Pentingnya Pengetahuan Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut sejak Masa Anak Anak
Edukasi | 2022-07-02 08:04:47Masa anak – anak memang masa yang paling menyenangkan. Pada masa ini, kita bebas mengekspresikan diri, bermain, dan bercanda bersama teman. Ini merupakan masa yang tidak akan terulang sepanjang hidup. Namun, di balik rasa senang terdapat rasa tanggung jawab yang besar bagi orang tua. Pada masa ini, orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak – anaknya dengan baik dan benar karena pada umur inilah tumbuh kembang anak dimulai.
Banyak pengetahuan yang harusnya diajarkan dalam masa anak – anak, salah satunya adalah pengetahuan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan ini harus diajarkan mulai sedini mungkin agar mereka terbiasa dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Banyaknya kasus gigi berlubang pada anak – anak maupun dewasa disebabkan karena kurangnya pengetahuan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dengan demikian, diharapkan orang tua turut berperan penting dalam memberikan edukasi kesehatan gigi dan mulut. Untuk itu, orang tua perlu mempelajari tentang bagaimana cara menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar untuk diajarkan kepada anak – anaknya.
Kesehatan pada anak – anak sangat penting karena mereka adalah calon penerus bangsa. Kualitas kemajuan bangsa ditentukan seberapa baik kualitas pada diri mereka. Jika kesehatan sumber daya manusia (SDM) sendiri meningkat, maka kualitas kemajuan bangsa juga akan meningkat. Indonesia sebagai bangsa yang memiliki bermacam – macam suku dan budaya tentunya memiliki tantangan sendiri dalam menyatukan satu pendapat dan satu pemikiran.
Keberhasilan edukasi kesehatan gigi dan mulut menjadi salah satu indikator dalam peningkatan kesehatan bangsa. Tantangan yang nyata adanya dalam menangani masalah kesehatan adalah edukasi kesehatan masih sulit dilakukan di daerah yang terpencil dan jauh dari kota. Hal ini dikarenakan perbedaan suku dan budaya yang sangat terasa antara penduduk kota dengan desa. Selain itu, tingkat pemahaman masyarakat di desa yang masih kurang disebabkan faktor perbedaan bahasa.
Pada Rabu/22/06/2022, saya melakukan edukasi kesehatan gigi dan mulut ke Kabupaten Sumenep, Madura bersama TNI AL, FKG Universitas Airlangga, dan FKG Universitas Hang Tuah. Kegiatan ini adalah tantangan bagi saya sebagai orang yang belum pernah menemui masyarakat Madura secara langsung. Pada kesempatan itu, saya mengunjungi salah satu SD di Kabupaten Sumenep, Madura. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kesehatan masalah gigi dan mulut dan stunting. Saya kebetulan bertugas dalam memberikan edukasi kesehatan gigi dan mulut kepada adik – adik SD.
Mereka sangat antusias sekali dalam mengikuti edukasi kesehatan gigi dan mulut yang saya dan teman – teman berikan. Akan tetapi, terdapat kendala saat melakukan edukasi, yakni bahasa. Hal ini disebabkan karena adik – adik SD di Madura terbiasa menggunakan bahasa Madura daripada bahasa Indonesia. Saya dan teman – teman pun kesulitan dalam menyampaikan edukasi. Akan tetapi, kami berusaha semaksimal mungkin agar ilmu yang kami berikan dapat tersampaikan dengan baik ke mereka.
Namun, ada salah satu hal yang membuat kami kaget adalah beberapa dari mereka mengaku sudah ada yang merokok. Merokok merupakan perilaku yang dapat merusak kesehatan gigi dan mulut. Kebiasaan merokok sendiri semestinya tidak boleh dilakukan kepada anak – anak yang masih dalam tahap pertumbuhan. Sementara itu, mereka juga jarang menggosok gigi 2x sehari, yaitu pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Hal ini membuka wawasan kepada kita semua bahwa masih banyak masyarakat di Indonesia yang belum paham mengenai kesehatan gigi dan mulut. Untuk itu, diperlukan adanya aksi nyata oleh mahasiswa sebagai kaum intelek yang mampu beradaptasi dengan berkembangnya zaman demi kemajuan bangsa.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.