Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fatimah Azzahra

Dzulhijjah Momen Meraih Takwa

Agama | 2022-07-07 00:23:06

Oleh: Fatimah Azzahra, S. Pd

Dzulhijjah telah datang. Ia adalah salah satu bulan yang mulia. Bahkan ia disandingkan dengan bulan Ramadan. Masyaallah.

Dzulhijjah identik dengan kisah apik nan romantis. Kisah meletakkan Cinta kepada Maha Cinta. Kisah pengorbanan Ibrahim as, Isma'il as dan Hajar. Siapa yang tak tahu kisah Cinta ini?

Cinta bukan sembarang cinta. Tapi, cinta yang mendorong akan takwa. Pembuktian cinta pada Sang Maha Cinta, Allah swt. Mari kita ulas kembali.

Ujian Cinta

Buah hati yang dinanti nabi Ibrahim as bukan sebentar. Hingga Sarah merasa tubuhnya menua, Allah belum jua menitipkan buah hati pada keduanya. Hingga akhirnya Isma'il kecil lahir ke dunia dari rahim Hajar. Tentu alangkah senang dan gembira hati sang nabi as beserta Sarah juga Hajar. Buah hati yang dinanti kini hadir ke tengah mereka.

Namun, apakah kehadiran buah hati ini menggeser posisi Allah swt pada diri Nabi Ibrahim as, Sarah dan juga Hajar? Allah uji kecintaan keluarga sang nabi.

Dalam keadaan baru melahirkan, sang bayi pun masih merah, nabi Ibrahim as mengajak mereka pergi. Perjalanan panjang di tempuh hingga tiba di gurun pasir yang tak berpenghuni. Kemudian, sang nabi meninggalkan Hajar dan Isma'il kecil. Pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan Hajar tak jua dijawab sang Nabi. Hingga akhirnya beliau mengganti pertanyaannya, "Apakah ini perintah Allah? "

Seketika itu, nabi Ibrahim pun menjawab, "Ya. "

Jawaban iman yang menghujam dilontarkan oleh Hajar, "Kalau demikian, maka Allah takkan menyia-nyiakan kami. "

Masyaallah. Bagaimana jika kita ada di posisi nabi Ibrahim dan keluarga? Akankah kita pun berbuat yang sama?

Meletakkan Cinta

Atas dasar cinta pada Allah swt, nabi Ibrahim as membawa Hajar dan Isma'il kecil ke padang pasir. Atas dasar iman dan cinta pada Rabbnya, Hajar rela ditinggalkan bersama bayi merahnya di tengah padang pasir tak berpenghuni dengan bekal seadanya.

Allah takkan menyiakan kita! Allah sayang pada kita, Allah berikan apa yang kita butuhkan. Maka, kita lihat dan bisa kita rasakan air zam zam saat ini. Ialah bukti bahwa Allah takkan menelantarkan hamba-Nya.

Tak sampai disitu, setelah besar, Nabi Ibrahim as dan Isma'il mengobrol tentang mimpi sang ayah menyembelih anaknya. Bukan bantahan yang kita dapatkan. Tapi, ajakan untuk melaksanakan mimpi sang ayah lah jawaban dari puteranya tersayang. Masyaallah.

Keyakinan bahwa Allah akan menjaga. Cinta yang besar pada Allah menghujam dalam diri Isma'il hingga tak keberatan jika nyawa dikorbankan. Dan ya, Allah buktikan dengan mengganti pengorbanan Isma'il dengan domba. Allahuakbar.

Inilah yang harus kita tiru dan amalkan. Meletakkan cinta pada tempatnya dengan benar. Cinta pada Allah dan perintah-Nya harus kita dahulukan dari semua ego dan nafsu dunia.

Momen Meraih Takwa

Tak hanya dijadikan cerita turun temurun. Cinta nabi Ibrahim as dan keluarganya diabadikan dalam Al qur'an, dijadikan rangkaian ibadah haji, juga dilakukan oleh muslim setiap tahunnya. Masyaallah. Shalawat dan salam untuk nabi Ibrahim.

Lantas apa manfaatnya bagi kita? Apa cukup hanya cerita belaka? Bak dongeng yang tiap tahun menyapa. Semoga tidak demikian. Mari jadikan bulan mulia ini sebagai momentum kita kembali meraih takwa.

Melandaskan cinta pada Allah swt dengan memeluk semua syariat-Nya. Berjuang dalam menjalankan syari'at yang sudah diturunkan. Baik itu ranah ibadah antara pribadi dengan Allah seperti sholat, puasa; atau ranah pribadi dengan diri sendiri seperti makanan, pakaian; atau juga ranah pribadi dengan orang lain seperti muamalah.

Setiap kita punya "Isma'il" yang akan Allah minta korbankan. Bisa jadi pasangan, buah hati, orangtua, harta, teman, dan lainnya. Yang sejatinya semuanya hanyalah titipan Allah semata. Terserah Allah ingin kita melakukan apa terhadap titipan-Nya. Tentu Allah ingin kita patuh pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Korbankan harta yang kita cintai untuk Allah saja. Korbankan buah hati yang kita cintai di jalan Allah, dengan mendidiknya agar cinta pada Allah, berjuang di jalan Allah. Korbankan pasangan yang kita cintai karena Allah, buat ia dekat pada Allah, semakin rajin ibadah. Jadikan Allah nomor satu dalam kehidupan kita semuanya.

Termasuk saat syari'at Allah dibenturkan dengan hukum buatan manusia. Saat Rasulullah kembali dinista. Mari bersuara, buktikan cinta kita dengan action. Walau hanya olahraga jempol. Semoga Allah ridhoi dan bisa menjadi amal pemberat kita ke surga. Aamiin.

Wallahua'lam bish shawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image