Komitmen Menghapus Perundungan di Lingkungan Pendidikan melalui Agen Perubahan
Eduaksi | 2021-10-23 08:30:29Kemendikbudristek bekerjasama dengan UNICEF Indonesia dan mitra melaksanakan program pencegahan perundungan dan kekerasan berbasis sekolah âRoots Indonesiaâ ke lebih dari 1.800 SMP dan SMA Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan. Program Roots Indonesia akan melibatkan siswa sebagai Agen perubahan dan guru sebagai Fasilitator. Pemerintah Indonesia telah menetapkan perlindungan anak sebagai prioritas nasional, khususnya di konteks sekolah diatur dalam UU Perlindungan Anak no. 35 tahun 2014, serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 82 tahun 2015 tentangPencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Aturan dan kebijakan itu diterjemahkan sebagai upaya pencegahan dan penanganan kekerasan pada anak, dengan tujuan menciptakan iklim yang aman dan nyaman untuk anak belajar. Dalam implementasinya, kebijakan tersebut berfokus pada tenaga pengajar (guru), siswa, hingga orang tua.
Inovasi dalam program ini adalah melalui penggunaan jaringan sosial siswa untuk memilih rekan-rekan mereka yang dapat âdidengarâ dan mengurangi pemilihan siswa secara sembarangan.Ketika orang dewasa yang memilih siswa, mereka biasanya memilih anak-anak yang dianggapâbaikâ atau âberprestasiâ. Akan tetapi, para agen perubahan yang ditentukan melalui pemetaan jaringan sosial ialah mereka yang memiliki pengaruh di kalangan siswa dan sebagian akan dipilih oleh orang dewasa secara acak. Beberapa siswa yang dipilih/terpilih bisa jadi adalah siswa yang sering terlibat konflik, tapi yang terpenting adalah, perilaku seperti ini dapat menjadi pembelajaran yang dapat dilihat bersama.
Untuk tujuan penelitian aksi, sekolah menengah yang mendapatkan intervensi dipilih secara acak atau atas dasar rekomendasi dari Dinas Pendidikan setempat, yang akan mendapatkan program Roots dengan pertemuan sebanyak 15 kali selama satu kali program. Setelah siswa dipilih, mereka akan diajak untuk menghadiri sesi bersama fasilitator Roots, yang diselenggarakan pada jam sekolah (atau biasanya saat jam ekstrakurikuler). Fasilitator memberikan panduan untuk menyusun materi kampanye, baik print maupun online, yang dapat digunakan oleh siswa sebagai bentuk prakarya. Siswa juga dilatih untuk menghadapi konflik antar-siswa. Fasilitator Guru bertujuan untuk memfasilitasi diskusi yang dilakukan bersama Agen Perubahan dalam pertemuan Roots setiap minggunya, Fasilitator Guru juga berperan dalam memfasilitasi siswa untuk melaporkan dan menindaklanjuti laporan perundungan atau kekerasan di sekolah.
Kegiatan Roots berlangsung di SMK Muhammadiyah 3 Weleri, dimana Siswa akan membuat berbagai tanda/materi cetak pencegahan kekerasan di sekolah, foto, menyelenggarakan kegiatan festival atau kampanye satu hari yang akan diramaikan oleh berbagai aktivitas yang didesain oleh siswa, kartu perilaku positif (dimana siswa akan mempraktikkan perilaku positif tersebut dan memberi tanda setiap mempraktikkannya), gelang untuk menyebarkan pesan (dimana siswa akan membagikannya setiap melihat rekannya mempraktikkan perilaku positif yang telah mereka sebarkan di sekolah), poster, baju, petisi untuk ditandatangani, kotak perubahan, dan sebagainya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.