Jarang Dikenal, Berikut 7 Fakta Unik Desa Sasak di Lombok
Gaya Hidup | 2022-07-18 07:36:23Lombok - Indonesia sebagai negara plural memiliki keberagaman serta keunikan adat, suku, dan budaya. Keindahan alam yang terbentang indah membuat Indonesia kerapkali dilirik warga negara asing sebagai tujuan wisata.
Pulau Lombok merupakan salah satu pulau yang masih mempertahankan adat suku Sasak di tengah kehidupan masyarakat modern. Desa Sade menjadi desa tradisional Sasak yang biasa dikenal sebagai desa asli Pulau Lombok, dengan memiliki beragam kebudayaan tradisional.
Desa Sade berlokasi di Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi nusa Tenggara Barat. Saat Sahabat Langit7 bertandang kesana akan menemukan hal unik yang tak akan didapatkan di tempat lain mulai dari rumah adat, baju adat, bahasa hingga suasana keadaan seperti di zaman dahulu.
Berikut tujuh fakta unik Desa Sade yang bisa Sahabat langit7 temui:
1. Melapisi Lantai dengan Kotoran Hewan
Penduduk Desa sade membersihkan rumah adat mereka dengan melapisi lantai menggunakan kotoran kerbau atau sapi, hal tersebut dilakukan setiap satu bulan sekali. Uniknya lagi kotoran kerbau ini tidak bau karena masyarakat menggunakan kotoran kerbau yang masih baru dengan dicampur tanah liat.
Tujuan dari melapisi dengan kotoran hewan ini agar lantai bersih dan terhindar dari debu-debu yang melekat, menguatkan lantai serta mencegah serangga agar tidak masuk ke dalam rumah terutama serangga jenis nyamuk.
2.Bangunan Rumah Adat yang Unik
Suku Sasak memiliki bangunan rumah yang unik, seperti bangunan zaman dahulu. Bangunan ini masih bertahan digunakan warga suku Sasak sebagai tempat tinggal.
Dengan bentuk yang sederhana, bangunannya menggunakan bahan yang didapat penduduknya dari alam. Dinding terbuat dari bambu, lantai terbuat dari tanah liat, serta atapnya terbuat dari daun alang-alang yang sudah kering.
3. Tenun dengan Alat Tradisional
Hal yang menjadi Desa Sade dikenal hingga mancanegara salah satunya dengan hasil kerajinannya. Kain tenun menjadi salah satu kerajinan yang dihasilkan warga Sade yang dibuat oleh kaum perempuan yang berada di Desa Sade.
Pembuatan kain tenun ini masih menggunakan cara serta alat tradisional. Kain tenun yang dibuat dengan kuat, tebal, dan tak gampang robek bernama kain endek, rang-rang, hingga songket. Semua warna kain tenun terbuat dari warna yang alami serta menggunakan benang yang kuat.
4.Tradisi Unik Ketika Perkawinan
Desa Sade memiliki tradisi unik dalam proses perkawinan di saat warga Desa Sade akan menikah, perempuan harus diculik terlebih dahulu oleh pihak laki-laki. Sebelum diculik, laki-laki dan perempuan akan bertemu di depan pohon cinta. Sebuah pohon yang tumbuh di sekitar rumah adat Desa Sade.
5. Tempat Tinggal Suku Sasak
Pada umumnya penduduk suku Sasak bermukim di Desa Sade, suku Sasak sebagai suku asli dari Lombok. Kurang lebih sekitar 700 jiwa tingga di Desa Sade karena saat warga Sade melakukan pernikahan masih dalam satu rumpun, sehingga warga suku Sasak terjaga keasliannya.
6. Rumah Tahan Gempa
Rumah sederhana yang berada di Desa Sade terdapat sekitar 150 rumah berdinding bambu, dengan lantainya terbuat dari tanah liat yang dicampur dengan sekam padi serta atap yang terbuat dari daun alang-alang yang kering. Bangunan rumah di Desa Sade dinilai tahan akan getaran gempa bumi karena pada saat Desa Sade diguncang gempa bumi yang besar, rumah-rumah di Desa Sade masih terlihat kokoh.
7. Ragam Fungsi Rumah
Bangunan rumah yang ada di Desa Sade memiliki beragam tipe, seperti Bale Bonter, Bale Kodong, dan Bale Tani, tipe-tipe rumah tersebut didasarkan pada fungsinya. Bale Kodong berfungsi sebagai tempat tingga bagi orang-orang yang baru saja menikah namun belum memiliki tempat tinggal.
Sedangkan Bale Bonter berfungsi sebagai tempat rumah para pejabat desa, serta fungsi untuk persidangan adat. Bale Tani sebuah rumah yang digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat yang berprofesi sebagai petani.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.