Cara Menghitung dengan Rumus Hisab Abijad
Agama | 2021-10-28 01:13:04Pernah mendengar tentang huruf abjadiyah? Ya, kita tidak sedang membahas huruf abjad (latin) atau huruf alfabet, namun yang sedang kita bahas kali ini adalah huruf 'arabiyah yaitu huruf abjadiyah. Jika pernah belajar membaca al - Qur'an metode klasik baghdadiyah, huruf abjadiyah mungkin sudah tidak asing lagi bagi mereka. Lain cerita dengan mereka yang bukan belajar lewat metode baghdadiyah, huruf abjadiyah mungkin masih terdengar asing bagi kebanyakan mereka.
Sekilas huruf abjadiyah memang nampak sama dengan huruf hijaiyah. Namun sebenarnya keduanya tidaklah sama. Huruf abjadiyah nama lainnya adalah huruf maktubah, dari fi'il madhi 'kataba' yang artinya 'yang ditulis', atau huruf yang ada dalam penulisan. Sedang huruf hijaiyah nama lainnya adalah huruf manthuqah, dari fi'il madhi 'nathaqa' yang artinya 'yang diucapkan', atau huruf yang ada dalam pengucapan bangsa Arab.
Huruf Abjadiyah dikenal juga dengan hisabul jumal atau hisab abijad, yaitu huruf yang mempunyai makna angka-angka tertentu. Para ulama atau tepatnya ahli hisab (pakar ilmu hitung) menggunakan rumus abjad untuk menghitung (hisab). Huruf abjadiyah biasa digunakan untuk menetapkan nilai angka (numerical values) dari sebuah kata berbahasa Arab dan mengekspresikan seni angka, seperti numerologi, sistem angka desimal, dan lain sebagainya.
Huruf abjadiyah berjumlah 28 huruf, dengan sistem pengurutan huruf yang berbeda dengan sistem urutan alifba'i (hija'i). Dalam pengurutannya, huruf abjadiyah menggunakan sistem abjadi, yang mengurutkan huruf berdasarkan nilai angka yang telah ditetapkan pada masing-masing hurufnya. Dimulai dari bilangan satuan, puluhan, hingga ratusan, yang diurutkan dari nilai angka terkecil hingga yang terbesar.
Keduapuluhdelapan huruf tersebut disusun dan dikelompokan ke dalam delapan kelompok kalimah (kata), dengan susunan sebagai berikut:
Kelompok Huruf Pertama, terkumpul dalam kata "abjad", dengan rincian sebagai berikut:
Alif/Hamzah = 1
Baa' = 2
Jiim = 3
Daal = 4
Kelompok Huruf Kedua, terkumpul dalam kata "hawwaz", dengan rincian sebagai berikut:
Haa' = 5
Waaw = 6
Zaay = 7
Kelompok Huruf Ketiga, terkumpul dalam kata "huththiy", dengan rincian sebagai berikut:
Haa' = 8
Thaa' = 9
Yaa' = 10
Kelompok Huruf Keempat, terkumpul dalam kata "kalamun", dengan rincian sebagai berikut:
Kaaf = 20
Laam = 30
Miim = 40
Nuun = 50
Kelompok Huruf Kelima, terkumpul dalam kata "Sa'fash", dengan rincian sebagai berikut:
Siin = 60
'Ain = 70
Faa' = 80
Shaad = 90
Kelompok Huruf Keenam, terkumpul dalam kata "qarasyat", dengan rincian sebagai berikut:
Qaaf = 100
Raa' = 200
Syiin = 300
Taa' = 400
Kelompok Huruf Ketujuh, terkumpul dalam kata "tsakhadzun", dengan rincian sebagai berikut:
Tsaa' = 500
Khaa' = 600
Dzaal = 700
Kelompok Huruf Kedelapan, terkumpul dalam kata "Dhazhaghun", dengan rincian sebagai berikut:
Dhaad = 800
Zhaa' = 900
Ghain = 1000
Bagaimana Cara Menghitung Menggunakan Rumus Hisab Abijad?
Untuk lebih mudahnya mari kita lihat Manzhumah Tuhfatul Athfal Syaikh Imam Sulaiman Al - Jamzuriy. Pada bait ke-59 beliau menghitung jumlah bait dan tahun pembuatannya dengan menggunakan hisab abijad. Berikut penggalan baitnya:
"jumlah baitnya 61 bagi pemilik akal (pengetahuan), tahun (pembuatan)nya adalah 1198 Hijriah"
Dalam bait tersebut beliau menggunakan kata "naddun badaa" untuk menyebut jumlah baitnya yang berarti 61 dan kata "busyraa liman yutqinuhaa" untuk menyebut tahun pembuatannya yang berarti 1198. Untuk lebih jelasnya, mari simak uraian berikut:
Angka 61 diambil dari lafazh 'naddun badaa', jika dirincikan lafazh tersebut terdiri dari huruf-huruf berikut:
Nuun = 50
Daal = 4
Baa' = 2
Daal = 4
Alif = 1
Maka, 50 + 4 + 2 + 4 + 1 = 61
Sedang angka 1198 diambil dari lafazh "busyraa liman yutqinuhaa", jika dirincikan lafazh tersebut terdiri dari huruf-huruf berikut:
Baa' = 3
Syiin = 300
Raa' = 200
Yaa' = 10
Laam = 30
Miim = 40
Nuun = 50
Yaa' = 10
Taa' = 400
Qaaf = 100
Nuun = 50
Haa' = 5
Alif = 1
Maka, 2 + 300 + 200 + 10 + 30 + 40 + 50 + 10 + 400 + 100 + 50 + 5 + 1 = 1198
Bagaimana tertarik untuk mencobanya? Semoga apa yang telah disampaikan menjadi bermanfaat dan dapat menambah wawasan keilmuan kita.
Hal terpenting yang perlu dicatat: Menggunakan huruf-huruf abjadiyah dibolehkan jika untuk ejaan atau menghitung (hisab), namun jika huruf-huruf abjadiyah digunakan untuk hal-hal yang berbau syirik semisal untuk menguasai ilmu-ilmu ghaib (ilmu perdukunan), dengan cara melihat bintang-bintang (ramalan bintang), dan sebagainya, maka yang demikian itu diharamkan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.