Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Pewarta Network

Ciri-ciri Lomba Palsu yang Perlu Diketahui

Lomba | 2022-07-04 09:30:28
Ilustrasi penipuan

Saat ini informasi lomba terbaru terus bermunculan di internet. Bahkan info lomba tersebut dengan mudahnya ditemukan di media sosial semacam Facebook, Twitter, Instagram, dan lain sebagainya.

Postingan pengumuman lomba itu diselenggarakan oleh berbagai sumber. Penyelenggaranya pun beragam, mulai dari kalangan instansi, perusahaan, sampai komunitas atau organisasi kenamaan. Namun di antara sekian banyak penyelenggara, ada saja ulah oknum-oknum nakal yang berniat jahat dengan berkedok mengadakan perlombaan.

Kejahatan siber berkedok lomba tentunya harus diwaspadai. Cara mewaspadai keberadaan lomba-lomba palsu tersebut bisa diketahui dengan mengenali ciri-cirinya.

Adapun ciri-ciri penipuan lomba palsu tersebut dapat dikenali dalam 5 tanda utama, seperti dijabarkan melalui penjelasan berikut.

1. Harus membayar

Tujuan mengikuti lomba adalah untuk mendapatkan keuntungan berupa hadiah. Maka tak lazim jika peserta justru diharuskan membayar demi mengikutinya.

Meski ada alasan tertentu yang mengharuskan peserta membayar administrasi lomba, namun jika dicermati harusnya keperluan apapun sudah semestinya menjadi bahan pertimbangan panitia jika ingin mengadakan lomba.

2. Kredibilitas penyelenggara meragukan

Akan jadi percuma sekian waktu yang Anda manfaatkan untuk belajar tips sukses menang lomba jika ternyata panitia penyelenggara terdiri dari oknum-oknum nakal. Karena selain mengindikasikan lomba yang mereka gelar itu palsu, tentunya reputasi tersebut patut dipertanyakan.

Jadi, bijaknya sebelum mendaftar sebuah event lomba selalu cek terlebih dahulu seperti apa reputasi penyelenggara sejauh ini.

3. Hadiah berupa publikasi karya sistem print on demand atau self-publishing

Untuk poin ketiga ini sedikit berbeda. Penipuan lomba palsu biasanya menggunakan modus sistem print on demand atau self-publishing.

Jika menang, peserta diberi hadiah publikasi karya, namun dengan sistem print on demand. atau self-publishing. Kurang lebih artinya, penulis harus merogoh kocek untuk membeli buku yang diterbitkan panitia lomba.

Secara tidak sadar, peserta digiring untuk jadi konsumen penyelenggara lomba, yang biasanya penerbit baru.

4. Wajib banyak (sekali) tag akun medsos teman

Ini yang paling umum dijumpai, yaitu kewajiban melakukan mention atau tag ke sejumlah teman di media sosial agar mengetahui bahkan turut mengikuti lomba secara paksa.

Mengikuti lomba didasari atas kemauan si calon peserta, tanpa kewajiban untuk mengajak orang lain untuk ikut juga mengikutinya.

5. Syarat dan tenggat waktu lomba amat lentur

Soal tenggat waktu, lomba bisa diperpanjang periode penyelenggaraannya jika kuota peserta belum terlampaui. Namun akan jadi terasa aneh jika pengumuman soal perpanjangan dilakukan secara terus-menerus.

Bisa jadi ada modus yang sedang direncanakan si penyelenggara.

Harusnya, berapapun jumlah peserta tidak lantas membuat peraturan soal periodik waktu kemudian dapat diubah-ubah seenak kemauan penyelenggaranya. Karena peserta yang telah lebih dulu mendaftar akan dirugikan dengan molornya penyelenggaraan lomba tersebut.

Sumber: Sayembara.net

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image