Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Johanes Sutanto

Bahaya Overconfidence dalam Trading atau Investasi Saham

Gaya Hidup | Tuesday, 26 Oct 2021, 10:41 WIB

Ada studi ilmiah yang menemukan bahwa pada dasarnya orang menilai dirinya sendiri itu lebih baik dari fakta yang sebenarnya. Selain itu, orang pada dasarnya juga cenderung melebih-lebihkan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya dibandingkan orang lain.

Secara persentase saat seseorang merasa yakin pada suatu hal, faktanya ia hanya benar 70% saja. Hal yang sama juga berlaku untuk profesi lainnya, seperti dosen yang terlalu optimis bisa mengajar dengan baik, trainer yang bisa melatih dengan baik hingga driver ojol yang merasa bisa menyetir dengan baik, begitu juga dengan investor atau trainer yang merasa sudah mahir dalam transaksi sahamnya.

Khusus yang disebut terakhir, ternyata fakta memang berbicara demikian. Kebanyakan investor atau trader yang terjangkit "penyakit" overconfidence dalam setiap transaksi sahamnya.

Banyak investor atau trader yang terlalu percaya diri (overconfidence) telah jago dalam trading dan investasinya, namun fakta memperlihatkan sebaliknya. Banyak investor atau trader yang cenderung overconfidence telah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam segala hal terkait transaksi saham dibandingkan yang lainnya.

Banyak trader atau investor yang merasa yakin telah bisa masuk market tepat waktu, namun fakta menunjukkan hanya sedikit trader atau investor yang konsisten market timing.

Banyak trader atau investor yang menjadikan 1 atau 2 keberhasilan sebagai patokan dan rujukan keyakinan kemampuannya dan mengganggap diri sendiri sudah mahir atau jago dalam trading atau investasi saham. Saking pedenya dengan kemampuannya ia lantas menganggap diri telah lebih baik dari yang lainnya baik dalam hal mengontrol hasil. Padahal yang namanya cuan dalam trading atau investasi saham itu juga sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar.

Selanjutnya terkait dengan kepercayaan diri yang berlebihan, ujung-ujungnya juga justru akan merugikan diri sendiri, terutama bagi investor pemula yang potensi khilafnya lebih besar dibandingkan investor yang sudah lama berkecimpung dalam jual-beli saham.

Mereka yang overconfidence biasanya juga menjadi abai dengan yang namanya manajemen risiko karena selalu memposisikan diri dengan kemampuan yang lebih baik dari yang lain.

Khusus untuk pemula yang bisa jadi hanya baru beruntung dalam trading atau investasinya, ada baiknya melihat keberhasilan di awal-awal trading atau investasi bukan sebagai patokan kemampuannya sehingga menjadi merasa sudah jadi jagoan.

Di tengah kemudahan dan keterjangakuan trading dan investasi saham, semisal dengan aplikasi IPOT miliki Indo Premier Sekuritas, ada baiknya trader atau investor tidak gegabah dalam transaksinya.

So, percaya diri itu baik, tetapi kalau sudah overconfidence itu yang tidak baik lagi. Ingat, sepandai-pandainya dalam analisis, sejatinya ada faktor yang tidak bisa dikontrol 100% yakni pasar.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image