Mahasiswa Institut Daarul Quran Jakarta Belajar Kaligrafi bersama Syeikh Belaid Hamidi
Eduaksi | 2021-10-21 12:13:43Mahasiswa Asrama Institut Daarul Quran Jakarta (Idaqu) mengikuti kelas kaligrafi bersama Syeikh Belaid Hamidi dari Maroko, Senin(18/10).
Sebelum kelas kaligrafi dimulai Mahasiswa/i yang mengikuti Kelas kaligrafi bersama Syeikh Belaid Hamidi mempersiapkan peralatan seperti pena (kalam), tinta, kertas, penggaris, tisu dan alat-alat perlengkapan Kaligrafi. Seluruh peralatan yang dibawa diletakan diatas meja.
Setelah itu Mahasiswa/i maju satu per satu ke depan meja Syeikh Belaid Hamidi untuk di periksa sudah sejauh mana perkembangan kaligrafi nya.
Salah satu Mahasiswi yang mengikuti kelas kaligrafi Karin Oktatiyana Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir mengatakan,"belajar kaligrafi harus sabar, sabar dan sabar harus mengerjakan dari hati tidak bisa asal-asalan, perlu perjuangan jangan terburu-buru ingin cepat selesai. Karena Allah memberikan yang terbaik di waktu yang tepat selama kita juga sudah melakukan yang terbaik."
Ketika Mahasiswa maju ke depan menemui Syeikh Belaid Hamidi ada salah satu Mahasiswi yang takut salah, Syeikh Belaid pun menjelaskan âjangan sedih jangan takut salah dalam belajar lebih baik salah di awal pembelajaran tetapi terus diperbaiki dari pada sudah bagus ke depannya ternyata banyak kesalahan karena kurang memperhatikan dan mengulang pelajaran.â
"Jangan terburu-buru ingin cepat selesai, kemudian membandingkan teman kita yang sudah sampai di huruf ba' misalnya dengan kita yang masih di huruf alif nikmati prosesnya sabar dalam belajar seringlah mengulang pembelajaran di rumah supaya melekat di pikiran," tambah Syeikh Belaid.
Adapun bagi Mahasiswa yang baru pertama mengikuti kelas kaligrafi akan dijelaskan bahwa cara memegang pena(kalam) dalam kaligrafi berbeda dengan memegang pena ketika menulis pada umumnya. Dalam kaligrafi hanya tiga jari yang digunakan untuk memegang pena (kalam) lebih tepatnya ibu jari dan jari telunjuk memegang bagian atas pena dan jari tengah sebagai penyangga bagian bawah pena supaya tidak terjatuh.
Mahasiswa tidak langsung belajar menulis huruf hijaiyah tetap mulai dari menulis garis 45° jika sudah tepat dilanjutkan menulis titik berbentuk seperti kristal, kemudian menulis garis 23° dilanjutkan menulis titik baru dengan pola yang berbeda barulah bisa menulis huruf hijaiyah mulai dari huruf alif dan seterusnya.
Oleh : Adillah Zahra, Mahasiswi Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.