Puisi: Gempa
Guru Menulis | Tuesday, 28 Jun 2022, 14:37 WIBGempa (tak terasa)
Baru saja ku tuang air panas penuhi ember pemandianku
Seperti yang lalu, pagi ini terasa dingin menusuk tulangku
Mandiku menggunakan air hangat suguhan bidadariku
Dua ember penuh berisi air hangat kuku
Dingin pagi ini terasa beda
Perlahan ku basahi tubuhku
Bergidik aku saat air mulai menyentuh tubuh
Dua gayung bergantian mengguyur sekujur tubuh
Ku balurkan sabun batangan yang sudah mulai menipis
Ketika itu, air bergejolak berayun
Duduk pun terasa bergoyang Namun, tak kusadari sesuatu telah terjadi
Sesuatu yang membuat gempar
Sesuatu yang menggetarkan jiwa
Gempa oh gempa baru paham setelah tetangga berkabar ria
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.