Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Falah habib nurrohman

Ketika Masyarakat Menantikan Wajah Baru Di Pemerintahan

Politik | Friday, 22 Oct 2021, 22:39 WIB
Barack Obama, ialah wajah baru di pemerintahan Amerika. Setelah mampu memenangkan pilpres AS bersama Wakil Presiden Joe Biden. Sebagai seorang African - American, ialah presiden AS pertama dari kalangan kulit berwarna. Menjadikannya wajah - wajah baru di pemerintahan AS.

Suatu hari, ketika penulis berada di perpustakaan umum di Jogja, saya mendapati sebuah buku yang berisi pengamatan penulis tentang insan yang kini di sistem pemerintahan. Disini dapat disimpulkan bahwa masyarakat kita cenderung jenuh akan wajah - wajah lama yang masih menjadi menghiasi pemerintahan. Wajah - wajah lama yang bahkan sudah merasakan kekuasaan sejak era Orde baru. Mereka cukup populer, sebut saja Prabowo Subianto dan Surya Paloh yang sangat kuat pengaruhnya, meskipun Prabowo Subianto sempat di posisi oposisi dan Surya Paloh yang terlihat tidak duduk di kursi penting pemerintahan, namun dua tokoh ini pengaruhnya sudah ada sejak era Presiden Soeharto. Ambillah contoh Prabowo Subianto, yang punya pengaruh di banyak peristiwa politik di tanah air. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi pemikiran masyarakat. Masyarakat tentunya mengidamkan wajah baru, yang tentunya membawa ide baru, dan pengaruh baru.

Kamala Harris, perempuan yang menjadi sensasi di seluruh belahan dunia, karena mampu menaklukan dominasi pria di pemerintahan.

Sederhananya, masyarakat Indonesia ingin agar momen ketika Presiden Obama atau Wakil Presiden Kamala Harris berada di kekuasaan. Mereka membuat sesuatu yang baru, yang menjadi sensasi hanya dalam waktu semalam. Ambillah contoh Wakil Presiden AS hari ini, Kamala Harris. Selain menjadi bukti emansipasi perempuan di AS, juga merupakan gebrakan bahwa mereka yang kulitnya berwarna juga bisa memimpin AS, sebuah great nation, superpower di planet ini. Hal ini juga terjadi ketika Presiden Obama berkuasa, menjadi bukti betapa kuatnya keinginan masyarakat AS pada saat itu untuk mencari pemimpin yang punya "sesuatu" yang segar dan menyegarkan serta baru. Hal ini juga menjadi bukti kokohnya keinginan masyarakat AS keluar dari masa lalu yang kelam, masa dimana mereka melawan sesama bangsa mereka hanya karena masalah tentang warna kulit. Yang terjadi sejak AS merdeka di tahun 1777 dari Kolonial Inggris.

Apakah tidak ada tokoh penggebrak di Indonesia ?. Jawabannya ada, beliau adalah Presiden Gusdur ( Abdurrahman Wahid ) dan Presiden SBY ( Susilo Bambang Yudhoyono ). Yang menjadi gebrakan di pemerintahan, bagaimana tidak, Gusdur adalah tokoh agama pertama di Indonesia yang jadi presiden, meruntuhkan kaum sekuler yang banyak berkuasa sebelumnya. Selain SBY menjadi presiden pertama yang dipilih rakyat. SBY bukanlah tokoh yang punya pengaruh besar di politik Indonesia, paling top jadi menteri, namun menjadikannya sebagai presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat, sesuatu yang sangat berbeda, lain daripada yang lain.

Kini, masyarakat menantikan tokoh seperti Gusdur dan SBY kembali. Sejujurnya, Presiden Joko Widodo juga berhasil menggebrak pemerintah, dengan menjadi presiden pertama yang bukan dari kalangan elit politik dan militer. Namun, wajah - wajah lama masih ada di sekitaran beliau. Namun masyarakat ingin lebih, sesuatu yang beda, masyarakat juga ingin merasakan darah muda yang mengalir di pemerintahan, masyarakat ingin agar lebih banyak anak muda yang punya kekuasaan di pemerintahan, karena diharapkan mampu menjadi cita rasa baru di pemerintahan, cita rasa dari seni memerintah ala anak muda yang kritis, idealis, namun dengan tangan dingin dan terbuka.

Sehingga, pemerintah harus membuka diri bagi mereka yang "baru" dan jarang muncul. Keberadaan beberapa anak muda di pemerintah memang membuat pemerintah kita sedikit demi sedikit menuju kemajuan, namun seperti pidato Presiden Soekarno saat berkunjung ke AS, beliau menegaskan bahwa jalan panjang terhampar di depan proses demokrasi di tanah air. Sehingga menjadikan semuanya harus dilaksanakan secara kontinyu, berkelanjutan. Sehingga perubahan yang sedikit demi sedikit ini diharapkan mampu merevolusi pemerintahan kita demi Indonesia yang lebih baik.

Selalu jaga kesehatan

Falah Habib Nurrohman

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image