Pengaruh Kecanduan Game Online terhadap Skill Bersosialisasi Seseorang
Gaya Hidup | 2022-06-13 20:22:03Penggunaan teknologi yang masif membuat banyak sekali output daring (dalam jaringan) yang mengintervensi kehidupan manusia. Ada perubahan kondisi kehidupan yang sangat signifikan, dari yang sebelumnya berada pada basis luring menjadi daring. Perubahan ini juga didukung oleh kedatangan pandemi Covid-19 yang merubah tatanan sosial dalam masyarakat. Ada kenaikan pengguna internet sebanyak 73,7 persen pada kuartal terakhir tahun 2020, ini setara dengan 196,7 juta pengguna dari total populasi WNI. Jumlah ini tentu akan terus meningkat apalagi kondisi saat ini sudah memasuki tahun ke-2 pasca pandemi. Maraknya intensitas pengguna internet membuat pasar game online laku keras, pernyataan ini juga turut diamini oleh data yang menunjukan pengguna game online di Indonesia. Setidaknya ada sebanyak 46 persen penduduk Indonesia yang beralih pada game online dan tingkat mobile gamer (pemain gim daring) di Indonesia meningkat menjadi dua kali lipat. Signifikansi semacam ini menjadi sebuah keprihatinan masal, lantaran ada risiko laten yang tersembunyi dibalik maraknya game online.
Game online membuat penggunanya merasakan sebuah dunia imajinatif yang dibangun secara khusus untuk memuaskan keinginannya atas realitas yang tidak pernah dibayangkan. Banyak developer game online yang sengaja memberikan grafik, musik, dan perihal lain untuk memperbagus game garapan mereka agar semakin banyak mengundang pemain. Aspek-aspek tersebut juga akan membuat pemain game online tidak merasa bosan dan betah untuk bermain hingga lupa waktu. Dalam beberapa kasus, ada skenario dimana kegemaran seseorang untuk game online akan menjadi suatu adiksi sekaligus gangguan mental. Kondisi ini memicu seseorang bertingkah sangat acuh terhadap kondisi lingkungannya, tidak sedikit banyak pecandu game online cukup susah untuk bersosialisasi dengan seseorang. Bisa kita tilik bersama, bahwa ada ancaman yang cukup serius terhadap kemampuan interaksi seseorang bila dirinya sudah kecanduan dengan game online.
Game online dengan basis online akan mendekatkan yang jauh tapi menjauhkan yang dekat. Ini menjadi ironi lantaran ada banyak contoh dimana pecandu game online sukar untuk membedakan realitas di dunia game dan di dunia nyata. Interaksi dalam game seolah lebih mudah untuk diraih, karena ada persona ‘hero’ atau sosok yang lebih hebat ketika seseorang berada dalam game. Kendati demikian, sifat superior seseorang ketika berada dalam game online berbanding terbalik dengan kondisinya di dunia nyata. Sebutan anti sosial atau ansos banyak disematkan kepada para pecandu game online. Ada ketidaksinambungan dalam melakukan interaksi daring dan luring. Pada kasus yang lebih kompleks, kita akan menemukan termin hikikomori yang menunjukan isolasi sosial tingkat lanjut.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.