Gita Merasa Terkesan Belajar Qur'an Dengan Metode Dirosa, Ikuti Kisahnya Yuuk!
Eduaksi | 2021-11-16 20:59:00JAKARTA--Setelah 9 tahun tidak belajar membaca Al Quran, Gita Taruna (19) yang saat ini berstatus mahasiswa di Universitas Yarsi kembali terbuka hatinya untuk belajar Al Quran lagi. Gita mengungkapkan keinginannya agar bisa lancar dengan cepat membaca Al Quran karena saat ini masih terbata-bata. "Motivasi belajar Quran kembali itu karena ingin bisa baca Al Quran," ungkapnya.
Gita menemukan metode belajar Al Quran Dirosa akhir-akhir ini. Kesannya pertama kali belajar metode ini terasa asing. Namun, setelah beberapa kali pertemuan dia mulai merasa nyaman dengan metode ini. "Awalnya asing, saya baca Al Qurannya masih terbata-bata juga, tapi saya mencoba lagi untuk bersungguh-sungguh dan sudah merasa nyaman", katanya.
Setelah menekuni belajar Qur'an dengan metode Dirosa, akhirnya Gita merasakan ada kemajuan dalam bacaan Al Qurannya dan ia juga terkesan dengan cara penyampaian kaedah-kaedah tajwid dari pengajarnya.
"Metodenya cocok, dan dalam penyampaian kaedah-kaedah tajwid cocok. Alhamduillah sekarang ada peningkatan," ujar Gita.
Ketika ditanya tentang bagaimana bentuk hambatannya dalam belajar Al Quran, Gita menyebutkan ada 2 faktor yaitu faktor malas dan lingkungan. "Hambatan belajar Qur'an pertama malas, dan juga dari faktor lingkungan," ungkapnya. Meski begitu, Gita selalu berusaha meluangkan waktunya dalam sehari satu kali dikhususkan utk membaca Quran.
Metode Dirosa merupakan metode belajar Quran yang diajarkan di Markaz Quran Wahdah Jakarta Utara. Kegiatan Markaz Quran Wahdah yang disupport oleh WIZ (Wahdah Inspirasi Zakat) ini, berlokasi di Jl Teratai, Rawabadak, Jakarta Utara, dan juga tersedia di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Depok. [rsp]
#wahdahislamiyah #wahdahinspirasizakatjakarta #laznaswiz #sedekah #zakat #donasionline
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.