Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Trisya Suherman SE, Dipl.Cidesco

Moeldoko Ultah ke-65, Moeldoko Center : Loyalitas Terhadap Joko Widodo Layak Menjadi Capres

Politik | Saturday, 09 Jul 2022, 14:14 WIB
Moeldoko bersama Presiden Joko Widodo

Keluarga Besar Moeldoko Center mengucapkan: “Selamat Ulang Tahun (Ultah) / Milad kepada Pak Moeldoko yang ke 65 tahun, semoga Pak Moeldoko selalu sehat, tetap bijaksana dan selalu ada menjaga NKRI, Pak Moeldoko menjadi panutan rakyat Indonesia untuk membangun negeri. Sukses dalam program Nawacita, menuju Indonesia Emas dengan gemilang”

Selanjutnya Pak Moeldoko memberikan ucapan balasan melalui video dalam akun IG @Moeldokocenter kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Moeldoko Center, beliau mengatakan :

Ucapan Selamat 1 Tahun Moeldoko Center, Peran dan Sumbangsing Bagi Masyarakat

"Terimakasih atas dukungan selama ini, Alhamdulilah tanggal 8 Juli 2022 juga memperingati Ulang Tahun (Ultah) / Milad Moeldoko Center, tidak terasa sebagai sebuah organisasi sudah berjalan selama 1 tahun, meskipun masih tebilang muda tetapi Saya sudah bisa merasakan berbagai peran dan sumbangsih Moeldoko Center bagi masyarakat", ujarnya.

Capaian prestasi kerja Moeldoko tentulah menjadi harapan masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pemimpin terbaik tokoh yang telah mengabdi separuh hidupnya kepada negara, lebih dari 35 tahun sejak beliau menjadi tentara hingga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP).

Ketokohan Moeldoko seorang militer yang lahir dari anak petani dibentengi dengan pondasi agama Islam yang sangat kuat mengantarkan Moeldoko menjadi seorang Jenderal yang mengabdi untuk agama, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Loyalitas Moeldoko sebagai Menteri terbaik pilihan presiden Joko Widodo, dalam rilis hasil Lembaga survei Political Weather Stations (PWS) terbaru tentang kelayakan para Menteri dan pejabat setingkat Menteri pemerintahan Joko Widodo – Maruf Amin maju sebagai calon presiden 2024 dimana Moeldoko masuk jajaran 3 besar.

Walaupun Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (40,5 persen) dan Menparekraf Sandiaga Uno (15,4 persen) leading diatas, namun yang sangat menarik adalah posisi Kepala KSP Moeldoko (10,2 persen) dapat melebih Menteri BUMN Erick Thohir (8,7 persen), dan Mensos Tri Risma Harini (7,5 persen)

Mencermati loyalitas Moeldoko sangatlah menarik untuk memberikan padangan mengenai pengabdian Moeldoko yang telah bekerja untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) . Moeldoko diketahui mempunyai puncak karier di TNI ditunjuk Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Panglima TNI pada 30 Agustus 2013 dan berlanjut tahun 2015, itupun masih dipercaya sebagai Panglima TNI hingga dia purna tugas pada 8 Juli 2015. Ia kemudian digantikan Jenderal Gatot Nurmantyo.

Sepak terjang Moeldoko sebagai bagian keluarga Presiden Joko Widodo dapat dibuktikan ketika didaulat menjadi perwakilan keluarga dalam acara resepsi pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution pada 9 November 2017, pengaruh kedekatan dan kepercayaan keluarga presiden untuk mengawal pemerintahan Joko Widodo menempatkan elektabilitas Moeldoko tetap konsisten, memegang komando nomer satu relawan Joko Widodo poros Team Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, sukses menjadi Kepala Staf Kepresidenan ketiga sepanjang pemerintahan Jokowi-JK hingga Jokowi – Ma’ruf Amin, membikin spekulasi dirinya bakal digadang sebagai calon presiden pada tahun 2024.

Elektabilitas Moeldoko tanpa sebuah partai, meskipun pernah dengan Hanura dan Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat, Moeldoko dinilai sebagai seorang tokoh yang mampu membawa elektabilitas partai Demokrat. Kondisi objektif pun menjadi penilaian kader Parpol setelah era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) partai Demokrat tidak mempunyai tokoh yang mampu menjadi magnet elektabilitas masa pendukung SBY selama dua periode.

Moeldoko mungkin posisinya belum kuat untuk bisa menjadi Ketum Parpol Demokrat, karena sosok Moeldoko sebagi negarawan sebatas dinilai ingin merebut partai Demokrat, padahal upaya menempatkan Moeldoko sebagai Ketua Umum KLB Demokrat ditempuh melalui jalur hukum konstitusi yang cukup bijaksana tanpa menempatkan kepentingan dan kekuasaan pemerintah untuk mengebiri atapun “membegal Parpol Demokrat”. Legal formal Demokrat bukanlah jalur prestasi untuk menaikan elektabilitas melainkan jalur simpatik yang masih sangat rentan kepengurusan partai di akar rumput.

Moeldoko mungkin posisinya belum kuat untuk bisa menjadi Ketum Parpol Demokrat, karena sosok Moeldoko sebagi negarawan sebatas dinilai ingin merebut partai Demokrat, padahal upaya menempatkan Moeldoko sebagai Ketua Umum KLB Demokrat ditempuh melalui jalur hukum konstitusi yang cukup bijaksana tanpa menempatkan kepentingan dan kekuasaan pemerintah untuk mengebiri atapun “membegal Parpol Demokrat”. Legal formal Demokrat bukanlah jalur prestasi untuk menaikan elektabilitas melainkan jalur simpatik yang masih sangat rentan kepengurusan partai di akar rumput.

Berbagai fakta kinerja Moeldoko dengan banyak prestasi, bersih dari tindakan korupsi yang merugikan negara telah membuktikan eksistensi dirinya dalam rezim SBY dan Joko Widodo sebagai orang kepercayaan mengawal setiap pemerintahan,

Apakah Moeldoko masih belum pantas mendapatkan amanah menjadi seorang Presiden ?

Moeldoko bukanlah sosok yang cacat secara politik karena terpilih dari KLB Demokrat, walaupun kurang tepat masuk dalam arena poltik internal partai yang bukan menjadi rancangan Moeldoko untuk mengambil alih Partai Politik ( Parpol), tetapi atas dasar permohonan dari sejumlah kader Parpol dan pendiri Demokrat yang merasa terzholimi. Kalah status hukum legal formal Parpol namun mampu memenangkan kepercayaan publik tanpa menggunakan kekuasaan yang dimiliki oleh negara. Demokrat terjerat dalam poros Cikeas masuk dalam arena oligarki, elite kekuasaan Demokrat sebagai tirani kepemimpinan pengurus dalam genggaman keluarga SBY.

Membangun jaringan sosiologis dan politik masyarakat yang dilakukan Moeldoko melalui organisasi non partai dan pemerintah. Terdapat sejumalah organisasi seperti HKTI, Moeldoko Center (MC), anggotanya sudah mempunyai kepengurusan secara struktural dari tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sampai tingkat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) . Jaringan aliansi poltilk seperti Pro Moeldoko, Sahabat Moeldoko, Kelompok Millenial, bahkan relawan yang dulu mendukung sosok kepemimpinan militer Prabowo lebih banyak memberikan dukungan kepada Moeldoko.

Strategi menyatukan poros relawan Jokowi – Prabowo menjadi sangat tepat untuk persatuan dan kesatuan anak bangsa dibawah komando Moeldoko, penilaian ini mendasar karena seorang Moeldoko lebih tepat sebagai sosok rakyat jelata yang menjadi abdi dalem negara membela kepentingan rakyat dan negara hingga diharapkan dapat menjadi sosok pemimpin negara 2024.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image