Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Hanifah, CHt., C.NNLP

Dilema Muslim Hari Ini: Burik Dibully, Good Looking Dicari.

Agama | Saturday, 09 Jul 2022, 10:16 WIB

Tulisan ini merupakan tulisan saya lama tentang radikalisme yang hari ini masih relate juga, heran kenapa sih radikalisme jadi bulan-bulanan bagi ummat Islam?

Spesial! Hanya ada di Indonesia: burik dibully, good looking dicari. Hmm, sungguh sangat lawak. Kian hari ditengah naiknya kembali angka pandemi dan anjloknya ekonomi bisa-bisanya kita disuguhkan oleh berbagai narasi pemecah belah umat di negeri ini, apalagi kalau bukan soalan radikalisme. Radikalisme yang wujudnya hari ini tidak terlihat kian diblowup habis-habisan

Tentu kita tidak lupa dengan deretan narasi yang pernah diucapkan oleh petinggi di negeri ini. Puisi dari Sukmawati 2018 lalu yang membandingkan adzan dengan kidung dan cadar dengan konde. Satu tahun kemudian beliau melontarkan pertanyaan bandingan “Mana lebih bagus Pancasila dengan Alquran? Yang berjuang untuk kemerdekaan di abad 20 itu Nabi yang Mulia Muhammad apa Insinyur Soekarno?”

Menkopolhukam Mahfud MD malah menyebut anak kecil yang tidak mau bermain dengan lawan jenisnya karena bukan mahramnya dianggap radikal. Menteri Agama juga mengancam pemakai cadar dan celana cingkrang dikeluarkan dari instansinya jika tidak meninggalkan jenis pakaian tersebut. Ia akan menghapus materi materi pelajaran yang dianggap radikal dari kurikulum sekolah di bawah Kemenag.

Di daerah-daerah, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat juga bergerak menangkal radikalisme. Tak hanya itu untuk kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) diluncurkan kanal pelaporan untuk menampung pengaduan masyarakat terhadap ASN yang terindikasi terpapar radikal. Penanganan radikalisme di kalangan ASN juga dilakukan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) yang disepakati oleh 12 kementerian/lembaga yakni Kemen PAN/RB, Kemenko Polhukam, Kemendagri, Kemendag, Kemenkominfo, Kemendikbud, Kemenhumham, BIN, BNPT, BIPP, BKN, dan KASN. (Cnn Inonesia 12/11/2019).

Hari ini narasi radikalisme yang digulirkan adalah: wajah good looking, hafidz qur’an, jago bahasa Arab yang kalau dinalar sangat tidak nyambung sekali. Sesungguhnya berbagai narasi radikalisme yang digulirkan oleh pejabat pemerintah tidak memberikan efek besar bagi masyarakat. Susah dicerna soalnya, hati-hati saja kalau narasi yang digulirkan sifatnya fiktif bisa-bisa masyarakat kehilangan trust kepada pemerintah, yang ada malah mempermalukan tubuh pemerintahan sendiri. Masyarakat hari ini cerdas, tiap hari makin memahami sesungguhnya radikalisme hanyalah narasi untuk menjauhkan muslim dari Islam secara perlahan, bagaimana tidak tolok ukur radikalisme yang masih samar dan belum jelas selalu diarahkan kepada orang-orang yang memperjuangkan adalah ajaran Islam. Hal itu bisa dibuktikan, selama ini yang sering dituduh sebagai tempat penyebaran radikalisme adalah masjid. Sejarah Kebudayaan Islam di sekolah-sekolah dicurigai sebagai penyemaian kader radikal. Para Ustadz dan ulama yang mengajarkan Islam kaffah dianggap radikal. Bendera tauhid disebut sebagai bendera kelompok radikal. Khilafah yang merupakan ajaran Islam yang agung dinyatakan sebagai ideologi radikal.

Kalaupun narasi tersebut digulirkan kepada orang yang memperjuangkan Islam, perlu digarisbawahi sesungguhnya umat Islam hanya menjalankan kewajibannya untuk menyeru orang lain dengan visi besar membebaskan penghambaan kepada sesama manusia menjadi penghambaan kepada Allah saja. Apa nggak capek selama ini mengabdi kepada manusia? Maka sangatlah disayangkan, orang-orang atau organisasi yang akan menyelamatkan Indonesia menjadi lebih baik kian hari senantiasa dituding sebagai orang atau organisasi yang radikal! Barat dengan ideologi Kapitalisnya tidak akan pernah ridho seandainya Islam tegak menggantikan Ideologi Kapitalis. Ketika Islam tegak, Barat tidak mampu menjarah lagi sumber daya alam milik kaum muslimin, Barat tidak bisa menjajah kembali kaum muslimin.

Islam tegak akan memberikan pondasi bahwa sumber daya alam milik umum (api atau energi, air, hutan) dikelola oleh negara dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat. Bukan dimiliki oleh perseorangan atau korporasi. Ingat! Sebesar apapun kekuatan untuk melemahkan kaum muslimin dan menghancurkan Islam, Islam akan tetap tegak. Sebab tegaknya Islam adalah janji Allah dan kabar gembira dari Rasulullah SAW. Alhasil, jangan pernah termakan dengan tudingan radikalisme. Sebab, bukankah ajaran Islam ini dari Allah dan Rasul-Nya? Berani menuduh ajaran-Nya dan ajaran Rasul-Nya radikal? []

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image