Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Thresia Antiq

Membudayakan 'Idul Adha Tanpa Kantong Plastik'

Gaya Hidup | Monday, 04 Jul 2022, 14:58 WIB

Plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang lalu, saat ini telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Dampak negatif harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik. Dampak ini ternyata sangat signifikan. Konsumsi berlebih terhadap plastik mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar karena plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.

Fakta menunjukkan bahwa bahan pembuat plastik dapat memberikan akibat antara lain :

1) Tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing.

2). Bahan plastik yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan.

3). Kantong plastik akan mengganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.

4). Menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah.

5). Kantong plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan angin bahkan sampai ke laut. Hewan-hewan laut dapat terjerat dalam tumpukan plastik. Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya. Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.

6). Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.

Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna maka akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup dioksin ini manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit di antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi. Kita memang tidak mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%, tetapi yang paling memungkinkan adalah dengan memakai ulang plastik (reuse), mengurangi pemakaian plastik (reduce), dan mendaur ulang (recycle). Terakhir, mungkin perlu regulasi dari pemerintah untuk meredam semakin meningkatnya penggunaan plastik.

Oleh karena itu umat Islam perlu membudayakan perayaan Hari Raya Idul Adha tanpa meninggalkan sampah plastik. Hal ini berarti tidak menggunakan kantong plastik (terutama kresek hitam) sekali pakai dan menggunakan wadah yang ramah lingkungan saat membagikan daging kurban.

Sebagaimana diketahui kantong plastik kresek hitam merupakan hasil dari proses daur ulang plastik bekas pakai yang mengandung zat karsinogen dan berbahaya bagi kesehatan. Kantong plastik kresek berwarna, terutama hitam kebanyakan merupakan produk daur ulang dan dalam proses daur ulang tersebut riwayat penggunaan sebelumnya tidak diketahui, apakah bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, limbah logam berat, kotoran hewan ataupun manusia. Selain itu, dalam proses tersebut juga ditambahkan berbagai bahan kimia yang menambah dampak bahayanya bagi kesehatan.

Untuk mengantisipasi dan mengurangi kerusakan alam akibat sampah plastik, maka panitia kurban sebaiknya diimbau untuk tidak menggunakan kantong plastik hitam atau kantong plastik sekali pakai sebagai wadah daging kurban , tetapi menggunakan alternatif pembungkus daging ramah lingkungan atau membawa wadah sendiri yang terbuat dari bahan ramah lingkungan saat mengambil hak atas hewan kurban . Panitia dianjurkan menggunakan besek yang terbuat dari bambu, besek dari daun kelapa, besek dari pandan, daun jati, daun pisang, atau bisa dengan box daging (wadah makanan) yang bahannya mudah terurai (biodegradable).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image