Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Mengenang Mpok Nori, Wanita Pelenong yang Melegenda

Sejarah | 2022-06-22 07:21:34
Mpok Nori (sumber foto:matamata.com)

Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta meresmikan perubahan 22 nama jalan, dan tujuh zona dan gedung di DKI Jakarta dengan para Tokoh Betawi. Anies mengatakan bahwa tokoh Betawi patut dikenang untuk dihargai hidupnya demi budaya yang maju.

"Mereka adalah pribadi yang dikenang karena mereka memberikan manfaat bagi sesama, mereka ini adalah pribadi yang kita kenang karena hidupnya dihibahkan untuk kemajuan,” lanjutnya.

Salah satu nama ruas jalan tersebut adalah papan nama Jalan Mpok Nori yang terpasang, menggantikan nama Jalan Raya Bambu Apus, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Siapakah Mpok Nori?

Jalan Mpok Nori di Bampu Apus Cipayung Jaktim (sumber: sudahbaca.com)

Sosok Mpok Nori

Publik peminat Lenong Betawi, tentu tidak asing dengan sosok wanita yang saat di panggung suaranya cempreng dan cablak. Usianya yang renta tak menyurutkan kualitas aktingnya.

Perempuan bernama lengkap Nuri Sarisuni yang akrab dipanggil Mpok Nori lahir di Jakarta pada 10 Agustus 1930 ketika Indonesia masih dalam masa penjajahan. Ia meninggal dunia pada 3 April 2015 karena penyakit asma yang telah lama diidapnya.

Sosoknya mulai melesat dan dikenal luas, ketika memainkan peran dalam serial “Pepesan Kosong” sutradara Ali Shahab, pada 1992. Selain bermain film, ia juga menyalurkan rasa kepeduliannya terhadap kebudayaan Betawi dengan membuka sanggar seni bernama “Si Noray”.

Anak kedua dari tiga bersaudara putri pasangan haji Kenan dan Hajah Nemah merupakan warga asli Betawi. Sejak usia 14 tahun, Mpok Nori selalu diajak oleh ayahnya untuk ikut tampil tari topeng dan teater lenong pada saat pementasan keliling kampung bersama grup tari topeng Betawi milik ayahnya.

Mpok Nori memulai karirnya sebagai pemain tari topeng Betawi yang bergabung dengan Grup Topeng Setia Warga pimpinan H. Bokir bin Jiun yang berdiri sejak tahun 1969 yang sering tampil di Taman Ismail Marzuki dan TVRI (Televisi Republik Indonesia).

Bermula dari tari topeng dan teater lenong, Mpok Nori merambah ke dunia akting. Mpok Nori membintangi sinetronnya yang pertama berjudul “Pepesan Kosong.” Setelah sukses di sinetron, bakatnya dalam seni peran membuat sutradara terus mengajaknya bermain film dan layar lebar.

Kariernya di dunia teater lenong terus menanjak. Namanya mulai bersinar di era tahun 1970-an hingga 1990-an. Saat itu teater Lenong memasuki masa keemasan sebagai acara primadona televisi.

Bersama H. Bokir, Nasir, dan H. Bodong, ia kerap menampilkan humor khas Betawi. Mpok Nori pernah membintangi sinetron “Pepesan Kosong”, bersama Malih, Bolot, dan H. Bodong yang melambungkan namanya. Selain itu, ia juga membintangi berbagai layar lebar.

Mpok Nori menjadi spesialis peran penggembira di tiap film-filmnya. Kemunculan Mpok Nori seperti bisa memecah kesunyian atau mencairkan ketegangan. Walaupun sebagai seniwati yang punya nama, ia menunjukkan keprofesionalannya dengan peran tersebut.

Ia pernah tampil di film Hantu Biang Kerok (2009), Bukan Malin Kundang (2009), Get Married 2 (2009), Get Married 3 (2011), Pocong Mandi Goyang Pinggul (2011), Penganten Pocong (2012), Sule Detektif Tokek (2013), Jeritan Danau Terlarang (Situ Gintung, 2013), Malam Suro di Rumah Darmo (2014) dan Suka-Suka Super 7 & Idola Cilik: Habis Gelap Menuju Terang (2014).

Dalam mengembangkan dan melestarikan budaya Betawi serta melakukan pengaderan, Mpok Nori membangun sanggar khas Betawi bernama Lenong Betawi pada tahun 1993 yang kemudian berubah menjadi Sanggar Sinorai.

Sanggar yang didirikannya selalu mendapat panggilan untuk pentas mengisi acara-acara. Dalam sanggarnya Mpok Nori melibatkan anak, keponakan, cucu dan cicitnya.

Sanggar tersebut terbuka untuk umum. Berkat keahliannya di kesenian tari topeng, pada tahun 1988 Mpok Nori menjadi dosen luar biasa pada mata kuliah tari topeng di IKJ (Institut Kesenian Jakarta).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image