Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Indra M

Hasil Kajian Universitas Padjajaran Sebut Produk Tembakau Alternatif Lebih Minim Risiko

Gaya Hidup | Monday, 20 Jun 2022, 11:03 WIB

Hasil studi yang dilakukan Pusat Unggulan Iptek Inovasi Pelayanan Kefarmasian (PUIIPK) Universitas Padjadjaran mengemukakan, produk tembakau alternatif yang menggunakan Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) lebih minim risiko dibandingkan dengan produk rokok konvensional.

Dosen Fakultas Farmasi Unpad yang menjadi ketua penelitian, Auliya A. Suwantika, PhD, MBA, Apt., menjelaskan, studi menghasilkan temuan positif bahwa tembakau alernatif dapat mengurangi risiko bagi para perokok.

Tak hanya itu, HPTL juga bisa mengurangi angka ketergantungan rokok. Pihaknya meninjau produk HPTL seperti, rokok elektrik, tobacco heating system (THS) dan snus dapat berperan dalam smoking reduction dan smoking cessation.

Selain itu, studi yang dilakukan Auliya dan tim PUIIPK Unpad juga menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif yang menggunakan HPTL secara umum memiliki nilai risiko lebih kecil dibanding rokok konvensional. Risiko kecil juga dimiliki HPTL untuk aspek kejadian yang tidak diharapkan atau adverse event (AE).

Dari hasil studi penelusuran literatur secara sistematis yang telah dilakukan, nilai AE pada rokok elektrik atau e-cigarette (EC), tobacco heating system (THS) dan snus lebih kecil dibandingkan dengan rokok konvensional, kata Auliya.

Karenanya, dia menyarankan untuk dilakukan studi lanjutan yang lebih komprehensif agar hasilnya bisa menjadi rujukan bagi pemerintah untuk menyusun kebijakan perihal HPTL. Masyarakat juga didorong untuk beralih ke produk yang lebih rendah risiko.

Sementara itu, Ketua PUIIPK Unpad, Irma Melyani Puspitasari, M.Si., PhD, Apt., menuturkan, studi lanjutan yang lebih komprehensif dapat dilakukan dengan uji toksikologi, studi populasi, uji klinis, hingga uji eksperimen terkontrol secara acak.

Kami berharap studi ini dapat menjadi langkah awal yang baik untuk memahami potensi manfaat dan profil risiko HPTL, kata Irma.

Lebih lanjut dia mengatakan, agar HPTL dapat dilihat secara menyeluruh, diharapkan lebih banyak riset klinis yang mengikutsertakan unsur pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat. Semua ini harus dilakukan demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan produktif.(*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image