Budaya Perusahaan: Kunci Motivasi Kerja Para Karyawan
Bisnis | 2021-11-11 11:34:44Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang ikut terlibat secara langsung dalam menjalankan kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perusahaan yang baik dan memiliki citra positif di mata masyarakat tidak akan mengabaikan aspek pengembangan kualitas SDM. Manusia sebagai penggerak perusahaan merupakan faktor utama karena eksistensi perusahaan tergantung pada manusia-manusia yang terlibat dibelakangnya. Peningkatan motivasi kerja pada karyawan merupakan sebuah tugas dan kewajiban manajemen sumber daya manusia. Hal tersebut menyebabkan manajer SDM melaksanakan langkah stratejik, salah satunya membentuk budaya perusahaan yang baik.
Berdasarakan Booklet Survei Angkatan Kerja Nasional Februari tahun 2021 bahwa 205,36 juta orang sudah temasuk penduduk dengan usia kerja, yang mana 139,81 juta orang merupakan angkatan kerja. 84,14 juta orang sebagai pekerja penuh dan 35,50 juta orang sebagai pekerja Paruh Waktu.
Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan akan mempunyai dampak positif yang sangat kuat terhadap perilaku para karyawan termasuk kesadaran untuk meningkatkan kinerjanya. Menyadari pentingnya budaya perusahaan maka pemahaman internalisasi budaya perusahaan merupakan salah satu hal yang penting dalam rangka membentuk perilaku karyawan dan meningkatkan kinerja karyawan pada sebuah perusahaan.
Budaya perusahaan menjelaskan keberadaan sesuatu yang khas serta bagaimana semua hal dikerjakan dalam perusahaan (Khair dkk., 2016). Budaya perusahaan yaitu setiap aspek virtual yang ada didalam perusahaan yang mempunyai pengaruh kepada cara untuk mengambil keputusan, hal-hal apa yang diputuskan, keberadaan struktur, sistem-sistem bagaimana proses bisnis didesain dan dijalankan, serta bagaimana sikap dan perilaku para pimpinan dan karyawan. Oleh karena itu, budaya perusahaan yang kuat akan memberi pengaruh pada setiap perilaku karyawannya dan budaya perusahaan yang tidak kondusif dapat mengakibatkan rendahnya motivasi dan kinerja karyawan yang ada dalam perusahaan.
Motivasi Kerja
Para karyawan akan merasa lebih puas dan memegang teguh komitmennya jika nilai-nilai mereka sesuai dengan nilai-nilai perusahaan. Budaya organisasi yang kondusif sangat penting untuk mendorong tingkat kinerja karyawan yang produktif. Motivasi kerja merupakan suatu daya pendorong atau penggerak yang dimiliki atau terdapat dalam diri setiap orang dalam melakukan suatu kegiatan agar orang tersebut mau berbuat, bekerja, serta beraktifitas untuk menggunakan segenap kemampuan dan potensi yang dimiliki guna mencapai tujuan yang dikehendaki.
Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan kejiawaan dan sikap mental manusia yang memberikan energi, mendorong kegiatan dan menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan (Syaiful dan Chairatun., 2017). Indikator motivasi adalah sebagai berikut: 1) Engagement 2) Commitmen 3) Satisfaction dan 4) Turnover. Adapun indikator mengenai motivasi menurut Mangkunegara (2017) adalah : 1) Kerja keras, 2) Orientasi masa depan, 3) Tingkat cita-cita yang tinggi, 4) Orientasi tugas dan keseriusan tugas, 5) Usaha untuk maju, 6) Ketekunan bekerja, 7) Hubungan dengan rekan kerja, dan 8) Pemanfaatan waktu.
Motivasi yang efektif perlu diberikan kepada para karyawan, sehingga karyawan tidak selalu mengeluh tentang hal-hal sepele, tidak melanggar setiap aturan yang diberikan perusahaan dan juga tidak saling menyalahkan sesama karyawan. Maka dari itu perlunya memberikan motivasi dengan cara meningkatkan kerja keras karyawan, dan semangat kerja karyawan agar tercapainya tujuan perusahaan.
Budaya Perusahaan Sebagai Motivasi Kerja Karyawan
Herzberg (Siagian, 2010) berpendapat bahwa apabila pimpinan ingin memberi motivasi pada para bawahannya yang perlu ditekankan adalah faktor â faktor yang menimbulkan rasa puas yaitu dengan mengutamakan faktor-faktor motivasional yang sifatnya intrinsik yaitu keberhasilan, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, dan pengembangan.
Pengaruh faktor teamwork yang lebih dominan terhadap motivasi kerja karyawan dapat dipahami bahwa, seorang karyawan dalam lingkungan kerjanya membutuhkan rasa saling menghargai, saling membantu dan saling mempercayai dalam melaksanakan tugasnya. Menurut survey, penduduk bekerja menurut status pekerjaan utama yaitu sebesar 37,02% adalah sebagai Buruh/Karyawan/pegawai (Booklet Survei Angkatan Kerja Nasional, 2021).
Lingkungan sosial tempat kerja yang kondusif ternyata sangat mempengaruhi semangat dan motivasi kerja karyawan dalam suatu organisasi. Apabila karyawan cocok dengan budaya organisasi didalam suatu perusahaan tersebut, maka akan meningkatkan motivasi kerja karyawan tersebut.
Budaya yang kuat dapat menjadi alat perusahaan untuk berkompetisi dengan pesaing. Karena dari budaya yang kuat ini akan meningkatkan perilaku yang konsisten yang dapat menciptakan efektifitas perusahaan yang dipengaruhi oleh kinerja karyawan. Sedangkan bila budaya tersebut tidak kuat, maka tujuan organisasi akan berjalan ke arah yang salah.
Oleh karena itu, budaya perusahaan memiliki pengaruh yang besar dalam membuat lingkungan kerja menjadi nyaman, sehingga hubungan antara karyawan dengan pimpinan perusahaan dapat terjalin dengan baik. Budaya perusahaan yang positif akan menciptakan suasana dalam lingkungan kerja yang nyaman sehingga membuat pekerja dapat terhindar dari stres kerja dimana suasana mencekam yang menekan bisa dimimalisir dengan budaya perusahaan yang kuat dan baik, begitu juga sebaliknya apabila budaya perusahaan yang dirasakan pekerja negatif maka stres kerja yang dirasakan karyawan tinggi menyebabkan rendahnya motivasi kerja yang berdampak pada kinerja yang rendah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.