Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Firtian Ramadhani

Pembelajaran Tatap Muka Dilaksanakan : Kopi dan Gaya Hidup Mahasiswa sebelum Beranjak ke Kampus

Gaya Hidup | 2022-06-13 11:08:07

Sembari menunggu jam kuliah saat pembelajaran tatap muka berlangsung, saya melihat di sekitaran banyak sekali kedai kopi kekinian, mulai dari Menantea, Es Teh Indonesia, Janji Jiwa, sampai kopi di minimarket seperti Point Coffee atau Alfa Y. Pagi itu terlihat berbagai pegawai kedai kopi sedang bersiap-siap untuk membuka gerainya. Sembari menunggu para pegawai membuka kedai, sudah ada beberapa pelanggan setia yang menunggu untuk membeli kopi kesukaannya sebelum beranjak ke kampus untuk berkuliah.

Berbeda halnya dengan pemandangan sore hari pada saat matahari tenggelam setelah masa kuliah berakhir. Kedai-kedai kopi tersebut ramai oleh para mahasiswa. Banyak mahasiswa yang nongkrong sambil memainkan gadget atau mengerjakan tugas baik itu secara individu maupun bersama teman kelompok dengan laptopnya sambil menyeruput segelas es kopi.

Es kopi telah menjadi gaya hidup bagi mahasiswa khususnya generasi milenial dan generasi Z. Para pemilik coffee shop juga berlomba-lomba menciptakan produk olahan kopi yang baru untuk menawarkan agar konsumen betah di kedai kopi antara lain dengan menyediakan minuman non coffee, jajanan pendamping, ruangan yang nyaman, stop kontak, toilet dan tempat beribadah agar mahasiswa tidak harus keluar kedai ketika hendak menjalankan kewajibannya.

Negara kita Indonesia terkenal sebagai penghasil kopi yang masuk ke dalam lima besar dunia. Kopi yang terkenal sampai dunia itu antara lain Kopi Lampung, Kopi Bali, dan Kopi Wamena (Papua). Ada dua jenis kopi yang mempunyai ciri khas tersendiri dari kopi arabika yang mempunyai rasa asam, dan kopi robusta yang cenderung pahit.

Minuman yang mengandung zat adiktif dan masuk ke dalam golongan stimulan, yakni kafein. Zat adiktif adalah zat aktif yang ketika dikonsumsi dapat menyebabkan adiksi atau kecanduan. Adanya zat adiksi ditandai dengan toleransi memiliki keinginan kuat untuk mengkonsumsi terus menerus zat tersebut agar menghasilkan efek yang sama pada tubuh.

Namun, ketika zat konsumsi itu dihentikan, tentunya akan mengalami gejala seperti pusing, lemas serta kurang bersemangat ketika tidak meminum kopi. Mengetahui hal ini saya jadi teringat bau harum setiap pagi dari meja teman saya sebelum berangkat ke kampus dia selalu menyeduh kopi. Bahkan, dia pernah berkata kalau sehari saja tidak minum kopi, dia merasa tidak semangat menjalani hari-harinya. Selain tiap pagi selalu meminum kopi di kedai dekat kampus, dia selalu ada stok kopi hitam di laci meja tempat kostnya. Membayangkannya saja sudah cukup kerepotan.

Kafein tidak hanya terdapat dalam kopi, kafein juga terdapat dalam teh walaupun tidak setinggi kopi dalam jumlah yang sama. Efek dari kafein dapat meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, energi dan mood (suasana hati). Namun, ketika terlalu banyak mengkonsumsi kafein justru akan menyebabkan kecemasan yang berlebihan seperti sakit perut dan gangguan saat mau tidur. Selain kandungan kafein, ada senyawa antioksidan yang terdapat dalam kopi dan bermanfaat bagi kesehatan antara lain alkaloid dan polifenol.

Kopi memiliki sejumlah manfaat antara lain, menjaga kesehatan jantung, mengurangi resiko diabetes, menjaga kesehatan otak dan mengurangi resiko kanker. Ini berlaku bila mengkonsumsi kopi tetapi tidak menambahkan gula, susu dan makanan tinggi kalori lainnya.

Hal ini menyebabkan pengeluaran lifestyle yang cukup besar terutama bagi mahasiswa yang didominasi anak muda sehingga lama kelamaan akan menimbulkan gaya hidup yang konsumtif. Oleh sebab itu, kita harus bijak dalam mengelola mindset yang disesuaikan kebutuhan, bukan hanya sekedar ikut-ikutan trend saja.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image