Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gina Zizi

SEJARAH SINGKAT ALIRAN SYIAH DAN KHAWARIJ

Agama | Thursday, 21 Oct 2021, 09:41 WIB

Sejarah Syi'ah

Syi'ah adalah sebutan untuk aliran dalam ilmu kalam yang menjadi pengikut Ali bin Abi Thalib. Secara etimologis, Syi'ah berasal dari bahasa Arab yang berarti pembela atau pengikut seseorang.

Muhammad Husain Attaba’I menjelaskan dalam bukunya yang berjudul Syi'ah Islam bahwa Syi'ah adalah kaum muslimin yang menganggap pergantian kekhalifahan Nabi Muhammad SAW merupakan hak istimewa yang dimiliki keluarga nabi (ahlul bait). Mereka meyakini bahwa Ali berhak atas pergantian tersebut, bukan yang lain.

Muslim Syi'ah memiliki perbedaan pandangan yang tajam dalam menafsirkan Al-Qur'an, Hadits, dan lainnya. Sebagai contoh, perawi Hadits dari Muslim Syiah berpusat pada perawi dari Ahlul Bait saja, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan.

Menurut Abu Zahrah, Aliran Syiah mulai muncul pada akhir dari masa jabatan Utsman bin Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Sedangkan menurut Mongomary Watt, aliran Syi'ah mulai muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abi Sofyan yang dikenal dengan Perang Siffin.

Dalam peperangan ini, sebagai respons atas penerimaan Ali terhadap tahkim atau arbitrase yang ditawarkan Mu’awiyah, pasukan Ali bin Abi Thalib terpecah menjadi dua. Pertama kelompok yang mendukung sikap Ali bin Abi Thalib (Syi'ah) dan kelompok yang menolak sikap Ali bin Abi Thalib (Khawarij).

Kalangan Syi’ah sendiri berpendapat bahwa kemunculan Syi’ah berkaitan dengan masalah penganti (Khilafah) Nabi SAW. Mereka menolak kekhalifahan Abu Bakar, Umar bin Khathab, dan Usman bin Affan karena dalam pandangan mereka hanya Ali bin Abi Thalib yang berhak mengantikan Nabi SAW. Kepemimpinan Ali dalam pandangan Syi’ah tersebut sejalan dengan isyarat-isyarat yang diberikan Nabi SAW, pada masa hidupnya. Pada awal kenabian ketika Muhammad SAW diperintahkan menyampaikan dakwah ke kerabatnya, yang pertama menerima adalah Ali bin Abi Thalib. Diceritakan bahwa Nabi pada saat itu mengatakan bahwa orang yang pertama menemui ajakannya akan menjadi penerus dan pewarisnya. Selain itu, sepanjang kenabian Muhammad, Ali merupakan orang yang luar biasa besar.

Sejarah Khawarij

Khawarij menurut bahasa adalah jama’ dari isim fail Kharij, artinya sesuatu yang keluar. Dalam kitab Al-Milal Wa An-Nihal dijelaskan bahwa setiap orang yang keluar dari imam yang telah disepakati bersama dinamakan Kharijiy.

Khawarij merupakan penyebutan atas suatu kelompok yang menolak arbitrase yang digunakan oleh Muawiyah dalam perang Shiffin. Khawarij menamakan diri mereka dengan sebutan kaum Syurah, yang berasal dari kata yasyri (menjual).

Sejarah menyebutkan bahwa tempat tersebut merupakan tempat berkumpul mereka yang telah memisahkan diri dari barisan Ali (pada waktu itu berjumlah sekitar 12.000 orang).

Khawarij dikenal sebagai aliran kalam tertua dalam sejarah peradaban Islam. Kelompok ini memiliki pandangan bahwa saat Ali menerima arbitrase yang diajukan oleh Muawiyah, maka ia telah melakukan dosa besar. Oleh karena itu, Ali dianggap kafir dan darahnya halal untuk dibunuh. Tak hanya Ali, semua orang yang mereka anggap telah melanggar ajaran Islam masuk ke dalam golongan kafir, termasuk diantaranya Muawiyah bin Abi Sufyan, Amr Ibn Al-‘As, serta Abu Musa Al-Asy’ari.

Ada 2 faktor sehingga terlahirlah aliran teologi Khawarij

1. Faktor Politik

Khawarij secara historis lahir pada tahun 657 M tepat sesaat setelah terjadinya perang Siffin. Khawarij dapat dikatakan sebagai aliran teologi tertua dalam dunia Islam sekaligus pelopor lahirnya berbagai aliran teologi lainnya dalam dunia Islam. Pada awalnya aliran khawarij lahir bukan karena persoalan teologis dalam Islam melainkan karena persoalan politik yang sengit.

Salah satu peristiwa kelam yang menggegerkan penduduk Madinah adalah peristiwa terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan. Terbunuhnya Utsman bin Affan akibat adanya fitnah yang menimpa Utsman bin Affan. Salah satu penyebab yang semakin membuat fitnah ini tersulut adalah isu nepotisme yang membayangi pemerintahan Utsman bin Affan. Seperti yang diketahui bahwa semasa pemerintahannya, Utsman bin Affan banyak mengangkat para kerabatnya dalam posisi-posisi penting di tubuh pemerintahan, misalnya Mu'awiyah bin Abu Sofyan yang menduduki posisi Gubernur Syam, Abdullah bin Sa'ad bin Abu Sarh menduduki jabatan Gubernur Mesir, Abdullah bin Amir menduduki jabatan gubernur Bashrah sehingga Utsman bin Affan dituduh lebih mengutamakan kesejahteraan para kerabatnya dalam mengelola pemerintahan. Akibat dari fitnah ini adalah munculnya gerakan-gerakan pemberontakan yang ingin menggulingkan pemerintahan Utsman bin Affan. Klimaks dari pemberontakan ini adalah tewasnya Utsman bin Affan di tangan salah seorang pemberontak dari Mesir yaitu Wardan bin Samurah.

Di tengah situasi yang genting ini maka Ali lah satu-satunya tokoh umat Islam kala itu yang mampu menggantikan Utsman sebagai khalifah dan dipercaya mampu meredam pemberontakan-pemberontakan yang muncul. Akhirnya Ali dibaiat sebagai khalifah pada tanggal 25 Dzulhijah atau 24 Juni 656 M.

Tuntutan pertama yang dihadapi Ali ketika pertama memangku jabatan khalifah adalah menjatuhkan hukuman bagi para pembunuh Utsman bin Affan. Hal ini ditujukan agar kestabilan sistem kekhilafahan Islam dapat normal kembali. Langkah pertama Ali sebagai khalifah untuk meredam fitnah yang masih berkobar adalah dengan memecat semua pejabat tinggi yang dulu pernah diangkat oleh Utsman bin Affan karena pangkal utama dari kenapa timbulnya pemberontakan ini adalah ketidaksukaan para pemberontak terhadap pejabat-pejabat yang masih memiliki kolega dengan Utsman bin Affan.

Pada awal mulanya Khawarij adalah pendukung setia Khalifah Ali bin Abi Thalib yang mendukung Ali dalam melawan konfrontasi pasukan Mu'awiiyah dalam perang Siffin. Namun, pada akhirnya kaum khawarij merasa kecewa dan menuai kebencian kepada khalifah Ali bin Abi Thalib. Penyebabnya adalah keputusan Ali yang menerima perundingan perdamaian/Arbitrase dengan pihak Mu'awiyah. Kaum Khawarij menilai Ali tidak pantas melakukan perundingan perdamaian dengan pihak yang melakukan bughat/makar.

Setelah mereka mengkafirkan Ali dan pihak lainnya yang ikut terlibat dalam Arbitrase ini, kaum Khawarij melepaskan dukungannya kepada Ali dan keluar dari barisan kelompok Ali. Karena keputusan mereka untuk keluar (Khawarij) dari barisan Ali inilah yang menyebabkan mereka dinamakan dengan kaum Khawarij yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri.

2. Faktor Sosial

Selain karena faktor politik yang menyebabkan lahirnya kelompok Khawarij ternyata kondisi sosial juga turut mempengaruhi lahirnya kelompok ini. Sebagian besar orang-orang Khawarij berasal dari kalangan Arab Badui yang memiliki kedangkalan intelektual jika dibandingkan dengan kaum Muslim yang bertempat tinggal di pusat kota Madinah maupun Mekkah.

Selain itu letak geografis tempat tinggal mereka yang sangat berjauhan dengan domisili Rasul di pusat kota Medinah maupun Mekkah sehingga mereka tidak bisa setiap saat menjumpai Rasul dalam melakukan sharing mengenai masalah agama Islam.

Namun, walaupun begitu mereka memiliki semangat yang tinggi dalam melaksanakan secara aplikatif ajaran-ajaran Islam sehingga di kemudian hari kaum khawarij ini memiliki semangat fundamentalis membabi buta yang tidak didukung oleh pemahaman Islam secara komprehensif. Banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang masih bersifat mutasyabihat yang mereka tafsirkan menurut logika mereka saja dengan tujuan untuk mendukung doktrin ajaran mereka.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image