Faktor-Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi
Gaya Hidup | 2022-06-28 16:59:50Usaha–usaha pembangunan perekonomian di Negara yang sedang berkembang dalam pelaksanaannya banyak sekali kegagalan dalam memecahkan masalah terutama permasalahan pada bidang pendapatan. Tantangan yang dihadapi di setiap negara adalah bagaimana pertumbuhan ekonomi dapat stabil. Pengangguran dan inflasi dapat dikurangi sambil memperkuat ekonomi pada dasar terbuka.
Terhambatnya pembangunan di Indonesia secara umum dipengaruhi oleh faktor politik, ekonomi, sosial dan budaya. Secara khusus yang di fokuskan yaitu kemiskinan dan pengangguran.
Hambatan pembangunan Ekonomi
1.Permodalan, modal dapat dikatakan factor pokok dalam pembangunan. Bila pendapatan perkapita rendah, maka proses pembentukan modalnya terlambat. Akibatnya sumber utama pembetukan modal adalah tabungan pemerintah dan bantuan dari luar negeri.
2.Iklim dan keadaan alam, SDA yang dapat menghambat pembangunan, karna orang hanya mengandalkan persediaan sumber alam yang cukup. Dengan kata lain masyarakat akan meremehkan dan tidak mau kerja keras jika semua merasa tak terpenuhi.
3.Penduduk dan ketenagakerjaan, pembangunan dapat berjalan dengan baik apabila tersedia tenaga ahli terbatasnya kemampuan mengelola sumber daya alam.
4.Politik, kestabilan politik disuatu negara menentukan kelancaran proses pembangunan.
5.Sistem social dan masyarakat, memiliki beragam adat dan budaya. Ini juga merupakan masalah jika ini bisa menuai kesalahpahaman dan bisa menghambat pembangunan.
Indikator Ekonomi
1. Pendapatan perkapita
baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makro ekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
2. Struktur Ekonomi Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan perkapita akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas – kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, kontribusi sector manupaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus.
3. Urbanisasi Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk diwilayah urban sama dengan nol. Di negara industri Sebagian besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di negara yang sedang berkembang proporsi terbesar penduduknya tinggak di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indikator pembangunan.
4. Angka Tabungan Perkembangan sektor manufaktur/industry selama tahap industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.
5. Indeks Kualitas Hidup Indeks Kualitas Hidup (IKH) digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi.
KESIMPULAN
Terhambatnya pembangunan di Indonesia secara umum dipengaruhi oleh faktor politik, ekonomi, sosial dan budaya. Secara khusus yang di fokuskan yaitu kemiskinan dan pengangguran. Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur Panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik.
Mahasiswa Administrasi Publik
IMM FISIP
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.