Pertarungan Manusia Melawan Singa di Gelora Bung Karno 17 September 1968
Sejarah | 2022-06-18 13:37:35Stadion Gelora Bung Karno memiliki kisah-kisah bersejarah yang pernah terjadi di stadion besar ini, salah satunya adalah pertarungan gladiator seperti hiburan berdarah pada masa Romawi Kuno. Duel antara manusia dengan singa ini terjadi pada masa pemerintahan Soeharto yang digelar pada tanggal 17 September 1968 di Stadion Utama Gelora Senayan atau dikenal sekarang dengan Gelora Bung Karno.
Saat itu orang-orang sangat antusias dan tertarik untuk menyaksikan pertarungan gladiator dengan melawan hewan buas, yakni singa. Terdapat seratus ribu orang yang memenuhi Gelora Bung Karno serta Menteri Luar Negeri Adam Malik pun turut hadir untuk menyaksikan pertunjukan pertarungan tersebut. Gladiator ini bernama Bandot Lahardo yang merupakan seorang pegulat berasal dari Jawa Barat. Ia menantang singa betina untuk bertarung dengannya sampai titik darah penghabisan. Ia dan singa tersebut bertarung di dalam kerangkeng dengan menggunakan tangan kosong. Akan tetapi, singa betina itu tidak menyerang Bandot Lahardo. Demi berjalannya atraksi ini, Bandot Lahardo dan panitia berupaya segala cara agar membuat singa ini mengamuk dan menyerang Bandot Lahardo tetapi upaya tersebut pun gagal. Pada akhirnya, selama 90 menit singa tidak melakukan penyerangan dan pertunjukan pun dibatalkan. Hal ini membuat penonton menjadi kecewa karena pertunjukan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian, untuk mengobati kekecewaan para penonton acara pun dialihkan dengan atraksi bertarung melawan banteng. Bandot Lahardo pun mendapatkan luka di dada akibat serangan banteng tersebut.
Sumber:
Hastanto, Ikhwan. 2019. Indonesia’s Forgotten History: A Gladiator Duel Between Man And Lion. Diakses dari https://www.vice.com/en/article/xwemja/indonesias-forgotten-history-gladiator-duel-between-man-lion
ERA.id. 2020. Duel Manusia Melawan Singa Pernah Digelar di GBK. Diakses dari https://era.id/nasional/38996/duel-manusia-melawan-singa-pernah-digelar-di-gbk
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.