pikirkan mengenai toleransi ditampung dan didaftar.

Langkah kedua, daftar makna dan atau apa saja yang terkait dengan tolerasi diolah kedalam beberapa kategori toleransi. Pada Langkah kedua inilah saya memunculkan istilah moderasi beragama-yang maknanya dari hasil curah pendapat mereka. Saya memfasilitasi para siswa mendapatkan makna kata tolerasi dan moderasi beragama.

Langkah ketiga, saya minta kepada setiap siswa binaan mengungkapkan keprihatinan mereka terkait dengan toleransi dan atau moderasi. Saya minta setiap siswa menceritakan peristiwa riil bentuk intoleransi yang membuat mereka prihatin. Dari keprihatinan ini saya menuntun setiap siswa binaan merumuskan premis yang akan menjadi acuan menulis karya tulis ilmiah, esai atau jurnal

Langkah keempat, saya memberi arahan atau tuntunan bagaimana menulis karya tulis ilmiah, jurnal atau esai. Pada Langkah keempat ini saya memberi gambaran struktur penulisan, dari abstrak, pendahuluan sampai kesimpulan dan saran

Setelah pentahapan tersebut, saya melihat pengetahuan para siswa mengenai moderasi beragama menjadi sangat bagus. Karena mereka mencari referensi teoretik mengenai toleransi dan moderasi beragama dari berbagai sumber. Yang mengejutkan saya pada sesi penulisan ini, mereka mampu menjelaskan dan mempresentasikan kerangka tulisan dengan baik termasuk isi bahasan yang akan mereka bahas yaitu moderasi beragama.

Saya meyakini menulis menjadi sarana yang sangat efektif untuk menginternalisasi moderasi bergama dikalangan pelajar. Dan bisa dipastikan apa yang mereka ketahui, yang mereka tuangkan dalam tulisan akan tersebar seluas internet merambah keberadaan manusia. Benar yang dikatakan Pramudya Anantatoer, “Menulis adalah keabadian” karena tulisan Anda melampaui batas lokasi dan waktu. Guru pelopor moderasi beragama akan mencari berbagai cara untuk menghidupkan gerakan moderasi beragama diantara para siswanya. Salah satunya melalui praktik menulis karya tulis.

#Gurupelopormoderasi

#Moderasiberagama

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image