Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Masyarakat Bercerita

Gus Miek,Mulai Dari Dakwah di Jalanan Hingga Merintis Jantiko Mantab

Sejarah | Tuesday, 28 Jun 2022, 12:18 WIB

Kiai Hamim Tohari Dzajuli atau Gus Miek adalah seorang putra dari Kiai Jazuli Utsman pengasuh Pondok Pesantren Ploso Kediri. beliau adalah seorang Hafzh Quran, Kiai kelahiran 17 Agustus 1940 ini adalah kiai nyentrik dengan dakwah yang sama sekali berbeda dengan kiai pada umumnya.

Beliau melakukan perjalan dakwah di diskotik-diskotik, di club malam, di warung-warung kopi, dengan menggunakan kaos oblong dan celana levis, kadang munggunakan jaket dan memakai kaca mata hitam.

dikisakan, beliau menggunakan kaca hitam lantaran beliau sering menangis jika meihat seseorang bernasib suram kelak di akhirat, beliau dakwah dengan cara mendoakan para pelaku dunia malam agar cepat menempuh jalan taubat dan dekat dengan Allah SWT.

Gus Miek (Kanan, Memakai jaket berwarna hitam)

Dikisahkan pada tahun 80-an beliau merintis Majelis Jantiko Mantab, tapi sebelum itu beliau sudah menyusun sebua wirid yang namanya Dzikrul Ghofilin yang artinya Dzikirnya orang yang lalai, didalamnya terdapat Al-fatiha yang ditujukan kepada para wali allah di Indonesia dan dunia, Asmaul husna, Ayat Kursi dan wirid lainnnya.

Hingga kini Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghofilin masih eksis, isinya adalah Sema'an Al-Quran mulai subuh hingga malam hari, dengan melakukan shalat jama'aah bersama-sama, selain Gus Miek, Majelis ini juga dibantu oleh KH Ahmad Siddiq Jember dan Kiai Abdul Hamid Pasuruan dengan membantu penulisan aurod dzikrul ghofilin.

Putra Beliau, Gus Tajud Bin Kiai Hamim Jazuli, Gus Sabuth Pranoto Projo, Gus Robert dan cucu-cucu beliau gus Ferry bin Kiai Sabuth juga membantu dakwah dzikrul ghofilin yang dirintis oleh Gus Miek.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image